02.07.2013 Views

BAMBANG Utoyo

BAMBANG Utoyo

BAMBANG Utoyo

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

1. Item key<br />

2. Subject key<br />

3. Direct key<br />

4. Associative key<br />

3. Regional key<br />

4. Analogues key<br />

64<br />

Zoom<br />

Gambar 2.31<br />

Pertampalan Depan (ABCD)<br />

dan Pertampalan Samping (ECFG)<br />

Dilihat dari titik 1 dan 2, titik P tampak<br />

di P dan di P .P P = paralaks titik P.<br />

1 2 1 2<br />

Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII<br />

Berdasarkan karakter intrinsiknya, kunci interpretasi dibedakan<br />

ke dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut.<br />

1) Kunci Langsung (Direct Key), yaitu kunci interpretasi yang<br />

dipersiapkan untuk objek yang tampak langsung dalam citra.<br />

Contoh, bentuk lahan dan pola aliran sungai.<br />

2) Kunci Asosiatif (Associative Key), yaitu kunci interpretasi citra<br />

terutama digunakan untuk informasi yang tidak tampak<br />

langsung pada citra. Contohnya kepadatan penduduk.<br />

c. Penanganan Data (Data Handling)<br />

Cara sederhana untuk mengatur citra dengan baik adalah sebagai<br />

berikut.<br />

1) Menyusun citra tiap satuan perekaman atau pemotretan secara<br />

alfabetis dan menghadap ke atas.<br />

2) Mengurutkan tumpukan citra sesuai dengan urutan interpretasi<br />

yang akan dilaksanakan.<br />

3) Meletakkan tumpukan citra sedemikian rupa sehingga jalur<br />

terbang mem bentang dari kiri ke kanan.<br />

4) Meletakkan citra yang akan digunakan bersebelahan dengan citra<br />

pembanding.<br />

5) Pada saat citra dikaji, tumpukan menghadap ke bawah dalam<br />

urutannya.<br />

d. Pengamatan Stereoskopik<br />

Pengamatan stereoskopik pada pasangan citra yang ber tampalan<br />

akan menimbulkan gambaran tiga dimensi. Citra yang telah lama<br />

dikembangkan untuk pengamatan stereoskopik adalah foto udara. Foto<br />

udara dapat digunakan untuk mengukur beda tinggi dan tinggi objek<br />

apabila diketahui tinggi salah satu titik yang tergambar dalam foto.<br />

Selain itu, dapat pula diukur kemiringan lereng objek pada foto.<br />

Perwujudan tiga dimensi memungkinkan penggunaan foto untuk<br />

membuat peta kontur. Syarat pengamatan stereoskopik antara lain<br />

adanya daerah yang bertampalan dan adanya paralaks pada daerah<br />

yang bertampalan. Paralaks adalah perubahan letak objek pada citra<br />

terhadap titik pengamatan.<br />

1 2 1 2<br />

A B<br />

G F<br />

E<br />

D C<br />

P 2<br />

P<br />

P 1<br />

Sumber: Penginderaan Jauh Jilid 1, 1998<br />

e. Metode Pengkajian<br />

Interpretasi citra diawali dari pengkajian terhadap semua objek<br />

yang sesuai dengan tujuannya. Pada dasarnya, terdapat dua metode<br />

pengkajian secara umum, yaitu sebagai berikut.<br />

1) Fishing Expedition. Citra menyajikan gambaran lengkap<br />

objek di permukaan bumi. Bagi interpreter citra yang kurang<br />

berpengalaman, sering mengambil data lebih dari yang<br />

dibutuhkan. Hal ini disebabkan interpreter mengamati data citra<br />

secara keseluruhan.<br />

2) Logical Search. Interpreter secara selektif mengambil data yang<br />

diperlu kan untuk tujuan interpretasinya.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!