13.04.2014 Views

Ujicoba Penanaman Jenis Ramin (Gonystylus bancanus (Miq ... - ITTO

Ujicoba Penanaman Jenis Ramin (Gonystylus bancanus (Miq ... - ITTO

Ujicoba Penanaman Jenis Ramin (Gonystylus bancanus (Miq ... - ITTO

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

c-<br />

l.<br />

r<br />

,<br />

I<br />

disebabkan oleh adanya alih fungsi lahan<br />

untuk kegiatan lain seperti untuk<br />

pertanian dan perkebunan, terutama<br />

kelapa sawit, HTI untuk pulp dan tanaman<br />

pertanian lainnya (Istomo, 2006).<br />

Dalam proses perubahan HRG<br />

yang dibuka untuk dijadikan hutan<br />

tanaman, terjadi perubahan ekosistem<br />

secara drastis mengingat sistem<br />

pengelolaan hutan tanaman dilakukan<br />

secara intensif dan pada umumnya hanya<br />

menggunakan satu jenis tan am an.<br />

Pembukaan lahan gambut untuk<br />

peruntukan lain dimungkinkan dengan<br />

bantuan teknologi yang tepat guna dalam<br />

hal mengatasi kelebihan air serta media<br />

lumpur yang empuk namun miskin hara.<br />

Seperti yang terjadi di Kalimantan Tengah<br />

yaitu proyek lahan gambut 1 juta hektar<br />

yang membuka lahan secara cepat dan<br />

membuka kanal-kanal drainase. Proyek<br />

yang dibangun tersebut berdampak<br />

merusak Iingkungan dan ekosistem hutan<br />

gambut dengan merubah karakter tata air<br />

yang selanjutnya akan berpengaruh<br />

buruk pad a ekosistem hutan rawa gambut<br />

:(Setyawati et aI, 2007).<br />

Seperti telah disebutkan<br />

sebelumnya, kerusakan HRG sebagai<br />

habitat ramin di Indonesia telah<br />

berlangsung sejak sistem eksploitasi<br />

hutan dilakukan. Sistem sivikultur TPTI<br />

(Tebang Pilih Tanam Indonesia) yang<br />

diterapkan pada dasarnya dapat<br />

menjamin kelestarian hutan, namun<br />

pengawasan dan pemeliharaan tegakan<br />

tunggal (pasca penebangan) tidak<br />

dijalankan dengan baik sehingga<br />

merangsang terjadinya kerusakan<br />

Iingkungan yang berkelanjutan.<br />

Kerusakan lahan gambut semakin parah<br />

pada era reformasi dan otonomi daerah.<br />

Hal 1nl terlihat dengan kurangnya<br />

kepeduJian dan ketaatan semua pihak<br />

pada peraturan/ketentuan yang ada,<br />

dengan alasan beban kebutuhan hidup<br />

dan peningkatan ekonomi masyarakat<br />

(Hadisuparto, 2006).<br />

Pad a dasarnya, pemerintah telah<br />

melakukan upaya perlindungan lahan<br />

gambut dengan dikeluarkannya Keppres<br />

No. 32 tahun 1990 tentang pengelolaan<br />

kawasan lindung, khususnya Pasal 9 dan<br />

Pasal 10 yang menjelaskan bahwa<br />

kawasan bergambut merupakan tanah<br />

bergambut dengan kedalaman 3 meter<br />

atau lebih yang terdapat di bagian hulu<br />

sungai dan rawa. Perlindungan terhadap<br />

kawasan gambut ini bertujuan untuk<br />

menjaga dan mengendalikan hidrologi<br />

wilayah yang berfungsi sebagai ..<br />

penangkap air dan pencegah banjir.<br />

,<br />

r-<br />

c-<br />

,<br />

r-<br />

I<br />

c-<br />

I<br />

I<br />

,-<br />

i<br />

r-<br />

I<br />

Ī<br />

r-<br />

I<br />

- I<br />

7<br />

,--<br />

!

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!