Ujicoba Penanaman Jenis Ramin (Gonystylus bancanus (Miq ... - ITTO
Ujicoba Penanaman Jenis Ramin (Gonystylus bancanus (Miq ... - ITTO
Ujicoba Penanaman Jenis Ramin (Gonystylus bancanus (Miq ... - ITTO
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
<br />
I<br />
r--<br />
I<br />
r----'<br />
I<br />
,<br />
I<br />
I<br />
r-<br />
I<br />
I'<br />
r-<br />
"<br />
I'<br />
I<br />
I<br />
,--,<br />
I<br />
,-----<br />
I<br />
r-<br />
,~<br />
,<br />
r-<br />
I ,<br />
i<br />
5)<br />
Wewenang dan Pembinaan.<br />
Penataan ruang, baik wilayah<br />
tingkat Nasional, tingkat Provinsi<br />
ataupun tingkat Kabupaten I<br />
Kotamadya dilakukan secara<br />
terpadu (integrated) dan tidak<br />
dipisah-pisahkan. Untuk wilayah<br />
yang meliputi lebih dari satu<br />
kawasan Provinsi Daerah Tingkat I<br />
penyusunannya dikoordinasikan<br />
oleh Menteri untuk kemudian<br />
dipadukan ke dalam rencana tata<br />
ruang wilayah provlnsl yang<br />
bersangkutan dan untuk kawasan<br />
yang melebihi satu kawasan daerah<br />
Tingkat " dilakukan oleh Gubernur<br />
Kepala Daerah Tingkat I.<br />
, Berkaitan dengan kewajiban<br />
disebutkan bahwa setiap orang<br />
berkewajiban berperan serta dalam<br />
memelihara kualitas ruang dan<br />
menaati rencana tata ruang yang<br />
ditetapkan. Namun tidak ada<br />
ketentuan mengenai sangsi atau<br />
ancaman pidana apabila terjadi<br />
pelanggaran terhadap hak-hak<br />
setiap orang yang dijamin o/eh<br />
UUPR tersebut. Kecuali, disebutkan<br />
bahwa penertiban terhadap<br />
pemanfaatan ruang. yang tidak<br />
sesuai dengan Rencana T ata<br />
Ruang diselenggarakan dalam<br />
bentuk pengenaan sangsi sesuai<br />
dengan peraturan perundangundangan<br />
yang berlaku.<br />
Khususnya mengenai peranserta<br />
masyarakat, UUPR menyebutkan<br />
bahwa : penataan ruang dilakukan<br />
o/eh Pemerintah dengan peranserta<br />
masyarakat ini selanjutnya<br />
ditindak/anjuti oleh Peraturan<br />
Pemerintah Nomor 69 Tahun1996<br />
tentang Peran Serta Masyarakat<br />
Dalam Penataan Ruang. Peraturan<br />
Pemerintah tersebut merupakan<br />
produk hukum posit if pertama yang<br />
mengatur peranserta masyarakat<br />
secara khusus di Indonesia.<br />
Undang-Undang Nomor 5 Tahun<br />
1994, tentang Pengesahan<br />
Konvensi PBB tentang<br />
Keanekaragaman Hayati<br />
Tujuan dari UU No. 5 tahun<br />
1994 adalah konservasi<br />
keanekaragaman<br />
hayati,<br />
pemanfaatan<br />
komponenkomponennya<br />
secara berkelanjutan<br />
dan membagi keuntungan yang<br />
dihasilkan dari pendayagunaan<br />
sumberdaya genetik secara adil dan<br />
merata, termasuk melalui akses<br />
yang memadai terhadap<br />
sumberdaya genetik, dengan alih<br />
teknologi yang tepat guna, dan<br />
dengan memperhatikan semua hak<br />
atas sumberdaya-sumberdaya<br />
maupun dengan pendanaan yang<br />
memadai. Undang-undanginiterdiri<br />
dari 42 pasal, selain memuat<br />
tentang Tujuan, Pengertian dan<br />
Prinsip, juga memuat hal tentang<br />
Lingkup Kedaulatan, Kerjasama<br />
Internasional, Tindakan Umum Bagi<br />
Konservasi dan Pemanfaatan<br />
Secara Berkelanjutan, Identifikasi<br />
dan Pemantauan, Konservasi In-situ<br />
dan Ek-situ. Pemanfaatan Secara<br />
Berkelanjutan<br />
Komponenkomponen<br />
Keanekaragaman<br />
Hayati, Tindakan Insentif, Penelitian<br />
dan Pelatihan, Pendidikan dan<br />
Kesadaran Masyarakat,' Pengkajian<br />
Dampak dan Pengurangan Dampak<br />
Negatif.<br />
Konvensi PBB tentang<br />
Keanekaragaman Hayati juga<br />
mengamanatkan kepada negara<br />
untuk, 1) mengembangkan strategi,<br />
rencana atau program nasional<br />
untuk konservasi dan pemanfaataan<br />
secara<br />
berkelanjutan<br />
keanekaragaman hayati atau<br />
program yang sudah ada, dan 2)<br />
memadukan konservasi dan<br />
pemanfaatan secara berkelanjutan<br />
keanekaragaman hayati ke dalam<br />
rencana, program dan kebijakan<br />
sektoral atau lintas sektoral yang<br />
berkaitan sejauh mungkin dan jika<br />
sesuai. Dua amanat konvensi<br />
tersebut -khususnya memadukan<br />
konservasi ke dalam pelaksanaan<br />
pembangunan Indonesia- penting<br />
untuk ditelusuri, apakah secara<br />
konsisten telah dilaksanakan.<br />
Penelusuran tersebut untuk melihat<br />
I<br />
I<br />
I<br />
I<br />
23