Petunjuk Pelaksanaan Program Replikasi P2KP Wilayah BALI
Petunjuk Pelaksanaan Program Replikasi P2KP Wilayah BALI
Petunjuk Pelaksanaan Program Replikasi P2KP Wilayah BALI
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
<strong>Program</strong><br />
Penanggulangan<br />
Kemiskinan<br />
di Perkotaan<br />
BAB I . PENDAHULUAN<br />
1.1 Latar Belakang<br />
Upaya menumbuhkan gerakan masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan melalui<br />
<strong>P2KP</strong> yang dimulai sejak Tahun 1999 dilakukan dengan membangun lembaga<br />
kepemimpinan kolektif warga di tingkat Kelurahan/Desa yang disebut Badan Keswadayaan<br />
Masyarakat (BKM), agar pada masa berikutnya upaya penanggulangan kemiskinan dapat<br />
dijalankan sendiri oleh masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan.<br />
<strong>P2KP</strong> dalam pelaksanaannya menggunakan strategi dalam bentuk fasilitasi untuk<br />
perubahan sikap prilaku masyarakat, melalui metoda pemberdayaan masyarakat untuk<br />
mewujudkan proses transformasi sosial secara bertahap dari masyarakat miskin menuju<br />
masyarakat berdaya, masyarakat mandiri dan akhirnya tatanan masyarakat madani.<br />
Hingga periode Mei 2006, pelaksanaan <strong>P2KP</strong> hampir menjangkau seluruh Provinsi<br />
Indonesia, terkecuali Provinsi Bali. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan sumber dana<br />
yang tersedia, sehingga sampai pelaksanaan <strong>P2KP</strong>-3 hanya mencakup wilayah dengan<br />
kriteria jumlah penduduk miskin lebih besar dari 30% dari total penduduk.<br />
Padahal, beberapa kota/kabupaten di Provinsi Bali berdasarkan data dari Bappeda<br />
Provinsi <strong>BALI</strong> tahun 2006 memiliki jumlah penduduk miskin yang cukup besar, yaitu<br />
mencapai sekitar 25% hingga 35%, yakni di Kabupaten Buleleng dan Kabupaten<br />
Karangasem. Sementara di kabupaten Tabanan, Jembrana, Klungkung dan Bangli, tingkat<br />
kemiskinan penduduk di atas 10% hingga 19%. Hanya Kota Denpasar, Badung dan<br />
Gianyar menunjukkan tingkat kemiskinan cukup rendah, yakni antara 4% sampai 6%.<br />
Dengan demikian pada dasarnya Provinsi Bali, sebagaimana wilayah provinsi lainnya di<br />
Indonesia, tidak luput dari persoalan kemiskinan di beberapa wilayahnya. Persoalan<br />
kemiskinan di Bali malah diperkirakan menjadi persoalan yang semakin serius dan<br />
meningkat pasca Bom Bali 1 dan Bom Bali 2. Hal ini dikarenakan kondisi pariwisata<br />
sebagai andalan masyarakat Bali belum pulih pasca Bom bali tersebut.<br />
Selain itu, sebagai konsep alternatif penanggulangan kemiskinan di perkotaan, dengan<br />
pendekatan, substansi dan konsep dasar <strong>P2KP</strong> yang berbasis pembelajaran nilai-nilai<br />
universal kemanusiaan (gerakan moral), nilai-nilai sosial kemasyarakatan (modal sosial)<br />
dan pilar-pilar pembangunan berkelanjutan dengan pendekatan Tridaya dapat<br />
dilaksanakan di provinsi Bali, melalui <strong>Program</strong> <strong>Replikasi</strong> <strong>P2KP</strong> .<br />
Karakteristik masyarakat di Bali sangat khas, dimana dari segi adat dan budaya, terdapat<br />
kelembagaan masyarakat yang mewarnai kehidupan sosial budaya, yakni Pakraman atau<br />
Desa Adat. Di samping itu, sudah dilaksanakan pula program Pembangunan yang<br />
bertumpu pada kelompok masyarakat (Community Based Development/CBD) untuk<br />
penanggulangan kemiskinan. Diupayakan pelaksanaan <strong>Program</strong> <strong>Replikasi</strong> <strong>P2KP</strong> di<br />
provinsi Bali, tidak berbenturan dengan program CBD lainnya.<br />
Oleh karena itu, tantangan <strong>Program</strong> <strong>Replikasi</strong> <strong>P2KP</strong> di Bali adalah bagaimana Mendorong<br />
Desa Adat dan masyarakatnya beserta pemerintah daerah mensinergikan potensi nilai-nilai<br />
lokal yang mereka miliki dengan nilai-nilai universal yang melandasi pelaksanaan <strong>P2KP</strong>.<br />
Sinergi dan harmonisasi nilai-nilai inilah yang diharapkan akan menjadi potensi kekuatan<br />
masyarakat bersama pemda setempat untuk mampu mengorganisir diri dalam membangun<br />
kemitraan sinergis untuk menanggulangi persoalan kemiskinan di wilayahnya dan<br />
mengembangkan lingkungan permukiman yang layak huni, nyaman, produktif dan berjati<br />
diri.<br />
<strong>Petunjuk</strong> <strong>Pelaksanaan</strong> <strong>Program</strong> <strong>Replikasi</strong> <strong>P2KP</strong> <strong>Wilayah</strong> <strong>BALI</strong> 1