24.12.2014 Views

mvcal BAB5

mvcal BAB5

mvcal BAB5

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

DIKTAT KULIAH<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK<br />

(IE-308)<br />

BAB 5 INTEGRAL LIPAT<br />

Diktat ini digunakan bagi mahasiswa<br />

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik<br />

Universitas Kristen Maranatha<br />

Ir. Rudy Wawolumaja M.Sc<br />

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - FAKULTAS TEKNIK<br />

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA<br />

BANDUNG<br />

2012<br />

Diktat ini disusun berdasarkan “Calculus III” oleh Paul Dawkins, Lamar University dengan penyesuaian berupa penerjemahan, pengurangan<br />

dan penambahan dari sumber-sumber lainnya.


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

BAB 5. INTEGRAL LIPAT<br />

5.1. Integral Lipat Dua/ Integral Ganda / Double Integrals<br />

Bila f(x) fungsi variabel tunggal x, maka integral untuk x dalam interval<br />

, adalah:<br />

Dari definisi definite integral, maka masalah adalah masalah luas dibawah kurva f(x). Bila<br />

interval dibagi menjadi n subinterval dengan lebar dan dipilih titik, , dari<br />

setiap subinterval seperti yang ditunjukkan dibawah ini,<br />

Gambar 5.1.<br />

Setiap persegi empat diatas memiliki tinggi dan dengan menghitung luas dari setiap<br />

persegi empat dapat ditaksir pendekatan luas sebagai berikut :<br />

Untuk mendapatkan luas lebih akurat maka diambil nilai limit bila n menuju tak hingga<br />

(infinite) dan dari definisi definite integral :<br />

Bila integrasi fungsi variabel tunggal, range adalah suatu interval (ruang 1 dimensi), maka<br />

dalam fungsi 2 variabel integrasi dilakukan atas jangkauan range berupa daerah/region dalam<br />

(ruang 2 dimensi). Jadi jika fungsi adalah fungsi 2 variabel, maka<br />

Jika daerah dalam adalah persegi empat yang dinyatakan :<br />

Yang berarti: jangkauan untuk x dan y adalah dan .<br />

Berikut gambar dari permukaan S yang menggambarkan atas daerah persegi<br />

panjang R.<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 92<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

Gambar 5.2.<br />

Persoalan integral ganda disini menjadi mencari volume dibawah permukaan S dan diatas<br />

daerah/region R yang terletak pada bidang datar xy.<br />

Region R dibagi menjadi sub-region dengan membagi interval menjadi n<br />

subintervals dan membagi interval menjadi m subintervals. Sehingga R akan<br />

terbagi menjadi sederetan persegi panjang yang kecil dan untuk masing-masing persegi<br />

panjang dipilih sebuah titik<br />

. Berikut gambar sketsa dimaksud:<br />

Gambar 5.3.<br />

Diatas setiap persegi panjang kecil dibangun kotak dengan tinggi .<br />

Berikut adalah gambar sketsa<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 93<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

Gambar 5.4.<br />

Tiap persegi panjang kecil sebagai luas basis dan tinggi sehingga volume<br />

kotak-kotak kecil tersebut dinyatakan oleh<br />

S adalah mendekati,<br />

. Total volume dibawah permukaan<br />

Digunakan notasi double sum ( Σ ) karena kita menjumlahkan volume dalam arah x dan y .<br />

Taksiran volume lebih baik dan akurat didapat dengan mengambil n dan m lebih besar dan<br />

semakin besar kita semakin baik, sehingga untuk mendapat nilai volume akurat dicari limit<br />

dimana kedua n dan m menuju tak hingga (infinity).<br />

Definisi formal dari double integral untuk fungsi 2 variabel diatas persegi panjang R adalah<br />

Ada persamaan dan perbedaan dengan notasi integral tunggal. Digunakan 2 notasi integral (<br />

yang menyatakan kita bekerja dalam dua dimensi dan dA yang menyatakan area/luas<br />

sebagai differential. (differential dA bisa dinyatakan dengan dx dy ).<br />

Tafsiran double integral dari<br />

(dan diatas bidang - xy). Atau,<br />

atas persegi empat R adalah volume dibawah fungsi<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 94<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

5.2. Integral teriterasi<br />

Bila pada bagian lalu integral ganda di definisikan, maka pada bagian ini dipelajari<br />

bagaimana menghitung integral ganda pada daerah persegi panjang .<br />

Teorema Fubini<br />

Jika adalah fungsi kontinu pada daerah maka,<br />

Bentuk integral diatas disebut integral teriterasi.<br />

Cara menghitung integral ganda dilakukan dengan menghitung berurutan integral terhadap<br />

differential dy atau dx. Bila perhitungan pertama dilakukan terhadap dy (integral dalam),<br />

maka batas dari integral dalam adalah batas y yang disyaratkan dan urutan perhitungan<br />

kedua adalah integrasi terhadap dx (integral luar) dan batas dari integral luar adalah batas x<br />

yang disyaratkan. Demikian sebaliknya bila perhitungan pertama dilakukan terhadap dx.<br />

Misalkan ingin dihitung:<br />

Bila perhitungan pertama dilakukan terhadap dy (integral dalam), maka batas dari integral<br />

dalam adalah batas y yang disyaratkan yaitu c, d .<br />

Perhitungan dilakukan dengan menahan x tetap dan dilakukan integrasi terhadap dy, sama<br />

seperti melakukan proses integrasi variabel tunggal. Hasil dari integrasi ini akan<br />

menghasilkan fungsi yang hanya muncul variabel x dan perhitungan kedua dilakukan<br />

terhadap dx (integral luar).<br />

Bandingkan dengan turunan parsial, dimana proses penurunan dilakukan satu demi satu<br />

terhadap x lalu terhadap y, maka proses integrasi ganda juga kurang lebih seperti demikian.<br />

Contoh 5.2.1. Hitung double integral berikut ini terhadap daerah R,<br />

Jawab<br />

,<br />

,<br />

Cara 1<br />

Dilakukan perhitungan pertama integrasi terhadap y sebagai integral dalam. Sehingga integral<br />

teriterasi dinyatakan sbb.:<br />

Perhitungan integral dalam terhadap dy dilakukan dengan menganggap x adalah tetap :<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 95<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

Berikutnya dilakukan proses integrasi luar terhadap dx, sehingga didapat :<br />

Cara 2<br />

Pengerjaan dilakukan dengan proses integrasi pertama terhadap x, kemudian terhadap y.Dan<br />

didapat hasil sbb.:<br />

Cara 1 & 2 memberikan hasil yang sama, jadi urutan pengerjaan tidak berpengaruh.<br />

Contoh 5.2.2. Hitung double integral berikut ini terhadap daerah R,<br />

,<br />

Integrasi dilakukan pertama terhadap y,<br />

Contoh 5.2.3. Hitung double integral berikut ini terhadap daerah R,<br />

,<br />

Integrasi pertama dilakukan terhadap x.<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 96<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

Contoh 5.2.4. Hitung double integral berikut ini terhadap daerah R,<br />

,<br />

Contoh 5.2.5. Hitung double integral berikut ini terhadap daerah R,<br />

,<br />

Substitusi :<br />

Sehingga didapat<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 97<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

Bila kita melakukan integrasi pertama terhadap x maka penyelesaian akan lebih rumit.<br />

Substitusi:<br />

Sehingga,<br />

Perhitungan jelas diatas lebih rumit, jadi sebagai tip untuk alasan praktis urutan perhitungan<br />

sebaiknya dipilih urutan yang memberikan perhitungan yang paling sederhana. (karena cara 2<br />

dilakukan untuk maksud menunjukkan alas an saran diatas, perhitungan tidak dilanjutkan).<br />

Teorema<br />

Jika<br />

maka,<br />

dan dilakukan integrasi pada daerah persegi empat<br />

Contoh 5.2.6. Hitung , .<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 98<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 99<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

5.3. Integral Ganda batasan Umum<br />

Jika pada bagian yang lalu dilakukan proses integrasi atas daerah persegi empat, maka pada<br />

bagian ini akan dipelajari daerah yang tidak segi empat, lebih umum.<br />

dimana D adalah sembarang daerah pembatas. Ada dua jenis daerah pembatas.<br />

Berikut gambar sketsa daerah pembatas :<br />

Gambar 5.5.<br />

Daerah pembatas tersebut dinyatakan dengan standard notasi sbb. :<br />

Untuk kasus 1<br />

Untuk kasus 2.<br />

Untuk kasus 1 dimana integral didefinisiskan :<br />

Untuk kasus 2 dimana integral didefinisikan :<br />

Teorema<br />

1.<br />

2. , dimana c adalah suatu konstanta (constant).<br />

3. Jika daerah D dapat di bagi menjadi dua daerah terpisah D 1 dan D 2 maka integral dapat<br />

ditulis sebagai :<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 100<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

Contoh 5.3.1. Hitung integral atas daerah D.<br />

(a) ,<br />

(b) , D adalah daerah yang dibatasi dan .<br />

Solusi<br />

(c) , D adalah segitiga dengan ujung titik , , dan .<br />

(a) ,<br />

(b) , D adalah daerah dibatasi oleh dan .<br />

Digambarkan dalam sketsa berikut ini :<br />

Gambar 5.6.<br />

Sehingga bisa dinyatakan dalam rumusan ketidaksamaan :<br />

Sehingga perhitungan integralnya:<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 101<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

(c) , D adalah segitiga dengan koordinat titik ujung , , dan<br />

Gambar sketsa D adalah sbb.:<br />

Gambar 5.7.<br />

Sisi pembatas segi tiga dapat diperoleh persamaan garisnya, seperti yang dinyatakan dalam<br />

gambar sketsa diatas. Ada dua cara untuk menyatakan daerah pembatas, yaitu pertama<br />

dengan menyatakan y = f(x) dan kedua dengan menyatakan x = f(y). Untuk cara pertama,<br />

maka daerah pembatas adalah:<br />

dimana,<br />

Cara kedua dengan menyatakan x sebagai f(x):<br />

Maka daerah pembatas dinyatakan sebagai:<br />

Solusi dengan cara 1<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 102<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

Solusi dengan cara 2<br />

Cara ini lebih ringkas dari cara 1:<br />

Contoh 1 menunjukkan solusi yang bisa dilakukan dengan 2 cara, yaitu cara 1 melakukan<br />

urutan integrasi, pertama terhadap x kemudian terhadap y dan cara 2 melakukan urutan<br />

integrasi pertama terhadap y kemudian terhadap x.<br />

Terkadang ada persoalan yang solusinya hanya dengan 1 cara, apakah cara 1 atau cara 2 saja.<br />

Contoh 5.3.2. Hitung integral berikut :<br />

Solusi<br />

(a)<br />

(b)<br />

(a)<br />

Bila kita mencoba meng integrasi terhadap y maka tidak bisa karena kita membutuhkan y 2<br />

didepan exponential. Maka dapat dicoba dengan membalik urutan yaitu melakukan integrasi<br />

pertama terhadap x, kemudian terhadap y. Namun untuk itu kita harus melakukan<br />

penyesuaian untuk batas integralnya, dan cara yang terbaik adalah dengan menggambarkan<br />

sketsa daerah pembatas dan menata ulang pernyataan batasan nya. :<br />

Dari rumusan integral diketahui ketidaksamaan yang mendefinisikan daerah pembatas<br />

adalah:<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 103<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

Dari ketidaksamaan diatas kita tahu batas bawah daerah pembatas adalah kurva<br />

batas atas daerah pembatas adalah dan batas pembatas tersebut terletak antara<br />

dan .<br />

Berikut ini sketsa dari daerah pembatas :<br />

dan<br />

Gambar 5.8.<br />

Karena urutan proses integrasi ditukar menjadi pertama integrasi terhadap x, maka kita perlu<br />

menyatakan pembatas integrasi x sebagai fungsi y, x = f(y). Sehingga didapat :<br />

Garis pembatas horizontal x mulai dari and berakhir pada dan jangkauan dari<br />

y mulai dari 0 sampai 9.<br />

Sehingga pernyataan integral awal ekivalen dengan pernyataan berikut dan hasil perhitungan:<br />

(b)<br />

Sama dengan contoh 2a, disini proses integrasi terhadap x tidak dapat dilakukan, sehingga<br />

dicoba urutan dibalik, untuk itu batas integral perlu disesuaikan.<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 104<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

Sketsa dari daerah pembatas :<br />

Jadi kita mendapatkan batas integral:<br />

Gambar 5.9.<br />

Hasil perhitungan integral ,<br />

Interpretasi geometris double integral sebagai volume dibawah fungsi permukaan<br />

dan diatas daerah pada bidang xy,<br />

Contoh 5.3.3. Hitung volume benda yang terletak dibawah fungsi permukaan<br />

dan terletak diatas daerah pada bidang xy yang dibatasi oleh<br />

.<br />

Solusi<br />

Berikut ini sketsa permukaan dan daerah dibawah permukaan pada bidang xy .<br />

dan<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 105<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

Gambar 5.10.<br />

Berikut daerah pembatas pada bidang xy.<br />

Gambar 5.11.<br />

Titik potong persamaan garis pembatas adalah : d an .<br />

Jadi, ketidaksamaan daerah D pada bidang xy dapat dinyatakan sbb.:<br />

Volume dapat dihitung :<br />

Contoh 5.3.4. Hitung volume benda yang dibatasi bidang , , ,<br />

.<br />

Solusi<br />

Persamaan bidang pertama,<br />

, ditulis ulang sebagai,<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 106<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

merupakan fungsi permukaan bidang atas dari benda yang dicari, dan terletak diatas daerah<br />

pembatas D pada bidang xy. Bidang kedua, , adalah bidang sisi dari volueme benda.<br />

Sketsa benda adalah sbb. :<br />

Gambar 5.12.<br />

Daerah pembatas D adalah daerah pada bidang xy ( ) yang dibatasi oleh , ,<br />

dan garis dimana bidang<br />

memotong bidang xy. Dengan memasukkan<br />

dapat ditetapkan perpotongan bidang<br />

dengan bidang xy , yaitu:<br />

Sehingga gambar sketsa daerah D adalah sbb. :<br />

Gambar 5.13.<br />

Interpretasi geometris integral ganda, sebagai Luas suatu daerah :<br />

Misal diinginkan untuk menghitung luas dari daerah yang tersrsir yang ditunjukkan dalam<br />

gambar dibawah ini :<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 107<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

Gambar 5.14.<br />

Area (A) dapat dinyatakan dalam persamaan integral tunggal :<br />

Atau dengan integral ganda dapat dinyatakan sebagai :<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 108<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

5.4. Integral Ganda dalam Koordinat Polar<br />

Dalam beberapa kasus melakukan proses integrasi menggunakan koordinat Cartesian akan<br />

lebih rumit daripada melakukan proses integral pada system koordinat lainnya (polar,<br />

silendris, bola). Menghitung integral ganda suatu fungsi permukaan diatas daerah pembatas D<br />

yang berbentuk cakram, bagian dari cakram . Melakukan perhitungan integral ganda dalam<br />

koordinat Cartesian akan lebih rumit daripada dalam koordinat polar.<br />

Misal diminta untuk menghitung integral ganda,<br />

f x, y dA<br />

D<br />

, D adalah cakram dengan radius 2.<br />

Dalam koordinat Cartesian, maka daerah D dinyatakan dalam ketidaksamaan x dan y,<br />

Sehingga bentuk integral gandanya,<br />

Dengan menggunakan koordinat polar daerah D dapat dinyatakan dengan ketidaksamaan :<br />

Dengan merubah variabel x dan y ke r dan θ dan dA = dx dy ke pernyataan koordinat polar<br />

maka kita bisa menghitung dalam koordinat polar yang prosesnya akan lebih sederhana.<br />

Perlu diperhatikan dalam konversi koordinat Cartesian ke koordinat polar , bahwa:<br />

, tetapi !!!!!!!!!!!!!<br />

Berikut penurunan rumusan dA untuk koordinat polar:<br />

Misal daerah pembatas dalam koordinat polar digambarkan sbb.<br />

Gambar 5.15.<br />

Daerah pembatas dapat dinyatakan dengan ketidaksamaan :<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 109<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

Untuk mendapatkan dA dalam koordinat polar, ditunjukkan dengan proses dibawah ini:<br />

Gambar 5.16.<br />

Bila daerah pembatas D dibagi kedalam kisi-kisi yang dibatasi garis jejari dan garis busur<br />

sudut maka didapat gambaran seperti gambar diatas. Dan dari perbesaran satu kisi yang<br />

didapat dalam gambar diatas, diperoleh sepotong daerah pembatas . Dua sisi dari<br />

potongan daerah pembatas ini mempunyai sisi sepanjang , dimana adalah<br />

radius dari busur luar dan adalah radius dari busur dalam. Panjang busur dalam adalah<br />

dan panjang busur luar adalah , dimana adalah sudut antara dua jejari yang<br />

membatasi daerah tersebut. Bila diasumsikan, kisi-kisi sedemikian kecil sehingga bisa<br />

dianggap , sehingga dapat di asumsi kan potongan daerah pembatas mendekati<br />

persegi empat, sehingga:<br />

dan bila kisi-kisi sedemikian kecilnya, sehingga dapat dianggap :<br />

Sehingga dengan assumsi diatas, didapat:<br />

Untuk merubah variabel x dan y ke variabel r dan , maka dengan menggunakan rumus<br />

konversi :<br />

Didapat rumusan integral ganda dalam koordinat polar :<br />

Contoh 5.4.1. Hitung integral berikut dengan merubah kekoordinat polar.<br />

(a) , D adalah bagian dari daerah yang dibatasi kurva radius 2 dan radius 5<br />

dan berpusat dititik origin dan berada di kuadran 1.<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 110<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

(b)<br />

, D adalah unit circle yang berpusat dititik origin.<br />

Solusi<br />

(a) , D adalah bagian dari daerah yang dibatasi kurva radius 2 dan radius 5<br />

dan berpusat dititik origin dan berada di kuadran 1.<br />

Dalam koordinat polar, daerah pembatas D diatas dinyatakan dengan ketidaksamaan :<br />

Untuk r :<br />

Untuk θ yang terletak di kuadran pertama : 0 θ<br />

Sehingga integral dinyatakan :<br />

π<br />

2<br />

(b)<br />

, D adalah unit circle yang berpusat dititik origin.<br />

Dalam koordinat polar, daerah pembatas D dinyatakan dalam ketidaksamaan :<br />

Sehingga integral dalam koordinat polar :<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 111<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

Contoh 5.4.2. Tentukan luas daerah yang berada dalam dan diluar .<br />

Solusi<br />

Sketsa daerah D, digambarkan terarsir.<br />

Gambar 5.17.<br />

Untuk menentukan luas daerah tersebut, perlu dicari nilai θ dimana kedua kurva memotong.<br />

Titik tersebut ditentukan dengan menyamakan kedua persamaan, sehingga:<br />

Sehingga sketsa dengan sudut yang didapat diatas digambarkan.<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 112<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

Gambar 5.18.<br />

Catatan : adalah penulisan alternative dari sudut .<br />

Sehingga range dari sudut θ dan jejari r adalah :<br />

Sehingga luas D adalah,<br />

Contoh 5.4.3. Hitung volume daerah yang terletak didaerah dibawah bola ,<br />

diatas bidang dan didalam silender .<br />

Solusi<br />

Rumus untuk mendapatkan volume dibawah suatu fungsi diatas daerah pembatas adalah:<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 113<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

Persamaan bola ditulis ulang kedalam bentuk , sehingga menjadi<br />

Daerah pembatas D adalah daerah cakram (bagian dalam dari perpotongan silender dengan<br />

bidang xy atau z=0, yaitu lingkaran ), sehingga daerah D dinyatakan sebagai<br />

cakram pada bidang xy .<br />

Gambar 5.19. Sketsa benda yang akan dicari volumenya :<br />

Sehingga, bentuk benda yang ingin dicari volumenya adalah suatu silender dengan topi<br />

penutup yang didapat dari bola. Secara intuitif maka dapat dikatakan bahwa perhitungan<br />

integral untuk mencari volume benda tersebut akan lebih sederhana apabila dilakukan dalam<br />

koordinat polar daripada koordinat Cartessian. Dan batas daerah pembatas D dinyatakan:<br />

Dan kita perlu merubah fungsi kesistem koordinat polar sehingga:<br />

Volume yang dicari adalah :<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 114<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

Contoh 5.4.4. Dapatkan volume dari benda yang terletak didalam permukaan<br />

dan dibawah bidang datar .<br />

Solution<br />

Gambar sketsa benda dimaksud adalah :<br />

Rumus :<br />

Gambar 5.20.<br />

Adalah untuk mendapatkan volume benda dibawah fungsi<br />

mendapatkan volume diatas fungsi tersebut.<br />

First, notice that<br />

dan persoalan kita adalah<br />

Memberikan volume benda dibawah permukaan bidang<br />

D sedangkan :<br />

untuk suatu daerah pembatas<br />

Adalah volume benda dibawah , untuk suatu daerah pembatas D.<br />

Volume Benda yang dicari dalam kasus ini adalah :<br />

Untuk menghitung volume benda dimaksud, maka perlu di tentukan daerah pembatas D dan<br />

setelah itu dilakukan konversi seluruh variabel ke koordinat polar. Daerah pembatas D<br />

adalah daerah dari hasil proyeksi dari perpotongan bidang fungsi z =16 dengan fungsi<br />

permukaan , kebidang xy. Perpotongan fungsi z=16 dengan adalah<br />

, yaitu lingkaran dengan radius 4.<br />

Sehingga ketidaksamaan dari daerah pembatas dan konversi fungsi kedalam koordinat polar<br />

adalah :<br />

Volume benda yang dicari adalah :<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 115<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

Contoh 5.4.5. Hitung integral berikut dengan merubah ke koordiant polar.<br />

Solusi<br />

Mengerjakan integral diatas dalam koordinat Cartessian hampir tidak mungkin. Jadi perlu<br />

dirubah ke koordinat polar.<br />

Berikut adalah ketidaksamaan daerah pembatas D dalam koordinat Cartessian :<br />

Persamaan pembatas atas x adalah :<br />

Dan persamaan diatas adalah sisi kanan (sisi x≥0) dari lingkaran berpusat di 0 dan radius = 1,<br />

sedangkan range y menyatakan bahwa y adalah positif.<br />

Dalam koordinat polar maka daerah pembatas D dapat dinyatakan dengan ketidaksamaan :<br />

Dan dengan selalu mengingat,<br />

Perhitungan integral dalam koordinat polar menjadi :<br />

Sehingga :<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 116<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

5.5. Integral Lipat Tiga<br />

Bila integral lipat dua, proses integral dilakukan diatas daerah 2 dimensi ( dA=dx dy), maka<br />

integral lipat tiga integrasi dilakukan atas daerah 3 dimensi (dV = dx dy dz).<br />

Notasi Integral lipat tiga adalah :<br />

Integrasi juga dilakukan atas daerah pembatas, dalam lipat tiga daerah pembatas sederhana<br />

dapat berupa kotak,<br />

Notasi yang digunakan, untuk x, y, dan z.<br />

Sehingga integral lipat tiga untuk daerah pembatas diatas dinyatakan sebagai,<br />

Kita dapat melakukan integrasi pertama terhadap x, kemudian terhadap y dan terakhir<br />

terhadap z, tapi urutan bisa juga xzy, yxz, yzx, zxy,zyx, sehingga ada 3! = 6 cara untuk urutan<br />

melakukan integrasi.<br />

Contoh 5.5.1. Hitung integral berikut,<br />

,<br />

Solusi<br />

Urutan integrasi dilakukan dengan urutan zxy:<br />

Fakta<br />

Volume suatu daerah pembatas E dalam tiga dimensi adalah:<br />

Bila contoh diatas integrasi lipat tiga dilakukan atas daerah pembatas berbentuk sederhana<br />

kotak, berikut ini tinjauan dilakukan untuk daerah pembatas yang lebih umum.<br />

Berikut adalah sketsa dari kemungkinan pertama:<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 117<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

Gambar 5.21.<br />

Dalam kasus ini daerah pembatas E didefinisikan sebagai berikut,<br />

dimana adalah notasi yang memberi arti bahwa titik ada dalam daerah D<br />

yang terletak pada bidang- xy . Perhitungan integral lipat tiga adalah sebagai berikut:<br />

Dimana integral lipat dua dapat dihitung dengan metoda yang telah dibahas dalam bab<br />

sebelumnya, yaitu bisa dihitung terhadap x kemudian y atau melakukan konversi ke<br />

koordinat polar bila diperlukan.<br />

Contoh 5.5.2. Hitung<br />

dimana E adalah daerah pembatas yang terletak dibawah<br />

bidang<br />

dan terletak juga pada octan pertama (yaitu x positif, y positif & z<br />

positif). T<br />

Solusi<br />

Apakah oktan Bila dalam 2 dimensi sistem koordinat dapat dibagi menjadi 4 kuadrant,<br />

maka dalam 3 dimensi sistem koordinat dapat dibagi menjadi 8 oktan.<br />

Berikut sketsa dari bidang<br />

dalam oktan pertama yaitu semua koordinat positif.<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 118<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

Gambar 5.22.<br />

Langkah berikutnya adalah menetapkan daerah pembatas D pada bidang= xy.<br />

Daerah pembatas D adalah sebuah segi tiga dengan 3 titik sudut pada , , dan<br />

. Gambar sketsa D.<br />

Gambar 5.33.<br />

Langkah selanjutnya adalah menetapkan batas-batas integral dan karena diketahui bahwa<br />

bidang pembatas terletak di oktan pertama (berarti diatas bidang ), maka<br />

diperoleh pembatas integral untuk z.<br />

Untuk integral lipat dua atas D maka pembatas integral dapat dipilih 2 alternatif<br />

ketidaksamaan dibawah:<br />

Misal dipilih alternatif yang pertama, sehingga perhitungan integral menjadi:<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 119<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

Sketsa kemungkinan kedua variasi daerah pembatas:<br />

Gambar 5.34.<br />

Disini daerah pembatas E di definisikan sebagai berikut,<br />

Jadi daerah pembatas D terletak pada bidang-yz. Perhitungan integral lipat tiga adalah<br />

sebagai berikut:<br />

Seperti pada kemungkinan pertama, maka integral lipat dua dapat dihitung terhadap y<br />

kemudian z atau melakukan konversi ke koordinat polar bila diperlukan.<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 120<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

Contoh 5.5.3. Hitung volume benda yang terletak pada daerah pembatas yang terletak<br />

didalam bidang dan didepan bidang-yz yang dibatasi oleh dan<br />

.<br />

Solusi<br />

Dalam kasus ini daerah pembatas D telah diberikan dengan jelas, sehingga tidak perlu dicari,<br />

Gambar sketsa daerah pembatas D dan juga sketsa bidang pembatas<br />

dan proyeksi<br />

D melewati bidang sehingga lebih memudahkan untuk membayangkannya :<br />

Gambar 5.35.<br />

Sketsa dari volume yang dicari yaitu volume daerah pembatas adalah sbb. :<br />

Gambar 5.36.<br />

Sehingga pembatas dari tiap variable integral adalah :<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 121<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

Volume yang dicari adalah :<br />

sketsa kemungkinan ketiga variasi daerah pembatas:<br />

Disini E didefinisikan sebagai,<br />

Gambar 5.37.<br />

Jadi daerah pembatas D terletak pada bidang-xz. Perhitungan integral lipat tiga adalah<br />

sebagai berikut:<br />

Integral lipat dua dapat dihitung terhadap x kemudian z atau melakukan konversi ke<br />

koordinat polar bila diperlukan.<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 122<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

Contoh 5.5.4. Hitung<br />

dibatasi oleh permukaan dan bidang datar .<br />

Solusi<br />

Berikut adalah sketsa dari benda E.<br />

dimana daerah pembatas E adalah benda yang<br />

Gambar 5.37.<br />

Daerah pembatas D pada bidang- xz dapat dilihat sebagai proyeksi dari permukaan<br />

yang adalah elliptic paraboloid terhadap bidang-xz, dan D akan berupa cakram<br />

pada bidang-xz , dengan memasukkan y=8 kedalam persamaan didapat:<br />

Soal ini akan lebih mudah dan feasible dikerjakan dengan memproses integral lipat tiga<br />

dengan urutan pertama melakukan integrasi terhadap y dalam koordinat Cartessian dan<br />

urutan integrasi kedua dan ketiga (integral lipat dua) dalam koordinat polar dan diperlukan<br />

konversi variabel x dan z menjadi θ dan r.<br />

Pembatas integral untuk urutan pertama dalam y, integral kedua dan ketiga dalam θ dan r :<br />

Sehingga perhitungan integral urutan pertama dalam Cartessian :<br />

Integral lipat dua dilakukan dalam koordinatl polar , dibutuhkan konversi sehinnga integrand<br />

menjadi :<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 123<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

Perhitungan integral adalah :<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 124<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

5.6. Integral Lipat Tiga dalam Koordinat Silendris<br />

Berikut ini rumus konversi ke koordinat Silendris.<br />

Untuk melakukan integral lipat tiga dalam koordinat silendris, maka dV perlu dalam sistem<br />

koordinat silendris dan dalam koordinat silendris maka :<br />

Daerah pembatas, E, sebagai daerah pembatas integral lipat tiga menjadi:<br />

Catatan : Pernyataan diatas adalah untuk E dimana D terletak dibidang- xy. Bentuk diatas<br />

dapat disesuaikan menurut daerah D apakah terletak pada bidang- yz atau bidang- xz.<br />

Selanjutnya dalam koordinat silendris integral lipat tiga dapat di nyatakan sebagai :<br />

Contoh 5.6.1. Hitung<br />

dimana E adalah daerah pembatas yang terletak dibawah<br />

bidang diatas bidang- xy dan antara silender dan .<br />

Solusi<br />

Jangkauan (range) batas z dalam Cartesian dikonversi menjadi dalam koordinat silendris,<br />

sehingga didapat :<br />

Selanjutnya, daerah pembatas D adalah daerah antara dua lingkaran<br />

pada bidang-xy dengan jangkauan batas θ dan r yang dinyatakan :<br />

Sehingga perhitungan integral :<br />

dan<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 125<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

Contoh 5.6.2. Ubahlah pernyatan<br />

menjadi pernyataan integral dalam koordinat silendris.<br />

Solusi<br />

Berikut batasan jangkauan pembatas integral untuk variabel x, y, z :<br />

Ketidaksamaan pertama dan kedua mendefinisikan daerah pembatas D dan karena batas atas<br />

dan bawah x adalah dan yang berarti : seluruh atau sebagaian dari daerah<br />

setengah lingkaran sisi kanan dengan radius 1 dengan titik pusat 0. Dan karena batasan y<br />

adalah berarti daerah seluruh potongan setengah lingkaran sebelah kanan.<br />

Sehingga bila dinyatakan dalam koordinat silendris berarti :<br />

Dan batasan jangkauan z diubah kesilendris menjadi :<br />

Sehingga pernyataan integral menjadi :<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 126<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

5.7. Integral Lipat Tiga dalam Koordinat Bola<br />

Gambar sketsa berikut menunjukkan hubungan antara sistem koordinat Cartessian dan sistem<br />

koordinat Bola.<br />

Gambar 5.38.<br />

Rumus konversi untuk koordinat bola adalah :<br />

Terdapat pembatasan untuk variabel :<br />

Untuk integral lipat tiga maka daerah pembatas E dibatasi dalam jangkauan :<br />

Berikut ini sketsa dari irisan bola dimana batas bawah dari dan keduanya adalah nol ,<br />

Gambar 5.39.<br />

Sketsa diatas menunjukkan bahwa daerah E adalah irisan antara bola dan cone (kerucut).<br />

Bentuk integral lipat tiga adalah :<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 127<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

Contoh 5.7.1. Hitung dimana E adalah potongan atas dari bola .<br />

Solusi<br />

Karena daerah pembatas adalah potongan atas bola, maka batas variabel , θ dan adalah :<br />

Sehingga perhitungan integral lipat tiga :<br />

Contoh 5.7.2. Ubahlah<br />

lipat tiga dalam sistem koordinat bola.<br />

Solusi<br />

Berikut jangkauan batasan untuk variabel y, x dan z :<br />

menjadi pernyataan integral<br />

Batasan x menyatakan sebagai bagian sisi kanan dari cakram yang berpusat di 0 dan<br />

mempunyai radius 3. Dan karena batasan y menyatakan bernilai positif, maka cakram<br />

tersebut berada di kuadrant pertama (x, y positif). Dan karena D ada di kuadran pertama dan<br />

nilai z adalah positif, maka E ada dalam oktan pertama (x, y, z positif) dan hal tersebut<br />

berakibat jangkauan adalah :<br />

Untuk batasan atas z dimana batas bawah<br />

, yang berupa bagian atas dari suatu<br />

cone dan batas atas , berupa bagian atas dari potongan bola<br />

Sehingga dapat ditentukan batasan dari sebagai :<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 128<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

Untuk menetapkan jangkauan dari batas , dilakukan dengan menentukan<br />

perpotongan/irisan antara cone dengan bola, yaitu dengan memasukkan persamaan cone<br />

kedalam persamaan bola, sehingga didapat<br />

Telah diketahui bahwa dan dari rumus konversi z maka didapat :<br />

Sehingga , didapat jangkauan batasan variabel :<br />

Diketahui juga bahwa , sehingga :<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 129<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

5.8. Perubahan Variabel<br />

Dalam Kalkulus Dasar dikenal Aturan Substitusi yang menyatakan :<br />

b<br />

d<br />

f g x g ′ x dx = f u du dimana u = g (x)<br />

a<br />

c<br />

Pernyataan diatas adalah melakukan integral dalam x dan merubahnya menjadi mengambil<br />

integral dalam u, atau dengan kata lain melakukan perubahan variabel dalam proses integral.<br />

Pada bagian ini dipelajari perubahan variabel dalam integral lipat dua dan lipat tiga.<br />

Sebenarnya, pada bab yang lalu telah dipelajari bagaimana melakukan konversi / perubahan<br />

dari sistem koordinat Cartessian ke koordinat polar untuk integral lipat dua dan melakukan<br />

konversi dari koordinat Cartessian ke sistem koordinat silendris dan sistem koordinat bola<br />

untuk integral lipat tiga. Dan diketahui pula ternyata dibutuhkan penyesuaian rumus untuk<br />

dA dan dV.<br />

Salah satu alasan merubah variabel adalah untuk mendapatkan bentuk integral baru dimana<br />

dalam variabel yang baru, proses integrasi lebih mudah. Alasan lainnya adalah merubah<br />

daerah pembatas yang lebih sederhana untuk dikerjakan.<br />

Persamaan yang mendefinisikan perubahan variabel disebut transformasi.<br />

Dengan melakukan perubahan variabel dalam integral lipat, ternyata daerah pembatas juga<br />

ikut berubah.<br />

Berikut contoh apa yang terjadi dengan daerah, R, dalam sistem koordinat- xy yang di<br />

transformasi menjadi daerah pembatas dalam koordinat-uv.<br />

Contoh 5.8.1. Tentukan daerah pembatas baru yang didapat dengan melakukan transformasi<br />

pada daerah pembatas R.<br />

(a) R adalah sebuah ellipse dan dilakukan transformasi , .<br />

(b) R adalah daerah yang dibatasi oleh , , dan dan<br />

transformasi adalah , .<br />

(a) R adalah ellipse dan transformasi adalah , .<br />

Dengan memasukkan transformasi kedalam persamaan ellipse didapat :<br />

Jadi, bentuk awal ellipse setelah ditransformasi menjadi cakram dengan 2.<br />

(b) R adalah daerah yang dibatasi oleh , , dan dan<br />

transformasi adalah , .<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 130<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

Sama seperti contoh (a), transformasi dimasukkan kedalam persamaan dan hal ini dilakukan<br />

untuk ketiga garis pembatas. Berikut sketsa dari R dalam koordinat xy :<br />

Gambar 5.40.<br />

Dilakukan transformasi untuk setiap persamaan garis batas segi tiga.<br />

Untuk garis<br />

, dengan memasukkan transformasi,<br />

Untuk garis ,<br />

Terakhir untuk garis .<br />

Sehingga daerah baru yang diperoleh setelah transformasi adalah :<br />

Gambar 5.41<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 131<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

Dalam proses integrasi, dengan melakukan transformasi diharapkan diperoleh bentuk<br />

integrand yang lebih sederhana dan daerah pembatas yang lebih mudah untuk perhitungan<br />

integral.<br />

Untuk merubah variabel dalam proses integral lipat dua dibutuhkan Jacobian untuk<br />

transformasi .<br />

Berikut definisi Jacobian.<br />

Definisi<br />

Jacobian untuk transformasi , adalah:<br />

Jacobian didefinisikan sebagai determinant dari matrix 2x2 , dimana perhitungannya sbb. :<br />

Sehingga untuk Jacobian didapat rumus determinant,<br />

Dengan menggunakan Jacobian integral lipat dua dengan perubahan variabel dapat<br />

dirumuskan sebagai :<br />

Suppose that we want to integrate<br />

Perubahan variabel untuk Integral Lipat Dua<br />

over the region R. Under the transformation<br />

, the region becomes S and the integral becomes,<br />

Catatan : du dv digunakan menggantikan dA dalam integral, untuk menegaskan bahwa proses<br />

integral sekarang adalah terhadap u dan v.<br />

Bentuk rumus ekivalen dA dinyatakan :<br />

Contoh 5.8.2. Dengan menggunakan Jacobian, tunjukkan bahwa perubahan ke koordinat<br />

polar menghasilkan<br />

Jawab :<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 132<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

Transformasi disini adalah rumus / formula konversi:<br />

Jacobian dari transformation adalah,<br />

Sehingga ,<br />

Contoh 5.8.3. Hitung<br />

dimana R adalah daerah trapezium dengan titik ujung<br />

, , dan menggunakan transformasi dan .<br />

Jawab<br />

Berikut sketsa dari daerah pembatas R dan persamaan garis batas didapat :<br />

Gambar 5.42.<br />

Untuk setiap persamaan garis yang membatasi trapezium, dimasukkan persamaan<br />

transformasi, sehingga didapat :<br />

Transformasi untuk persamaan garis, adalah :<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 133<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

Transformasi untuk persamaan garis adalah :<br />

Transformasi untuk persamaan garis adalah :<br />

Transformasi untuk persamaan garis adalah :<br />

Daerah pembatas baru S adalah persegi panjang dengan garis pembatas , ,<br />

dan<br />

dan jangkauan (range) dari u dan v adalah,<br />

Didapat Jacobian.<br />

Sehingga integral lipat dua menjadi,<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 134<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

Contoh 5.8.4. Hitung dimana R adalah ellipse dan<br />

menggunakan transformasi , .<br />

Jawab<br />

Dengan memasukkan transformasi kepersamaan ellipse maka didapat :<br />

Dengan membagi dengan 2 didapat persamaan yang menyatakan R berubah menjadi<br />

Atau suatu lingkaran radius 1. Daerah pembatas baru lebih sederhana dari yang awal.<br />

Untuk fungsi integrand juga berubah menjadi :<br />

Jacobian didapat :<br />

Sehingga integral menjadi :<br />

Untuk integral lipat tiga, langkah yang digunakan sama, yaitu pertama mulai dari daerah<br />

pembatas R dan dengan menggunakan transformasi , , dan<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 135<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

akan merubah daerah pembatas menjadi daerah pembatas baru S. Untuk<br />

melakukan integrasi digunakan Jacobian. Definisi Jacobian untuk transformasi 3 variabel :<br />

Disini Jacobian di definisikan sebagai matrix 3x3 .<br />

Integral dari transformasi menjadi :<br />

Seperti integral lipat dua, maka differential dV dinyatakan sebagai :<br />

Contoh 5.8.5. Verifikasi bahwa .<br />

Jawab<br />

Transformasi :<br />

Jacobian didapat,<br />

Sehingga didapat dV ,<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 136<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

5.9. Luas Permukaan<br />

Luas bidang permukaan dimana adalah suatu titik pada daerah pembatas<br />

pada bidang- xy dinyatakan dalam integral lipat dua sbb. :<br />

Contoh 5.9.1. Dapatkan luas permukaan dari bidang<br />

yang terletak pada<br />

oktan pertama.<br />

Solution<br />

Sketsa dari bidang permukaan<br />

yang terletak pada oktan pertama (yaitu daerah<br />

x,y,z positif adalah sbb. :<br />

Sketsa dari daerah pembatas D.<br />

Gambar 5.43.<br />

Gambar 5.44.<br />

Daerah pembatas D didapat dengan memasukkan nilai z = 0 pada persamaan fungsi<br />

permukaan yang berarti irisan bidang permukaan dengan<br />

bidang-xy. Didapat persamaan sisi miring segitiga diatas.<br />

Persamaan ditulis ulang dalam bentuk yaitu :<br />

Batasan daerah D adalah,<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 137<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK


Rudy Wawolumaja Multivariable Calculus UK Maranatha 2012<br />

Sehingga luas permukaan adalah :<br />

Contoh 5.9.2. Hitung Luas Permukaan suatu permukaan<br />

yang .<br />

Solusi<br />

yang terletak pada silender<br />

Luas permukaan yang dicari adalah dari sebagian dimana dibatasi daerah<br />

pembatas berupa cakram dengan radius = 1 dan berpusat dititik 0.<br />

Turunan parsial didapat :<br />

Sehingga persamaan integral lipat dua untuk luas permukaan adalah :<br />

Diketahui daerah pembatas D berbentuk cakram, sehingga proses integrasi akan lebih mudah<br />

dilakukan dalam koordinat polar, yaitu :<br />

Rudy Wawolumaja- Universitas Kristen Maranatha Halaman 138<br />

KALKULUS PEUBAH BANYAK

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!