05.01.2015 Views

Peran Kelembagaan Lokal pada Kegiatan Agribisnis di Pedesaan

Peran Kelembagaan Lokal pada Kegiatan Agribisnis di Pedesaan

Peran Kelembagaan Lokal pada Kegiatan Agribisnis di Pedesaan

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Tabel 4. Bentuk-bentuk Kemitraan <strong>pada</strong> <strong>Agribisnis</strong> Kol <strong>di</strong> Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Tahun 2001<br />

No. Tingkat pedagang Volume usaha<br />

1. Petani dan<br />

pedagang<br />

input<br />

Baru berjalan<br />

satu tahun<br />

Permodalan Tipe & jumlah<br />

Lokasi pemasaran<br />

(Rp.000)<br />

mitra<br />

- - -<br />

2. Renggek-renggek < 100 < 100 Tanpa mitra Pasar lokal<br />

3. Pedagang pasar/ 100 – 200 10 - 20 1 – 2 agen Pasar kabupaten<br />

pajak<br />

4. Pedagang<br />

pengumpul<br />

1 – 10 ton Tanpa modal 1 agen Pasar dalam<br />

negeri<br />

5. Agen kecil 10 – 40 ton 10.000 – 50.000 50 petani & toke Pasar dalam<br />

negeri & eksport<br />

6. Agen besar > 100 ton 100.000 – 100 petani & Eksport<br />

300.000 toke<br />

7. Toke > 500 ton > 500.000 2 – 3 agen Eksport<br />

Motivasi utama <strong>pada</strong> kelembagaan kemitraan antara pedagang sarana produksi<br />

pertanian dengan petani adalah untuk mengatasi kesulitan penye<strong>di</strong>aan input. Kemitraan<br />

ini <strong>pada</strong> umumnya terja<strong>di</strong> antara pedagang dan petani yang berlahan sempit yaitu kurang<br />

dari satu hektar. Sedang kemitraan antara petani luas (lebih dari 1 ha) dengan pedagang<br />

output <strong>di</strong>prakarsai oleh pedagang dalam upaya untuk memperoleh pasokan dagang<br />

secara kontinyu. Namun demikian dari pihak petani pun mendapat manfaat yang cukup<br />

besar, yaitu memperoleh jaminan biaya produksi dan jaminan pasar. Bagi keduanya<br />

terdapat sangsi yang cukup berat, yaitu bagi pedagang output apabila tidak dapat<br />

memberi bantuan sapro<strong>di</strong> tidak akan mendapat pasokan dagangan, sedang bagi petani<br />

yang tidak mampu memberi pasokan sesuai kesepakatan tidak akan memperoleh<br />

bantuan input. Seorang agen memberikan informasi bahwa untuk mendapat jaminan<br />

pasokan dagang yang cukup, paling tidak harus mampu menjalin kemitraan dengan 50<br />

petani produsen.<br />

Kemitraan <strong>pada</strong> <strong>Agribisnis</strong> Sayuran<br />

Pada agribisnis sayuran terdapat kemitraan antara pedagang output, pedagang<br />

input, dan petani produsen, seperti tertera <strong>pada</strong> Tabel 5 berikut.<br />

Di desa penelitian <strong>di</strong> Kabupaten Bandung terdapat beberapa pedagang sarana<br />

produksi pertanian yang bermitra dengan petani, dengan cara memberikan pinjaman<br />

dalam bentuk input seperti pupuk dan obat-obatan, dengan bunga 2 s/d 3 persen per<br />

bulan. Namun bila pinjaman tersebut <strong>di</strong>bayar dalam jangka waktu kurang dari satu bulan,<br />

tidak <strong>di</strong>kenakan bunga. Bagi petani untuk memperoleh kepercayaan sebagai mitra, harus<br />

10

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!