05.01.2015 Views

Peran Kelembagaan Lokal pada Kegiatan Agribisnis di Pedesaan

Peran Kelembagaan Lokal pada Kegiatan Agribisnis di Pedesaan

Peran Kelembagaan Lokal pada Kegiatan Agribisnis di Pedesaan

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Tabel 10.<br />

Imbangan Manfaat dan Kerugian Finansial Petani yang Melakukan Kemitraan<br />

dengan Pedagang<br />

Uraian<br />

1. Pangsa modal petani<br />

(%)<br />

2. Manfaat finansial<br />

petani (Rp.000/ha)<br />

3. Pangsa penerimaan<br />

petani (%)<br />

4. Kerugian finansial<br />

petani (Rp.000/ha)<br />

5. Imbangan manfaat dan<br />

kerugian pe-tani:<br />

- Nilai absolut atau<br />

(2)-(4)/(2)<br />

- Nilai relatif atau (3)-<br />

(1)<br />

Bawang<br />

merah<br />

Cabai Kentang Kubis<br />

92,0 91,6 89,7 89,8<br />

3379 1779 2370 2020<br />

91,9 92,4 91,1 86,1<br />

1160 1481 2832 3262<br />

0,65<br />

-0,10<br />

0,17<br />

0,80<br />

-0,19<br />

1,40<br />

-0,61<br />

-3,70<br />

yang terbentuk akibat harga jual lebih murah dari<strong>pada</strong> harga pasar sangat tinggi secara<br />

total. Pada usahatani kubis kuantitas output per hektar sekitar 31 ton sedangkan <strong>pada</strong><br />

komo<strong>di</strong>tas bawang merah, cabai dan kentang masing-masing hanya sekitar 7,5 ton, 6,5<br />

ton, dan 11 ton per hektar. Disamping itu, potongan harga kubis yang <strong>di</strong>lakukan oleh<br />

pedagang terhadap petani mitranya relatif tinggi, sekitar 15 persen dari harga pasar.<br />

Meskipun secara umum petani relatif <strong>di</strong>untungkan dalam kemitraan yang berlaku<br />

tetapi tidak berarti pedagang mengalami kerugian dari kemitraan tersebut. Hal ini karena<br />

total keuntungan pedagang dalam periode tertentu lebih <strong>di</strong>tentukan oleh volume<br />

perdagangan dan perputaran modal yang <strong>di</strong>investasikan dari<strong>pada</strong> keuntungan per unit<br />

produk yang <strong>di</strong>perdagangkan. Dengan melakukan kemitraan dengan petani maka<br />

volume produk yang <strong>di</strong>pasarkan pedagang akan semakin besar. Begitu pula kontinyuitas<br />

perdagangan relatif terjamin karena petani yang bermitra akan selalu menjual<br />

produksinya atau membeli sarana produksi yang <strong>di</strong>butuhkan ke<strong>pada</strong> pedagang mitranya.<br />

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN<br />

Dari beberapa hasil penelitian <strong>di</strong>temukan kenyataan bahwa <strong>di</strong> desa-desa<br />

penelitian telah terdapat kelembagaan kemitraan lokal yang cukup berfungsi, yaitu<br />

kemitraan <strong>di</strong> antara para pelaku agribisnis setempat. <strong>Kelembagaan</strong> tersebut <strong>pada</strong><br />

umumnya tumbuh dengan sen<strong>di</strong>rinya <strong>di</strong> dalam masyarakat, karena sanggup memenuhi<br />

20

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!