05.01.2015 Views

Bunuh MUNIR - KontraS

Bunuh MUNIR - KontraS

Bunuh MUNIR - KontraS

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Bagian 2. Munir Tewas Di Atas Pesawat Garuda<br />

mengadakan doa bersama dengan tradisi pembacaan Yassin (tahlilan).<br />

Acara ini diikuti dengan sejenak refleksi untuk mengungkapkan<br />

kenangan para kerabat, serta pemutaran rekaman video pertemuan<br />

dengan Munir di <strong>KontraS</strong>, 31 Agustus 2004, persis tujuh hari sebelum<br />

kematiannya. Ratusan orang juga berkumpul dan mengadakan kegiatan<br />

serupa di kantor berita Radio 68H Utan Kayu, Jakarta Timur. Selain<br />

doa bersama oleh perwakilan unsur agama, acara juga diisi dengan<br />

pembacaan puisi, lagu dan kesaksian para sahabat. Pada hari ke-5<br />

kegiatan serupa diadakan pula di kantor Imparsial.<br />

Di Surabaya, pada hari kedua, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Cabang<br />

Surabaya, mengibarkan bendera setengah tiang Merah Putih sampai<br />

dengan hari ke-7 untuk mengenang wafatnya Munir. Para aktifis pers,<br />

seniman, akademisi dan organisasi non pemerintah menggelar doa<br />

bersama yang diikuti dengan aksi memasang lilin pertanda duka<br />

dan simpati, orasi sejumlah tokoh yang mengenang Munir dan acara<br />

teaterikal.<br />

Dari Malang, pada Rabu malam 8 September 2004 acara doa bersama<br />

digelar dan diikuti oleh ratusan mahasiswa terutama mahasiswa Fakultas<br />

Hukum Universitas Brawijaya. Doa bersama itu dipimpin langsung<br />

Rektor Universitas Brawijaya Prof Dr Bambang Guritno dan dihadiri<br />

sejumlah pejabat kampus setempat serta beberapa sahabat almarhum<br />

Munir seperti HS Dillon (Direktur Eksekutif Kemitraan), Dedy Priambudi<br />

(Direktur LBH Surabaya), Ibnu Tricahyo (Ketua Pusat Pengkajian Otonomi<br />

Daerah). 21<br />

Jauh dari Belanda, tersebarnya berita kematian Munir yang begitu cepat<br />

dan luas, membuat kalangan masyarakat Indonesia di Leiden serta<br />

kerabat dari Belanda menggelar tahlilan yang digelar oleh Perhimpunan<br />

Pelajar Indonesia (PPI) di Leiden. Acara serupa juga selanjutnya digelar<br />

di Amsterdam pada malam berikutnya, bertempat di kantor Indonesia<br />

House. 22<br />

21<br />

“Mereka Tak Percaya, Secepat itu Munir bin Thalib Pergi”, Suara Pembaruan, 11 September<br />

2004.<br />

22<br />

Op. Cit, Indopos, 9 September 2005.<br />

36<br />

<strong>Bunuh</strong> <strong>MUNIR</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!