l - KM Ristek - Kementerian Riset dan Teknologi

LAPORAN AKHIR
PROGRAM INSENTIF
PENINGKA TAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKA YASA
KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI T.A. 2010
MEMBANGUN KOMPETENSI DAN RASA PERCAYA DIRI AHLI
IPTEK PERTAHANAN DALAM RANGKA KEMANDIRIAN INDUSTRI
PERTAHANAN
.
,,................ ...
- ~ ,, -...
.. ~ .
l ... \ ..
i., ·. ~
"
l·
~ .. .
.
.... .
...............,,,,.... ,.~ -
Oleh:
•
1. Kolonellnf Tony Rinadi
2. Letkol Caj Drs. lndrawardi, M.Si.
3. Tati Herlia, SIP., MM.
4. Ora. Yuniati Ekaningsih, MM.
5. Sigit Permana, ST. · •
BADAN PE~LITIAN DAN PENGEMBANGAN
KEMENTERIAN PERTAHANAN
Jl. Jati No. 1 Pondok Labu Jakarta Selatan, Telp/Fax: 75903426
Jakarta, November 2010

IDENTITAS DAN PENGESAHAN
MEMBANGUN KOMPETENSI DAN RASA
PERCAYA DIRI AHLIIPTEK PERTAHANAN
DALAM RANGKA KEMANDIRIAN
INDUSTRIPERTAHANAN
KOORDINATOR PENELITI
TONY RINADI, KOLONEL INF
•
~
KEMENTERIAN PERTAHANAN Rl
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
JLN. JATI NO.1 e,oNDOK LABU JAKARTA SELATAN 12450
JAKARTA, 201 0

KEMENTERIAN PERTAHANAN Rl
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
HALAMANPENGESAHAN
1.
Judul Penelitian
2. Ketua Peneliti
Membangun Kompetensi dan Rasa Percaya Diri Ahli
lptek dalam rangka Kemadirian lndustri Pertahanan.
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Nama lengkap
Jenis Kelamin
NRP
Jabatan Struktural
Alamat Kantor
Telepon I Fax
Kolonellnf Tony Rinadi
Laki-laki
29300
Kabidren Puslitbang Strahan Balitbang Kemhan
Jl. Jati No. 1 Pondok Labu Jakarta Selatan
(021) 7502086
3. Jangka waktu penelitian : 10 bulan
4. Lokasi Penelitian : Ambon dan Denpasar
5. Jumlah Biaya yang Diajukan ke DIKTI : Rp. 125.000.000,-
Mengetahui/Menyetujui :
Jakarta, 2010
•
Koordinator Peneliti,
~
Tony Rinadi
KoloneiiNF. 29300
-

KEMENTERIAN PERTAHANAN Rl
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
IDENTITAS PENELITIAN
1. Judul Penelitian Membangun Kompetensi dan Rasa Percaya Diri Ahii
lptek dalam rangka Kemadirian lndustri Pertahanan.
2. Ketua Peneliti
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Nama lengkap
Jenis Kelamin
NRP
Jabatan Struktural
Alamat Kantor
T elepon I Fax
Kolonellnf Tony Rinadi
Laki-laki
29300
Kabidren Puslitbang SDM Balitbang Dephan
Jl. Jati No. 1 Pondok Labu Jakarta Selatan
(021) 75913189
3. Tim Peneliti :
•
No
Nama & Gelar
Akademik
1. Kolonellnf. Tony Rinadi
2. Letkol Caj, Drs. lndrawardi,
M.Si
3. Tati Herlia, S.IP, MM
4.
Ora. Yuniati Ekaningsih,
MM
5. Sigit Permana, ST
Bidang
Manajemen
Pemerintahan
Master Tannas
Master Manajemen
SDM
Master Menejemen
SDM
Teknik lndustri
lnstansi
Balitbang Dephan
Balitbang Dephan
Balitbang Dephan
Balitbang Dephan
. .
Balitbang Dephan
Alokasi
Waktu
(Jam/mg_g)_
8
8
8
8
8
-
- ----
-

EXECUTIVE SUMMARY
Ketergantungan produk luar negeri sangat rentan terhadap paktor politik yaitu tekanan
dari negara lain seperti embargo. Dalam kemandirian pertahanan negara, diperlukan
industri pertahanan yang mandiri, memiliki kemampuan khusus yang diperlukan serta
dapat menjamin ketersediaan produk yang dibutuhkan sehingga untuk itu perlu diajukan
suatu penelitian yang berjudul " Membangun Kompetensi Dan Rasa Percaya Diri Ahli
lptek Pertahanan Dalam Rangka Kemandirian lndustri Pertahanan"
Perumusan masalah yang dibahas adalah tentang faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap terjadinya kompetensi dan percaya diri ahli iptek pertahanan dalam rangka
kemandirian industri pertahanan, strategi dan upaya yang dapat dirumuskan untuk
membangun kompetensi dan rasa percaya diri ahli iptek, serta model bagaimana yang
sesuai dengan hal tersebut.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini melalui penelitian diskriftif analitis melalui
metode pendekatan kualitatif.
Hasil yang didapat menggunakan sampel ahli iptek para tenaga akademisi dari beberapa
•
lokus seperti antara lain Ambon dan Denpasar .
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya kompetensi dan rasa percaya diri ahli
iptek pertahanan dalam rangka kemandirian industri pertahanan adalah
. ~
Pengetahuan,
keterampilan dan Sikap para ahli iptek pertahanan dalam mendukung kemandirian industri
pertahanan seperti ahli iptek pertahanan yang berasal dari Akademisi yang membantu
para ahli iptek yang berada di PT. Pindad, PT. Dirgantara Indonesia, PT.PAL dan ahli
iptek dari PT. Dahana. Faktor ~rsebut diharapkan mampu mendukung para ahli iptek
dalam me:akukan tugas untuk mendukung industri pertahanan dalam kemandirian.

Strategi untuk Membangun Kompetensi ahli iptek pertahanan dalam rangka industri
pertahanan dapat melalui strategi insentifitas melalui upaya Kontroling, Tuntutan
kematangan , Kejelasan komunikasi , dan Perawatan agar Para ahli iptek tetap
berkompeten . Seh ingga kurang lebihnya dapat mencegah terjadinya lonjakan Brainerbrainer
yang tak terduga.
Strategi Untuk membangun rasa percaya diri seseorang dapat dibangun dengan strategi
peningkatan kesejahteraan yaitu dapat melalui beberapa upaya seperti antara lain
Persiapan , Pencapaian harapan, Pemikiran kesuksesan, Pengaturan positif, Enjoying
dan Perayaan kemenangan produktivitas.
Model yang dapat digunakan untuk Membangun Kompetensi dan Rasa Percaya diri ahli
iptek pertahanan melalui model Sistemik yaitu melalui tahapan input komptensi dc.n
percaya diri yang para ahli iptek yang ada, kemudian diproses, dianalisis serta diukur, dan
pada akhirnya dibuat suatu prosedur dan ketetapan seperti apa yang diinginkan untuk
membangun kompetensi dan rasa percaya diri ahli lptek tersebut agar menjadi ahli iptek
pertahanan yang cerdas, bersikap nasionalis, terampil, bertanggungjawab dalam
menanggapi segala permasalahan industry pertahanan agar mengurangi
ketergantungan pada Negara lain .
•
.,
ii

PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rachmat dan
karuniaNYA, akhirnya kami dapat menyelesaikan Penelitian tentang yang ber.;udul
"Membangun Kompetensi Dan Rasa Percaya Diri Ahli lptek Pertahanan Dalam Rangka
Kemandirian lndustri Pertahanan".
Pada kesempatan ini kami ucapkan terimakasih kepada instansi-instansi terkait yaitu
Kementerian Negara Riset dan teknologi, Badan Pusat Statistik dan Tim Kelompok
Kerja, atas sumbangsih serta sarannya demi terlaksananya naskah Litjianbang inL
Kondisi kompetensi dan percaya diri ahli iptek saat ini dapat dikatakan masih
memprihatinkan. Seperti jumlah kompetensi ahli iptek yang ada di Indonesia saat ini 64
orang berbanding 1000 orang penduduk.
Sehingga perlu diteliti faktor-faktor apa yang dapat membangun dan meningkatkan
Kompetensi serta rasa Percaya Diri para ahli iptek dalam rangka mendukung kemandirian
lndustri pertahanan.
Kemudian dicari strategi dan upaya apa yang dapat ditempuh dan ditawarkan suatu Model
dalam rangka membangun kompetensi dan rasa percaya diri ahli iptek tersebut.
•
Akhir kata semoga naskah penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pimpinan dan pihak
terkait yang berkepentingan dalam "Membangun Kompetensi Qan Rasa Percaya Diri Ahli
lptek Pertahanan Dalam Rangka Kemandirian lndustri Pertahanan" .
. ~
.,
Ill

DAFTAR lSI
Hal am an
LEMBAR IDE;\TIT AS DAN PENGESAHAN
EXECUTIVE SL~~1ARY .................... .. ......................... .. ....................... ..
PRAKA T A ................................................................................. iii
DAFT AR lSI ......... .......................................... ...... ..............
iv
DAFT AR GAMBAR ... ... ................................................ .........
vi
BAB I PENDAHULUAN ... ........................... ...... ................ 1
1. 1 . La tar Belakang ........................ ........................... 1
1.2. Perumusan Masalah ............ .................. ................... 2
1.3. Hasil yang diharapkan ............................................. 2
1.4. Ruang Lingkup Kegiatan ......................................... . 2
1.5. Langkah-langkah Penelitian ................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... .. ... ... ... .. .. .... .. ..... .... ... ... ... ... 4
2.1. Kompetensi .................................... .......................... 5
2.2. Rasa Percaya Diri...................................................... .............. 5
2.3. Mengukur rasa Percaya Diri................................................... 8
2.4. Industri Pertahanan ................................................................ 11
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT ....................................... 15
3 .1. Tujuan... ............ .... ... ... .......... ......... ...... .. ......... 15
3.2. Manfaat ....................................... .................... 15
BAB IV METODE PENELITIAN ........................................... 16
4.1. Metode .......... ............................ .. ......... .......... . 16
4.2 Teknik Pengumpulan Data ................ .. ........... .... ....
16
4.3. Pengolahan Data ... ..............................................................
16
4.4. Teknik Analisis Data .... ............... ................... .................. .. 17
•
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN . . . ..................................... .. 18
5.1 . Faktor-faktor yang berpengaruh ............................................. 18
5.2. Hasil yang didapat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . 19
5.3. Kondisi Kompetensi dan Percaya diri ahli Iptek saat ini .......... .22
5.4. Peluang ........................ ..................................................... ... 22
5.5. Kendala .......... .. ..... ..... ........................................... .. .. .... ... ... 24
5.6. Strategi dan Upaya ..... ................ .....•. ..• : .................. ... 25
5.7. Membangun Percaya Diri .......... .... ... .. ..... ...................... .. 26
5.8. Model...................................................................................... 28
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 29
6.1.Kesimpulan.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 29
6.2.Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 31
DAFTAR PUST AKA.

DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kompetensi dan Rasa Percaya
Diri serta Komitmen Ahli Iptek Pertahanan ............................. 20
Gambar 5.2. Model Pengembangan Kompetensi dan Rasa Percaya Diri Ahli
Iptek .......................................................................................... 28
•
ll'
Vl

EMBANG UN KOMPETENSI DAN RASA PERCAYA DIRI
AHLI IPTEK PERTAHANAN DALAM RANGKA
KEMANDIRIAN INDUSTRI PERTAHANAN
BABI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .
•
Dalam rangka kemandirian pertahanan Negara, diperlukan industri
pertahanan yang mandiri, memiliki kemampuan khusus yang diperlukan serta
dapat menjamin ketersediaan produk yang dibutuhkan. Kondisi ini merupakan
prasyarat bagi Negara yang tidak bergantung pada Negara lain. Satu hal lain ciri
kemandirian industri pertahanan adalah adanya satu jaringan yang kuat dalam
konsep hubungan kemitraan antar industri. Guna mewujudkan kemandirian
industri pertahanan diperlukan dukungan sumber daya manusia (SDM), yar.g
memiliki kemampuan iptek terutama teknologi pertahanan yang bersifat semesta
(Aiut Sista dan Non Alut Sista). Untuk menentukan kompetisi yang dibutuhkan oleh
SDM yang profesional dibidang iptek mengacu pada upaya pertahanan negara dan
iptek pertahanan yang terkait dengan pertahanan berfokus antara lain pada
teknologi manufacturing dan fabrication, information sistem, electronic systems,
navigation & vehicle control propulsion systems, chemical and biological systems.
lptek tersebut perlu dirintis dan dikembangkan sedini mungkin, karena untuk
memperoleh SDM yang expert tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat, perlu
pelatihan dan penempatan pekerjaan sesuai disiplin ilmu agar pengkaderan dan
profesionalisme dapat dikembangkan .
Indonesia selama ini memiliki ketergantungan yang cukup tinggi terhadap
. '
luar negeri dibidang teknologi pertahanan sehingga sangat sulit untuk dapat
menyusun rencana pembangunan pertahanan jangka panjang yang memiliki
kepastian . Ketergantungan terhadap produk luar negeri sangat rentan terhadap
faktor politik yaitu tekan~
terhadap Negara lain dan kemungkinan tekanan
embargo. Pembangunan industri pertahanan nasional merupakan hal vital dalam
upaya pemenuhan kebutuhan sarana pertahanan yang mampu dioperasikan
seca·a maksimal dalam penyelenggaraan pertahanan Negara.

2
Kebutuhan sarana pertahanan yang bergantung dari produksi luar negeri
akan menimbulkan permasalahan dan mempengaruhi kemampuan dan kesiapan
TNI dalam menjalankan tugas-tugas operasional dimasa yang akan datang.
Sementara ini di Indonesia hal demikian belum teraktualisasikan dengan
baik, sehingga perlu "good will" dari pimpinan dalam penempatan SDM sesuai
bidangnya, SDM yang diperlukan dalam rangka kemandirian industri pertahanan
adalah yang memiliki kompetensi iptek pertahanan, memiliki ciri keimanan dan
ketaqwaan serta kemajuan dan kemandirian, disebut mandiri apabila dirinya
memiliki kemampuan berdiri sendiri secara psikologis, sosial, kultur dan ekonomi ,
yaitu dapat mengambil keputusan sendiri, merdeka dari beban ketergantungan,
percaya diri dan dapat memenuhi kebutuhan sendiri. Untuk itu diperlukan rumusan
konsep pembangunan SDM iptek pertahanan yang memiliki kompetensi dan rasa
percaya diri guna terwujudnya kemandirian industri pertahanan.
•
1.2 Perumusan Masalah.
Untuk kepentingan penelitian ini, perlu dirumuskan beberapa permasalahan utama
yang akan dicari solusinya, sebagai berikut :
a. Faktor-faktor apakah yang berpengaruh terhadap terjadinya kompetensi dan
rasa percaya diri ahli iptek pertahanan dalam rangka kemandirian industri
pertahanan
b. Bagaimana strategi dan upaya yang dapat dirumuskan untuk membangun
kompetensi dan rasa percaya diri ahli iptek dalam rangka industri
pertahanan.
c. Model membangun Kompetensi dan rasa percaya diri ahli iptek Pertahanan
dalam rangka kemandirian industri pertahanan, ~
1.3. Hasil yang diharapkan/luaran. Model Membangun Kompetensi dan rasa percaya
.,
diri ahli iptek Pertahanan dalam rangka Kemandirian lndustri Pertahanan .
1.4. Ruang lingkup kegiatan.
a. Koordinasi lintas instansi terkait.
Pembentukan Kelompok kerja

3
c. Membangun Kom petensi Dan Rasa Percaya Diri Ahli lptek Pertahanan
Dalam Rangka Kemandirian lndustri Pertahanan
1.5. Langkah-langkah Penelitian.
a. lnventarisasi berbagai data ahli iptek di instansi terkait.
b. Analisis terhadap berbagai data dan hasil yang didapat khususnya ahli iptek
pertahanan untuk kemadirian industria pertahanan .
•
~
-

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kompetensi.
2.1.1 Pengertian Kompetensi.
Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspef\
pengetahuan , keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang
ditetapkan" Standar Kompetensi adalah pernyataan tentang bagaimana seseorang
dapat mendemonstarsikan keterampilan, pengetahuan dan sikapnya ditempat kerja
sesuai dengan standar lndustri atau sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
oleh tempat (industri). Jadi kompetensi adalah sebuah pernyataan terhadap apa
yang seseorang harus lakukan ditempat kerja untuk menunjukkan
pengetahuannya, keterampilannya dan sikap sesuai dengan standar yang di
persyaratkan. R.Pahlan dalam bukunya "'Competency Management: A
Practicioner's Guide" dapat menggali lima istilah dalam definisi kompetensi sebagai
berikut:
•
2.1.1.1 Karakter Dasar diartikan sebagai kepribadian seseorang yang cukup
dalam dan berlangsung lama. Dalam definisi ini, karakter dasar mengarah
pada motif, karakteristik pribadi, konsep diri dan nilai-nilai seseorang.
2.1.1.2 Kriteria Referensi berarti bahwa komptensi dapat diukur berdasarkan
standar atau kriteria tertentu. Dapat diukur faktor-faktor pembentuk
terjadinya kinerja karyawan yang beragam (unggul, biasa, dan rendah) .
Dari faktor-faktor tersebut kemudian dapat diprediksi kinerja seseorang .
Misalnya angka penjualan yang dilakukan seorang wiraniaga per satuan
waktu. . ~
2.1 .1.3 Hubungan Kausal mengindikasikan bahwa keberadaan suatu kompetensi
dan pendemonstrasiannya memprediksi atau menyebabkan suatu kinerja
.,
unggul. Kompetensi-kompetensi seperti motif, sifat dan konsep diri dapat
memprediksikan ketrampilan dan tindakan. Kemudian ketrampilan dan
tindakan memprediksi hasil kinerja pekerjaan. Jadi disitu ada maksud atau
motif yang mengakibatkan sebuah tindakan atau perilaku yang
embuahkan hasil.

5
Contohnya. kompetensi pengetahuan selalu digerakkan oleh kompetensi
motif, karakteristik pribadi, atau konsep diri. Model kausal ini dapat
diperj elas lag i melalui contoh berikut; kalau organisasi tidak mengakuisisi
atau mengembangkan kompetensi inisiatif bagi para karyawannya, maka
dapat diduga pekerjaan yang harus disupervisinya akan dikerjakan ulang
dan biaya untuk memastikan kualitas pelayanan akan meningkat.
2.1 .14 Kinerja Unggul mengindikasikan tingkat pencapaian,misalnya dari sepuluh
persen tertinggi dalam suatu situasi kerja .
2.1 .1.5 Kinerja Efektif adalah batas minimum tingkat hasil kerja yang dapat
diterima. lni biasanya merupakan garis batas dimana karyawan yang
hasil kerjanya di bawah garis ini dianggap tidak kompeten untuk
melakukan pekerjaan tersebut.
2.2 Rasa Percaya Diri.
Rasa percaya diri biasa dialami oleh setiap manusia, apakah dia seorang
manusia biasa yang tidak memiliki kelebihan apapun juga maupun yang dialami
seseorang yang memiliki pengetahuan cukup tinggi, seperti seorang ahli dibidang
pembuatan senjata perang. Rasa percaya diri ini biasa timbul karena berbagai hal.
•
Menurut referensi dalam ilmu psikologi bahwa rasa percaya diri seseorang
dipengaruhi oleh pola asuh anak pada waktu dia masih keci/ yang terdapat dala:n
suatu masyarakat. Di kelas menengah Amerika ce~derung
terdapat beraneka
ragam sikap terhadap beberapa hal seperti latihan pergi ke jamban, jadwal makan,
pemberian susu dengan botol versus air susu ibu, dan kebebasan versus
-
pengontrolan yang ketat. Para orang tua disarankan agar tidak memanjakan bayi
mereka dengan cara mengendong mereka setiap kali menangis, memberi mereka
makan menurut jadwal yang sudah ditentukan (baik lapar maupun tidak), dan
elatih pergi ke jamban pada usia 1 tahun. Mengisap jempol dan memegang alat
elamm harus dilarang.

6
Hal ini maksudnya agar untuk membentuk kebiasaan baik dan
menghilangkan kebiasan jelek. Semakin dini orang tua memulainya maka semakin
baik. Pada tahun 1940 pola itu sudah mulai berubah dan cara membesarkan
sudah agak leb ih toleran dan fleksibel. Rasa aman dari anak dan kerusakan yang
mungkin timbul sebagai akibat control yang keras terhadap impuls .alamiah.
Dianjurkan mengikuti kecenderungan sendiri dan menganut jadwaf fleksibel yang
cocok bagi kebutuhan anak atau kebutuhan mereka sendiri. Melatih anak
pemakaian jamban sebaiknya ditunda sampai anak cukup umur untuk mengerti
tujuannya, dan mengisap jempol atau menyentuh alat kelamin tidak dianggap hal
yang mengkhawatirkan.
Namun cara diatas akhir-akhir ini mengalami perubahan . Keaneka ragaman
pola pengasuhan tersebut merupakan sumbangan terhadap kemampuan
penyesuaian diri mereka dan mungkin indikasi bahwa metode tertentu kurang
penting jika dibandingkan dengan dasar para orang tua. Saat ini orang tua
cenderung melaporkan apa yang mereka pikir sebaiknya dilakukan dalam
menangani anak-anak mereka, dan bukan apa yang betul-betul mereka lakukan.
Juga banyak cara tertentu untuk untuk menerapkan metode merawat anak.
•
Hasil penelitian terakhir menunjukan, para orang tua dari anak-anak yang
matang dan kompeten mencapai nilai tinggi dalam keempat dimensi yaitu : (a).
Kontrol (b) . Tuntutan kematangan (c) . Kejelasan komunikasi orang tua anak (d) .
Perawatan orang tua terhadap anak. Mereka hangat, penuh kasih sayang , dan
berkomunikasi secara baik dengan anak mereka. Meskipun mereka menghormati
pendapat anak mereka, pada umumnya mereka tega,s dan jelas mengenai perilaku
yang mereka anggap layak. Para orang tua yang dari anak-anak yang mempunyai
control diri dan kepercayaan pada diri sendiri secara sedang, tetapi agak menarik
-
diri dan kurang dapat dipercaya, cendrung cukup mempunyai control tetapi tidak
begitu hangat dan kurang menyayangi anak-anak atau kurang memperhatikan
pendapat mereka. Orang tua dari anak-anak yang paling tidak matang, menyayangi
anak-a nak mereka tetapi tidak mengontrol, menuntut atau komunikatif.

7
Orang tua semacam ini condong tidak efektif dan tidak teratur dalam
mengatur rumah tangga mereka serta lalai dalam menetapkan tuntutan perilaku
dan dalam mendisiplinkan atau memberikan ganjaran kepada anak-anak mereka.
Penelitian be ri kutnya menunjukkan ; Para orang tua yang cukup keras dan mantap
dalam pengharapan mereka mengenai bagaimana anak-anak seharusnya
berperilaku baik tetapi tetapi juga hangat dan penuh kasih sayang serta
menghormati pendapat anak-anak mereka cenderung menghasilkan anak-anak
prasekolah yang kompeten dan percaya pada diri sendiri. Jika orang tua terlalu
mengontrol dan lebih mementingkan kebutuhan mereka sendiri daripada
kebutuhan anak-anak mereka, anak-anak mereka mungkin cukup mengontrol
dirinya tetapi tidak begitu merasa aman atau percaya diri dalam mendekati situasi
baru atau orang lain. Para orang tua yang sangat memberi kebebasan, dan tidak
memberi ganjaran untuk perilaku yang penuh tanggungjawab atau menghalangi
perilaku tidakmatang, menghasilkan anak-anak yang paling tidak percaya diri dan
tidak ada control diri. Singkatnya kompetensi dan percaya pada diri sendiri pada
anak-anak nampaknya paling baik berkembang dalam keluarga yang hangat dan
mendidik di mana para orang tua memberik ganjaran bagi perilaku yang
bertanggungjawab tetapi juga menganjurkan tindakan serta pembuatan keputusan
yang mandiri.
•
Menurut ahli teori belajar social , tindakan seseorang dalam situasi terteni.u
tergantung pada karakteristik khusus situasi tersebut, penilaian orang itu mengenai
situasi tersebut penguatan masa lampau terhadap perilaku dalam situasi yang
serupa (atau pengamatan terhadap orang lain dalam ~ituasi yang sama).
Orang akan melakukan perilaku secara konsisten selama situasi yang mereka
.,
hadapi dan peranan yang harus mereka mainkan relative stabil.
Dalam memprediksi bagaimana perilaku seseorang dalam situasi tertentu, pakar
teori belajar lebih menekankan makna penting perbedaan perkembangan kognitif
dan pengalaman belajar social seseorang daripada trait motivasional (seperti
agresl atau ketergantungan).

8
Beberapa perbedaa n individual , variable orang, yang berintegrasi dengan kondisi
situasional untuk mempengaruhi perilaku disajikan dibawah ini.
2.2.1. Kompetensi. Apa yang dapat lakukan. Kompetensi mencakup kemampuan
intelektual, keterampilan social dan keterampilan fisik serta kemampuan
khusus lainnya.
2.2.2. Strategi kognitif. Bagaimana anda melihatnya. Orang mempunyai
perbedaan cara menyeleksi informasi, mengkode (menggambarkan)
kejadian , dan mengelompokkannya ke dalam kategori yang bermakna.
Kejadian yang dipersepsi seseorang sebagai hal yang 'membahayakan'
mungkin diamati oleh orang lain sebagai peristiwa yang 'menarik".
2.2.3 Dugaan. Apa yang akan terjadi. Dugaan tentang akibat berbagai perilaku
akan mengarahkan pilihan perilaku seseorang.
2.2.4. Nilai-nilai subyektif. Apa yang berharga. lndividu yang memiliki dugaan
sama mungkin memilih perilaku yang berbeda karena menentukan nilai
yang berbeda untuk akibat perilaku tersebut.
2.2.5. Rencana dan system pengaturan diri: Bagaimana cara mencapainya
Orang mempunyai perbedaan standard dan aturan yang digunakan untuk
mengatur perilaku (termasuk mengajar diri sendiri karena berhasil dan
menghukum diri sendiri karena gagal) serta kemampuan untuk menyusun
rencana pencapaian tujuan yang realistik.
2.3. Mengukur rasa Percaya diri
•
Menjadi seseorang yang percaya diri dapat menampilkan kualitas pribadi yang
mampu membuat orang terkagum-kagum pada seseor~ng .
Percaya diri adalah hal
terpenting dalam semua aspek kehidupan dan belum semua orang mampu
menemukannya. Masih terdapat orang yang merasa kurang percaya diri atau
-
minder sehingga memberatkan hidupnya dan sulit menjadi orang yang sukses.
Membedakan orang yang percaya diri dengan yang minder.
embangun Rasa Percaya Diri
Menurut Frans Brad Pitt, membangun rasa
oercava diri itu memang tidak semudah mengucapkannya, bahkan orang yang
_:::._ng psrcaya diri pun masih juga merasa grogi sekali waktu .

9
Tapi sebenarnya semua orang tampil dengan penuh percaya diri dengan cara yang
lebih alam i, ba hka n membentuk secara instant. Untuk menemukan rasa percaya
diri seseorang harus mengenal secara gamblang apa sebenarnya yang dimaksud
dengan gagasan percaya diri itu :
2.3.1. Bersikap tenang dalam setiap situasi di kehidupan ini dan menjalankan
tingkat emosi secara layak. Memasukan terlalu banyak emosi dalam
pengalaman, justru dapat membuat emosi itu sendiri mendidih. Seseorang
dapat disebut percaya diri jika mampu bersikap tenang dalam menghadapi
berbagai situasi yang berbeda.
2.3.2. Tidak meledak-ledak, jadi seseorang itu harus mampu bersikap rileks saat
menghadapi ketidak pastian. Dapat menghadapi masalah dengan kepala
dingin , yang berarti mampu tetap tenang saat menghadapi situasi yang
dirasakan seseorang merasa tak pasti. Jika seseorang dapat mentoleransi
ketidakpastian akan pasti cukup percaya diri dalam menghadapi apapun.
2.3.3. Tidak khawatir dengan apa yang dipikirkan orang lain. Pernahkah
•
membayangkan menghadiri sebuah pertemuan, dan begitu berada disana
ternyata jauh berbeda dengan bayangan yang ada dalam fikiran. ltu
menunjukkan betapa sebenarnya imajinasi seseorang sangat tidak dapgt
dipercaya. Berhentilah mereka-reka suatu keadaan dengan imajinasi.
Membayangkan apa yang difikirkan orang lain tentang diri kita , hanya
membuat kita dipenuhi rasa khawatir.
2.3.4. Bersikap rinci. Sebenarnya dibagian manaJ

10
Untuk mendapatkan apa yang diinginkan dalam kehidupan ini, seseorang
mesti membangun bayangan nyata tentang apa yang benar-benar dapat
dicapai. Pilah-pilah situasi yang diinginkan secara rinci dan lalu tuliskan.
Dengan cara itu , berarti seseorang mulai mengarahkan pikiraan dalam jalur
rasa percaya diri.
•
2.3.5. Pahami istilah "Apa yang kamu harap itulah yang kamu dapat". Otak
merupakan bagian dari tubuh kita yang membutuhkan tujuan jelas untuk
diproses. Jika tugas-tugas telah disusun secara gamblang di otak, maka ia
akan melaksanakan apapun yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan
tugas-tugas itu . Seperti jika seseorang mencoba mengingat-ingat namanama
seseorang, beberapa saat kita mengingatnya maka nama itu akan
muncul dikepalamu. Otak mencoba mengingat pengalaman yang dirancang
dalam tugas-tugas atau cetak biru yang tersimpan dalam bawah sadar,
seperti menata nama-nama yang dikenal, dimana sebelumnya tak
terpikirkan secara sadar. Siapa saja dapat memanfaatkan mekanisme alami
ini untuk mulai membangun rasa percaya diri. Tapi pastikan tugas-tugas
yang benar dibawah sadar kita, karena proses selanjutnya akan jadi sesuatu
yang vital.
2.3.6. Jangan penuhi pikiran dengan dengan hal negatif. Saat kita mengucapkan
'aku tak mau mengacaukan" sebenarnya malah merancang tugas
"mengacaukan" dalam otak kita . Rancang cetak biru untuk hal-hal yang
benar diinginkan. Otak manusia tidak bekerja untuk melakukan hal-hal yang
tidak ingin dilakukan. Dan alam telah memberi kita peralatan yang luar biasa
ini , untuk merancang cetak biru tugas-tugas secara benar.
2.3.7. Gunakan Perancang tujuan alami. Sekarang pahami betapa vitalnya
-
merancang tugas-tugas yang benar dalam otak kita. Kita perlu mengetahui
bagaimana melakukan ini dengan nyata. Hipnotis yang bagus akan
memprogram cetak biru dalam otak kita melalui imajinasi. Jika kita
membayangkan perasaan percaya diri dengan kuat, dan bersikap santai
sementara melakukan tahap hipnotis sederhana, maka bawah sadar kita

11
akan cukup kuat mendorong melakukan apapun. Dan secara mudah, cetak
biru untuk bersikap santai telah masuk dalam bawah sadar.
2.4. lndustri Pertahanan.
lndustri pertahanan adalah industri nasional yang bergerak diberbagai sektor yang
menghasilkan alat-alat pertahanan mulai dari hulu sampai hilir yaitu, mulai dari
bahan baku alat pertahanan sampai dengan industry pembuat alat-alat pertahanan.
Perusahaan yang begerak didalam pembuatan alat pertahanan dalam negeri
adalah ; PT. Pindad , yang membuat persenjataan dan kendaraaan lapis baja, PT.
Dirgantara Indonesia (DI) perusahaan pembuatan pesawat dan helicopter, PT.PAL
perusahaan pembuatan kapal laut dan PT. Kratau Steel bergerak dalam industri
bahan baku peralatan pertahanan, PT. Dahana bergerak dalam industri bahan
baku peledak.
•
Disamping itu juga ada perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang non
alutsista yang tergabung dalam organisasi Asosiasi lndustri Pertahanan Non
Alutsista (IPNAS) yang memproduksi perlengkapan perorangan maupun satuan.
IPNAS beranggotakan
PT. Multi Indo Sentosa memproduksi perlengkap&n
perorangan, PT. Armylis Kusuma Putra memproduksi perlengkapan pendukung
alutsista, PT. Batara lndra memproduksi konserven, PT. Bumi Putera lndustri
memproduksi perlengkapan KLP/BBP, PT. lndra fajar memproduksi perlengkapan
perorangan, PT. Jangkar Nusantara Megah memproduksi ransum tempur. PT.
Goeno memproduksi perlengkapan satuan lapangan/tenda, PT. Mitra Agung
Antasco memproduksi sepatu dinas lapangan, PT. Paramartha Dharmaguna
memproduksi pemanas perorangan, PT. Mancaw~h.ima
Bhakti memproduksi
perlengkapan pendukung alutsista, PT. Subur Sakti Putra memperoduksi peralatan
telekomunikasi, PT. Damar Delapan Utama memproduksi pelumas khusus, PT.
Green World Nusantara memproduksi peralataan energi terbarukan, PT. Patria
.,
Damareka memproduksi perlengkapan pendukung alutsista.
Untuk mengembangkan industri pertahanan ada beberapa hal yang perlu
ernatikan yaitu kerjasama antara pakar teknologi, pakar militer dan pakar
_e-:ahanan . Sebab itu perlu dibentuk satu forum yang memungkinkan

12
bertemunya tiga unsur itu untuk untuk secara teratur membicarakan berbagai hal
yang menyangkut teknolog i pada umumnya dan teknologi pertahanan khususnya
serta industri yang memproduksinya.
Dari segi pakar kita dewasa ini , ada sesuatu hal yang sangat memprihatinkan yai+u
kegamangan dalam hidup mereka dan ini ditandai dengan terjadinya fenomena
Brain Drain di perguruan tinggi terhadap para ahli khususnya dosen yang
memperoleh bea siswa di berbagai perguruan tinggi di luar negeri. Penyebabnya
adalah :
2.4.1 Terjadi pada siswa yang belum matang kemudian memperoleh pendidikan
•
diluar negeri dan mereka mengalami gegar budaya dimana ketika
bersekolah diluar negeri dan kembali ke Indonesia dan mengalami hal-hal
yang jauh berbeda berupa ; pendapatan, fasilitas kerja, dsb.
2.4.2. Tawaran beasiswa dari Negara maju terutama pada bidang-bidang yang
ditinggalkan oleh warganya. Dengan skema beasiswa ini dan kontrak kerja
dapat mengisi pasar kerja yang berlebih karena ditinggalkan oleh warganya.
2.4.3. Ada kemudahan-kemudahan yang diberikan pemberi beasiswa (Negara
maju).
2.4.4. Tawaran dari Negara maju pada pakar Indonesia setelah menyelesaikan
pendidikan di Negara maju melalui kemudahan "permanent residens",
kesempatan peluang kerja karena banyak yang diting!;)alkan oleh warga
Negara tersebut. Ketidak puasan yang dihadapi setelah pulang ke Indonesia
dalam hal penghasilan, ketersediaan peralatan, birokrasi yang dianggap
menyulitkan, suasana kerja yang tidak kondusif. (kum penelitian yang diklaim
atasan), keinginan untuk mendapatkan pengalaman dan ilmu pengetahuan
yang lebih tinggi lagi , alasan keluarga (nikah dengan warga Negara asing) .
.,
Wakil Ketua Lembaga llmu Pengetahuan Indonesia Lukman Hakim
mengemukakan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia saat
ini sudah berada pada titik nadir. Padahal , bangsa ini diharapkan tak mengulang

13
pola pembangunan dengan paradigma lama yang hanya mengandalkan eksploitasi
sumber daya alam dan mengabaikan pengembangan iptek. 1
Lembaga penelitian kita termarjinalisasi. ltu terlihat dari rendahnya kualitas
publikasi dan keterhu bungannya dengan dunia ilmu pengetahuan; tutur Lukman .
Lukman dan sejumlah ilmuwan lain dimintai tanggapannya terkait dengan temuan
buntunya peran ilmuwan Indonesia karena keahlian mereka disia-siakan akibat
tiadanya strateg i pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta
dukungan dana dari pemerintah.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kata Lukman, tidak harus
selalu memberi manfaat ekonomi. Sejumlah negara yang berhasil dalam
pergembangan ipteknya justru memulai dengan investasi besar-besaran dalam
bidang iptek. Thailand, misalnya, menuai reputasinya saat ini sebagai negara yang
maju teknologi pangannya setelah memulai investasi di bidang itu sejak 20 tahun
lalu. Pakistan berhasil mengundang ilmuwan-ilmuwannya setelah ada janji bahwa
mereka akan memperoleh gaji empat kali lipat dari yang diperoleh seorang menteri.
Terkadang , riset tidak langsung dapat diaplikasikan kepada kebutuhan masyarakat,
tetapi pada masanya akan memberikan nilai tambah sangat besar. Kompetensi
bukan merupakan transaksi langsung. Biaya untuk transaksi teknologi belum tentu
berbanding lurus.
Berdasarkan data antara tahun 1969-2001, budget pemerintah untuk aktivitas
keilmuan dan teknologi di Indonesia mengalami penurunan cukup tajam. Anggaran
untuk riset yang dialokasikan pemerintah sejak tahun 1986 sampai tahun 2002
menu run rata-rata 0,18 persen dari produk domestik .bruto (PDB). Pada tahun 1986
budget riset sekitar 0,052 persen dari PDB, tetapi pada tahun 2002 hanya
mencapai 0,039 persen dari PDB. Tahun 2006, pagu anggaran untuk iptek hanya
-
Rp 1,76 triliun , sedangkan belanja iklan di Indonesia ditargetkan mencapai Rp 28
triliun .

14
Di tengah keprih atinan itu , diduga cukup banyak peserta program b ~! 2 Siswa bagi
lulusan SMA bidang llmu Pengetahuan Alam yang dibiayai dana pinjarnan Bank
Dunia periode 1985-1992 mangkir dari kewajiban menjalankan ikatan dinasnya.
Pemerintah saat ini tengah melacak keberadaan mereka, tetapi data peserta
program di bawah Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi/Badan Pengkajian
dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah hilang. ;Beasiswa mereka diperoleh melalui
bantuan luar negeri, maka mereka harus memberikan ganti rugi.
•
.,

BAB -Ill
TUJUAN DAN MANFAAT
3.1. Tujuan.
3.1.1 Penelitian Membangun Kompetensi Dan Rasa Percaya Diri Ahli lptek
Pertahanan Dalam Rangka Kemandirian lndustri Pertahanan ini, diperlukan
untuk membuat rumusan konsep pembangunan SDM iptek pertahanan yang
memiliki kompetensi dan rasa percaya diri guna terwujudnya kemandirian
industri pertahanan.
3.1.2 Memberikan alternatif-strategi bagi peningkatan kompetensi dan rasa
percaya diri ahli iptek pertahanan, khususnya yang berkaitan dengan
industria pertahanan.
3.2 . Manfaat.
3.2 .1 Manfaat Penelitian ini sebagai bahan referensi pimpinan dalam proses
pengambilan keputusan bagi instansi terkait yang langsung berkaitan
dengan pembangunan SDM iptek pertahanan yang memiliki kompetensi dan
rasa percaya diri guna terwujudnya kemandirian industri pertahanan.
3.2.2. Memberdayakan para ahli iptek pertahanan dalam rangka kemandirian
industri pertahanan dari sudut kompetensi dan rasa percaya diri agar dapat
mendukung dan meningkatkan pertahanan negara.
. ~
.,

BAB-IV
METODE PENELITIAN
4.1. Metode.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitis dengan metode pendekatan
kualitatif, yaitu meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi
suatu system pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan
penelitian diskriptif adalah membuat diskripsi, gambaran, jabaran secara
sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar
fenomena yang diselidiki dengan mengumpulkan data yang diperoleh kemudian
dianalisis dengan pendekatan tersebut diatas.
4.2. Teknik pengumpulan data.
4.2.1. Data Primer, dengan menggunakan teknik wawancara mendalam (indepth
interview) kepada informan yang dianggap bisa memberikan data dan
informasi terkait permasalahan penelitian.
4.2.2. Data Sekunder. Diperoleh dari riset kepustakaan (library research)
untuk mengumpulkan data secara teoritis kepustakaan untuk mendapatkan
teori-teori yang berhubungan dan mendukung pemecahan permasalahan
penelitian, serta dari dokumen-dokumen yang dapat dijadikan bahan
pendukung analisis data.
4.3. Pengolahan Data .
Pengolahan Data Kualitatif. Data kualitatif yang didapat dari hasil wawancara
mendalam, kemudian diolah dengan tahapan sebagai 9e{lkut :
4.3.1 Expanded Fieldnotes. Memperjelas catatan kecil yang dibuat pada waktu
pelaksanaan wawancara dan kemudian memeriksa catatan tersebut dengan
melakukan cross ch~k dari tape recorder, karena mungkin ada keterangan
yang didapat dari informan tidak tercatat jelas.

17
4.3.2. Entry dan Mengatur Data. Memasukkan data hasil wawancara kekomputer
dan diana lisis.
4.3.3 Meringkas data. Merupakan kegiatan meringkas data yang telah di entry
tersebut dalam bentuk matriks tetapi dilampirkan.
4.4. Teknik Analisis Data .
Penelitian ini menggunakan teknik analisis kualitatif.
Untuk menjawab permasalahan penelitian, dilakukan analisis terhadap datadata
primer dan sekunder, yaitu hasil pengisian kuesioner dan hasil wawancara
dianalisis (analysis content) dihadapkan dengan teori-teori dari riset
perpustakaan.
-

BABV
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya kompetensi dan rasa
percaya diri ah li iptek pertahanan dalam rangka kemandirian industri pertahanan
adalah :
5.1.1 Kompetensi.
Faktor llmu pengetahuan yang dimiliki para ahli iptek, tentunya ilmu yang
berkaitan dengan pertahanan seperti ilmu daya gerak dan daya gempur.
Para ahli iptek untuk industri hulu yang dikuasai oleh para ilmuwan (baik
Science maupun teknologi pertahanan yang saat ini kementerian
pertahanan sudah menelurkan beberapa jumlah ahli iptek di bidang
pertahanan yang bekerjasama dengan ITB) bekerjasama dengan industri
hilir yang diawaki oleh para TNI profesional yang kemudian dipadukc.n
menjadi sesuatu kekuatan pertahanan negara yang handal dan mandiri,
sehingga dalam memenuhi kebutuhan industry pertahanan yang bersifat
semesta, kita tidak lagi terlalu tergantung dengan pihak luar negeri.
Faktor Keterampilan yang dikuasai para ahli iptek,
berkaitan dengan ilmu pertahanan.
juga tentunya yang
Selain mereka menyatukan ilmu yang
ada, mereka juga dituntut untuk memiliki keterampilan yang profesional.
Seperti ahli iptek pertahanan yang berasal dari PT. Pindad, yang membani.u
Kementerian Pertahanan dan Mabes TNI dalam membuat persenjataan dan
kendaraaan lapis baja, ahli iptek dari PT. Dirgantara Indonesia (DI) yang
membantu pembuatan pesawat dan helicopte.r, ."ahli iptek dari PT.PAL yang
membantu pembuatan kapal laut dan ahli iptek dari PT. Kratau Steel yang
membantu pengadaan bahan baku peralatan pertahanan, dan ahli iptek
-
dari PT. Dahana yang bergerak dalam industri bahan baku peledak.

19
5.1.2 Dimensi Kompetensi. Kompetensi mencakup lima dimensi yaitu :
a. Task ski lls yaitu mampu melakukan tugas pertugas.
b. Task management skills yaitu mampu mengelola beberapa tugas
yang berbeda dalam pekerjaan.
c. Contingency management skills yaitu tanggap terhadap adanya
kelainan dan kerusakan pada rutinitas kerja.
d. Environment skills/job role yaitu mampu menghadapi tanggungjawab
dan harapan dari lingkungan kerja/ beradaptasi dengan lingkungan.
e. Transfer skills yaitu mampu mentransfer kompetensi yang dimiliki
dalam setiap situasi yang berbeda (situasi yang baru) dilandasi SQ
dan EQ yang kuat berarti kemampuan untuk membangun komunikasi
yang santun, sikap melayani yang tulus, dan kesadaran untuk bekerja
dalam satu tim yang dilandasi oleh kejujuran dan kepentingan
bersama.
5.1.3. Percaya Diri.
Kepercayaan diri akan tumbuh jika faktor ilmu yang dimiliki masing-masing para
ahli iptek tersebut dipadukan dengan faktor karakter dasar mereka, sehingga
mereka dapat "commit" dengan berbagai macam ketentuan dan tugas yang
diberikan sesuai bidang ilmunya untuk pertahanan baik yang bersifat pertahanan
militer maupun nir militer.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kompetensi ,da.h
komitmen Ahli iptek pertahanan,
adalah sebagai berikut :
.,
rasa Percaya diri serta
Jika digambarkan dalam bentuk diagram Venn,

20
Kompetensi : Knowledge dan Skill
Percaya Diri : Knowledge dan Attitude
Komitmen : Skill dan Attitude 2
Gambar 5.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kompetensi dan rasa Percaya
diri serta komitmen Ahli iptek pertahanan
5.2. Hasil yang didapat:
Jika kita bicara ahli iptek, sebenarnya semua tenaga ahli baik pengajar, teknorat
maupun birokrat yang ada di seluruh daerah yang ada di Indonesia. Adapun data
yang didapat sementara adalah para ahli iptek yang ada di lingkungan pengajar.
SDM tersebut dapat didayagunakan untuk mendukung kemandirian industry
pertahanan secara total. Ahli iptek yang dapat dilihat berasal dari beberapa lokus
antara lain sebagai berikut :
5.2.1 Kota Ambon.
lndustri hulu banyak memerlukan akademisi.-ai

21
Sebagai data, dapat dilihat banyaknya ahli iptek yang dapat mendukung
kemandirian industry pertahanan yaitu salah satunya dapat diambil sampel
antara lain dari Fakultas di Universitas Pattimura :
5.4.1.1. KIP 258 orang tetap, 150 tidak tetap
5.4.1.2. Hukum 83 orang tetap, 7 tidak tetap
5.4 .1.3. I SIP 88 orang tetap, 52 tidak tetap
5.4.1.4. Pertanian 243 orang tetap, 34 tidak tetap
5.4.1.5. Per ikanan 134 orang tetap, 58 tidak tetap
5.4.1.6. Ekonomi 129 orang tetap, 22 tidak tetap
5.4.1.7. Teknik 106 orang tetap, 18 tidak tetap
5.4.1.8. MIPA 60 orang tetap, 15 tidak tetap
Untuk lebih lengkapnya lihat pada Lampiran 1. 3
5.2.2 Denpasar.
Jumlah ahli iptek (Dosen tetap & Non tetap) yang terbanyak, yang dapat
mendukung kemandirian industry pertahanan dari hulu, dilihat dari Fakultas
yang ada di Universitas Udayana yaitu :
5.4.2.1 .
5.4.2.2.
5.4.2.3.
5.4.2.4.
Fakultas Sastra : Ahli Arkeologi (99 orang)
Fakultas Kedokteran : Ahli Kedokteran (259 orang)
Fakultas Pertanian : Ahli Agroekoteknologi (11 orang)
Fakultas MIPA : Ahli Farmasi . (44 orang) .
Untuk lebih lengkapnya lihat pada Lampiran 2. 4
~

22
5.3 Kondisi Kompetensi dan Percaya diri ahli iptek saat ini .
Jika dilihat dari data kompetensi ahli iptek yang didapat, bahwa kondisi ahli iptek
saat ini di Indonesia sebanyak 64 orang per 1.000.000 orang penduduk. Hal ini
berarti bahwa 1 orang ahli iptek di Indonesia be~banding 15.625 orang penduduk
(1 : 15.625 ). Dengan perbandingan tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat
kepercayaan diri para ahli iptek sangat memprihatinkan.
5.4. Peluang .
Pengembangan sumber daya manusia di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
untuk riset harus dirancang dengan memasukkan pengembangan SDM periset ke
dalam sektor-sektor riil , yaitu pendidikan , pertahanan dan keamanan , kesehatan ,
serta infrastruktur. 5
Sektor pendidikan, pertahanan dan keamanan (hankam), kesehatan, dan
infrastruktur menyerap hampir seluruh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) . Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan 20 persen
APBN untuk pendidikan. Sektor hankam sangat strategis bagi kedaulatan Rl.
Kesehatan menyangkut kehidupan dan kebutuhan dasar masyarakat luas,
sedangkan sector infrastruktur jadi tanggung jawab pemerintah karena menentukan
perekonomian.
Menyangkut Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (2004-2009)
untuk iptek, ketahanan pangan, kecukupan obat, energy baru dan terbarukan,
teknologi hankam, teknologi informasi dan komunikasi, serta teknologi transportasi,
pemerintah melakukan pemetaan sumber daya ma.nusia (SDM) yang ada dan
selanjutnya membangun SDM sesuai rencana itu.
Semasa BJ Habibie menjadi Menristek, perhatian pemerintah sangat besar
terhadap iptek, termasuk d~am alokasi dananya. Sekarang, kondisinya berbeda.
Te~ologi (~ leneg Ri 'usmayanro Kadiman kepada Kompas. Rabu (5 ~ 1.

23
Oleh kare'la itu. kondisi pengembangan SDM iptek di Indonesia sekarang ibarat "nasi
telah menjadi bubur", di tengah banyaknya masalah di bidang pendidikan, hankam, dan
kesehatan . Ia tetap optimistis strategi pengembangan SDM iptek harus menjadi perhatian
pemerintah di masa depan.
Kendala utama pengembangan iptek saat ini justru pada meningkatnya ego sektoral an tar
instansi pemerintah. Setiap penerima beasiswa memiliki ikatan dinas dengan instansi
pengirimnya meski lembaga itu tak lagi memiliki aktivitas penelitian. "Seharusnya,
pengembangan iptek tidak terjebak pada ego sektoral, tetapi bagaimana membangun
bangsa Indonesia,".
Kondisi kurang kondusif itu disebabkan meningkatnya ego sektoral antarinstansi
pemerintah dan, di sisi lain, belum tumbuhnya budaya pengembangan iptek yang
kompetitif.
Pembangunan dan penelitian untuk pengembangan ilmu dan teknologi berjalan masingmasing.
Rencana kerja penelitian yang dibuat jarang sekali terarah juga tidak berdasarkan
visi pembangunan atau kebutuhan masyarakat. Pengabaian terhadap riset,
ilmu
pengetahuan dan teknologi juga berpengaruh kepada kompetensi para periset sendiri.
Kebanyakan hasil riset hanya dalam tataran memberikan informasi dan memetakan.
Namun, belum kepada tingkatan abstraksi yang dapat menjadi rekomendasi. Lemahnya
kontrol terhadap para peneliti. Tidak ada sistem yang melahirkan seorang peneliti
tangguh. Semua berjalan bergantung kepada komitmen dan ambisi individu peneliti. "Di
bidang sosial, dahulu masih ada belasan nama besar, tetapi sekarang berkurang ,"
ujarnya.
Melihat sejumlah negara tetangga, seperti Thailand dan Malaysia, justru bersikap leb:h
fleksibel dengan hanya mewaji~an para penerima beasiswa untuk kembali ke negara
asa lnya setelah menyelesaikan studinya di luar ngeri. Jadi, para ilmuwan tidak harus
bekerja di lembaga peng irimnya , tetapi bisa bekerja di instansi pemerintah lain maupun di
se~Go' s ·...,~s~a yang ada di dalam negeri. "Apalag i budaya intelektual yang memacu
a!a'""ga
an sampai kini belum tumbuh deng an baik,".

24
Para ilmuwan akan ternacu mengembangkan iptek di Tanah Air jika ada insentif memadai,
termasuk aturan vang jelas mengenai hak paten dan peluang memublikasikan hasil karya
penelitian di dunia internasional melalui berbagai jurnal ilmiah. Untuk mengoptimalkan
SDM iptek, diperlukan penghargaan berupa "insentif', yaitu penghargaan dalam arti luas.
Selama tak ada ikl im kondusif dan relevan dengan kultur akademik, ilmuwan cenderung
minimalis dalam berkarya.
"Sudah jamak ilmuwan kita mencari nafkah tidak berlandaskan profesi keilmuannya di
kampus, lantaran minimnya dana penelitian dan insentif bagi mereka. Bahkan, satu-dua
ilmuwan yang dikirim studi luar negeri tidak kembali karena iklim kurang kondusif,".
Ia mengingatkan, perlu ada keberpihakan secara makro untuk menghargai riset dan para
ilmuwan. Antara lain ketersediaan fasilitas yang memadai, dari kepentingan
pengembangan ilmu hingga kesejahteraan mereka. Tidak cukup hanya dipenuhi dengan
melahirkan Undang-Undang Guru dan Dosen. "Harus dibarengi komitmen politik
anggaran yang memadai,".
5.5. Kendala.
Kompetensi dan kepercayaan diri ahli iptek yang memprihatinkan disebabkan
beberapa hal yang disebabkan iklim dan ego :
a. Adanya peningkatan ego sektoral antar instansi pemerintah. Setiap
penerima bea siswa memiliki ikatan dinas dengan instansi pengirimnya
meski lembaga itu tak lagi memiliki aktivitas penelitian.
b. Belum tumbuhnya budaya pengembangan iptek yang kompetitif.
c. Pembangunan dan penelitian untuk pengeJllbangan ilmu dan teknologi
berjalan-jalan masing-masing. Rencana kerja penelitian yang dibuat jarang
sekali terarah juga tidak berdasarkan visi pembangunan atau kebutuhan
masyarakat.
.,

25
d. Penga~a ' a'l terh adap riset, ilmu pengetahuan dan teknologi juga
bernengaruh kepada kompetensi para periset sendiri. Telah terjadi
degradasi ku alitas periset. Kebanyakan hasil riset hanya dalam tataran
memberikan informasi dan memetakan , namun belum kepada tingkatan
abstraksi yang dapat menjadi rekomendasi.
e. Lemahnya control terhadap peneliti dan tidak sistem yang melah~rke~
seorang peneliti tangguh . Semuanya berjalan bergantung kepada komitmen
dan ambisi individu peneliti.
f. Belum tumbuhnya dengan baik budaya intelektual yang memacu kompetisi
dikalangan ilmuwan.
g. Belum adanya insentif memadai, termasuk aturan yang jelas mengenai hak
paten dan peluang mempublikasikan hasil karya penelitian ke dunia
internasional melalui berbagai jurnal ilmiah.
h. Belum adanya penghargaan berupa insentif yaitu penghargaan dalam arti
luas. Selama tak ada iklim kondusif dan relevan dengan kultur akademik,
ilmuwan cenderung minimalis dalam berkarya.
1. Adanya keterpaksaan untuk mencari nafkah tidak berlandaskan profesi
keilmuwannya karena minimnya dana penelitian dan insentif bagi merekJ,
bahkan ada ilmuwan yang dikirim belajar keluar negeri tidak kembali karena
iklim kurang kondusif.
J. Ketidakadaan keberpihakan secara makro untuk menghargai riset dan para
ilmuwan, antara lain ketersediaan fasilitas yang memadai dari kepentingan
pengembangan ilmu hingga kesejahteraan mereka.
5.6. Strategi dan Upaya. Dari faktor-faktor dan data yar)g .aidapat seperti tersebut di
atas, dapat diambil salah satu Strategi dan upaya yang dapat dirumuskan untuk
membangun kompetensi dan rasa percaya diri ahli iptek pertahanan dalam rangka
-
kemandirian industri pertahanan, sebagai berikut :
a. Kompetensi.
Membangun Kompetensi ahli iptek pertahanan dalam rangka industri
pertahanan dapat melalui :

26
b.
Yaitu melakukan pengawasan kuantitatif dan kualitatif setiap tahunnya untuk
mengetahui dinamika kekuatan dan kelemahan para ahli iptek yang
mendukung kemandirian industri pertahanan tersebut.
c. Tuntutan kematangan.
Tuntutan kematangan ini bukan hanya berasal dari psikologis para ahli iptek
itu , namun juga kematangan perencanaan dari lembaga " user " sangat lebih
penting lagi.
d. Kejelasan komunikasi.
Kompetensi akan tetap terjaga kualitasnya, apabila ada kejelasan
komunikasi dari para ahli iptek dengan user.
e. Perawatan. Para ahli iptek akan tetap berkompeten, apabila perawatan
yang diberikan user sama dengan kewajiban yang diterima para ahli iptek
tersebut. Perawatan tersebut dapat berupa kesejahteraan, kepercayaan dan
pujian. Sehingga kurang lebihnya dapat mengurangi terjadinya lonjakan
Brainer-brainer yang tak terduga.
5.7 Membangun Percaya Diri.
Untuk membangun rasa percaya diri seseorang dapat dibangun beberapa langkah
sebagai berikut :
a. Persiapan . • ~
Menyiapkan perjalanan diri menuju pribadi yang percaya diri. Kita perlu
menyadari posisi dimana kita berada sekarang, memikirkan tentang
kemana kita ingin pergi, mimikirkan sebuah perjalanan yang
menyenangkan pikiran kita, dan komitmen diri kita untuk memulai dengan
apa yang kita pikirkan dan tetap fokus dengan pemikiran kita.

27
b. Pencaoa1a
Kita dapat melihat apa yang telah kita capai selama ini. Jika perlu, kita dapat
memasukan top 10 hal terbaik yang pernah kita terima, ke dalam sebuah
'Achievement log ". Seperti kejuaraan, menjadi pemimpin tim kerja, atau kita
pernah membuat top skor dalam proyek bisnis. Kita dapat menyimpan
dalam format dokumen yang mudah kita lihat sesering mungkin, dan kita
bisa menghabiskan beberapa menit tiap minggu untuk menikmati
kesuksesan yang telah dicapai.
c. Pemikiran
Kita dapat berfikir tentang kekuatan yang kita miliki. Dengan melihat
penyimpangan kesuksesan kita , dan merefleksinya pada kehidupan kita sekarang.
Kita dapat berfikir mengenai kekuatan dan kelemahan kita. Dari sini, kita dapat
memikirkan mengenai
menghalangi kita.
kesempatan untuk sukses dan ancaman yang
d. Pengaturan
Mensetting tujuan dan pikiran kita dapat memunculkan rasa percaya diri.
Tujuan hidup adalah proses dimana kita akan menargetkan diri kita untuk
mer1capai dan mengukur kesuksesan dari target yang telah kita peroleh nantinya.
Mengatur pikiran kita, dapat menghilangkan sisi pikiran yang berbicara
mengenai hal negatif dan mampu memperkuat mental kita. Yang terakhir,
komitmen atau janji kita untuk mencapai kesuksesan. Jika kita masih bingung
dengan komitmen. Kita dapat menuliskannya dalam diary dan tetap berfikir
rasional juga fokus untuk mencapai apa yang kita tulis,
e. Enjoy
Ketika kita sudah memulai segala usaha untuk membangun kepercayaan
dalam diri kita, mungk~ kita tidak perlu terlalu berfikir keras dan mengejar
kesempurnaan . Kita dapat menikmati usaha yang sedang kita jalankan, untuk
encapai kesuksesan yang lebih ba ik.

28
f. Perayaa
Jika kita telah memulai dengan tujuan kecil, maka kita dapat membuatnya
sebagai tujuan untuk menimbulkan kebiasaan, meraih tujuan tersebut, dan
merayakan kesuksesan yang kita terima. Kita dapat mensyukuri hasil yang telah
kita peroleh dari usaha dan kerja keras kita, dengan merayakannya, mungkin
dengan ternan atau keluarga. Hal yang paling penting adalah kita tetap berada
dalam pikiran yang positif tetap merayakan dan minikmati kesuksesan, r~ 3n
menjaga kekuatan mental. Rasa percaya diri juga muncul dari kegagalan, selarna
kita belajar dari kegagalan tersebut dan kita tetap berfikir positif atas kegagalan
tersebut, maka mental kita juga semakin kuat.
5.8. Model yang dapat digunakan untuk menerapkan konsep tersebut digambarkan
sebagai berikut :
1 Krisis Ekonomi
2. Kualitas SDM krg
mampu lptek
3. Lemahnya Day a Saing
Bang sa
4.Tingkat ketergantungan
negara lain Sangat Tinggi
(unselfconfidence)
5. Mudah diembargo
6.Kebijakan Nas Kurang
berpihak thdp lndustri lokal
KOMPETENSI
1. KNOWLEDGE
A. ~TERIAL
B. NON ~TERIAL
1. KNOWLEDGE
2. ATTITUDE
1. CERDAS
~-··••G 2. BERSIKAP
NASIONALIS
3. TERAMPIL
4. BERTANGGUNG
JAWAB DALAM
MENANGGAPI
SGLPMSLHAN
INDUSTRI HAN
-a~na· 5 2.Model Pengembangan Kompetensi & Percaya diri Ahli lptek Pertahanan

BAB-VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan : Da ri data yang didapat sementara, dapat disimpulkan bahwa
kond isi Kompetensi dan Percaya diri masih dapat dikatakan masih
memprih atinkan .
6.1.1 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya kompetensi dan rasa
percaya diri ahli iptek pertahanan dalam rangka kemandirian industri
pertahanan adalah :
6.1.1.1. Pengetahuan, keterampilan dan Sikap para ahli iptek pertahanan
dalam mendukung kemandirian industri pertahanan seperti ahli
iptek pertahanan yang berasal dari Akademisi yang membantu
para ahli iptek yang berada di PT. Pindad, PT. Dirgantara
Indonesia, PT. PAL dan ahli iptek dari PT. Dahana.
Faktor tersebut diharapkan mampu mendukung para ahli iptek
dalam melakukan tugas pertugas, mengelola beberapa tugas
yang berbeda dalam pekerjaan, tanggap terhadap adanya
kelainan dan kerusakan pada rutinitas kerja, mampu menghadapi
tanggungjawab dan harapan dari lingkungan kerja, beradaptasi
dengan lingkungan, mampu mentransfer kompetensi yang dimiliki
dalam setiap situasi yang berbeda (situasi yang baru) dilandasi
SQ dan EQ yang kuat berarti kemampuan untuk membangun
komunikasi yang santun, sikap melayani yang tulus, dan
kesadaran untuk bekerja dalam sa.tu ~· tim yang dilandasi oleh
kejujuran dan kepentingan bersama untuk mendukung industri
pertahanan dalam kemandirian.
6.1.1.2 Strategi da~ upaya yang dapat dirumuskan untuk membangun
kompetensi dan rasa percaya diri ahli iptek pertahanan dalam
rangka industri pertahanan .

30
Strategi untuk Membangun Kompetensi ahli iptek pertahanan
dalam rangka industri pertahanan dapat melalui strategi insentifitas
melalui upaya Kontroling, Tuntutan kematangan, Kejelasan
komunikasi, dan Perawatan agar Para ahli iptek tetap
berkompeten.
Sehingga kurang lebihnya dapat mencegah terjadinya lonjakan
Brainer-brainer yang tak terduga .
Strategi Untuk membangun rasa percaya diri seseorang dapat
dibangun dengan strategi peningkatan kesejahteraan yaitu dapat
melalui beberapa upaya seperti antara lain Persiapan, Pencapaian
harapan, Pemikiran kesuksesan , Pengaturan positif, Enjoying dan
Perayaan kemenangan produktivitas.
6.1.1.3 Model yang dapat digunakan untuk Membangun Kompetensi dan
Rasa Percaya diri ahli
iptek pertahanan melalui model Sistemik
yaitu melalui tahapan input komptensi dan percaya diri yang para
ahli iptek yang ada, kemudian diproses, dianalisis serta diukur, dan
pada akhirnya dibuat suatu prosedur dan ketetapan seperti apa
yang diinginkan untuk membangun kompetensi dan rasa percaya
diri ahli lptek tersebut agar menjadi ahli iptek pertahanan yang
cerdas, bersikap nasionalis, terampil, bertanggungjawab dalam
menanggapi
segala permasalahan industrl pertahanan agar
mengurangi ketergantungan pada Negara lain.
. .
-

31
6.2. Saran :
Dari kesimpulan yang di dapat, dapat diajukan beberapa saran , sebagai berikut :
6.2 .1. Me nd ata base Kompetensi dan mengukur rasa percaya diri Ahli l9tek
Pertahanan yang ada. Baik para ahli iptek yang ada di industri hulu
maupun di industri hilir.
6.2.2. Membuat Regulasi Nasional untuk mengatur Kompetensi dan Rasa Percaya
diri ahli lptek pertahanan dalam rangka Kemandirian industri.
6.2.3. Memasukkan Pengembangan SDM periset ke dalam sektor-sektor riil , yaitu
sektor pendidikan, pertahanan, keamanan , kesehatan, serta infrastruktur.
~
-

DAFT AR PUST AKA
1. Atkinsa, Rita L. , Pengantar psikologi edisi 8, Jakarta, Erlangga, 1999
2. Kerlinger, Fred N. Asas-asas Penelitian Behavioral, Yogyakarta,
Gajahmada University Press, 1990.
3. Manajemen SDM Berdasarkan kompetensi, Jakarta, Pustaka Pustaka
Utama Grafiti, 1995.
.,

~ . N'v'C!IdV'J'v'l

=e, .. e..,oangan Mahasiswa, Dosen dan Lulusan
_- • e~s 1 ta s Pattimura Ambon Menurut Fakultas
2004/2005 - 2008/2009
Fao

:::;: _ :;:
-2
=>erO(embangan Mahasiswa, Dosen dan Lulusan
r"l iversitas Pattimura Ambon Menurut Fakultas
2004/2005 - 2008/2009
r=a

Z NV1IIdWV1
~'VS'VdN3C 'Vl0)4 )illSil'VlS l'VSnd N'VC'VB

Tabel
Table-u.::
Saf Pengajar (Dosen Tetap I Tidak Tetap) Menu rut Fakultas
l da~ ana, 2008
r or Full Time and Part Time Lecturers by Faculty at University
Do sen
Tetap Tidak Tetap Jumlah
Full Time Part Time Total
f(JTT41
I F:!O.~;.us Sastra
I I Sastra Indonesia
-I I
I 2 Sastra Daerah
1. 3 Sastra lnggris
1.4 Arkeologi
-9 9
I .5 Sejarah
1.6 AntropologiiBudaya - I
I. 7 Sastra Jepang
Sub Jumlah I Sub Total
175 II 186
Sum ber : U ni versi ta s U da yana D en pasa r
Sou rce : U nive rsit y of U da ya na i n Den pa sar
Denpasar Dalam Angka 2009
-

LUJ
.1 .. 22
Dosen
Tetap Tidak Tetap Jumlah
Oo':..ter - 259 259
eperawatan
-37 37
~ •• " Suh...Ia1a.l
I 99 296 296
3 Fakultas Hukum
31 llmu Hukum
S!!h lqmlah r Sqh Iprpl
~
Su mbe r Un ive rsit as Ud ayan a De npa sar
Source . Un iversi ty of Ud ayan a in D enp asar
Denpasar Oalam Angka 2009
.,

Coatinued Ta ble -t2.22
Fatt:::as
Do sen
Facult)
Tetap Tidak Tetap Jumlah
4 Fakultas Teknik
4 I Teknik Sipil
4.2 Teknik Arsitektur-- -
4.3 Teknik Mesin
4.4 Teknik Elektro
Sub Jumlah I Sub Total
~
Sum ber
U niv ersi ta s U daya na De npa sa r
Sou rce U niv ersi t y of Ud aya na in D en pa sar
Denpasar Dalam Angka 2009
-

Do sen
Tetap Tidak Tetap Jumlah
n
5 I BadtdJ)a Pertanian---
52 llmu Tanah
5 3 Sosek Pertanian
5.4 Peny. dan Kom. Pertanian ---
5.5 Hama dan Peny Tumbuhan---
5.6 Agroekoteknologi -I I
Sub Jumlah I Sub Total ~
S umb er : Un ive rsit a s Ud aya na 0 en pa sar
S ou rce Un ive rsi ty o f U da ya na i n D enp as ar
Denpasar Dalam Angka 2009
-

Laojutan ~ Tabel / Fourth Continued Table 4.2.22
Fakultas
Dosen
Faculty
Tetap Tidak Tetap Jumlah
6. Fakultas Ekonomi
6.1 llmu Ekonomi ---
6.2 Manajemen
6.3 Akutansi
Sub Jumlah I Sub Total
~
S umb er . Un ive rsit a s Ud aya na 0 en pa sar
S ou rce . Un ive rsi ty o f U da ya na i n D enp as ar
Denpasar Dalam Angka 2009
-

Lanjutan S Tabel I Fifth Continued Table 4.2.22
Fakultas
Dosen
Faculty
Tetap Tidak Tetap Jumlah
T)
7. Fakultas Peternakan
7.1 Produksi Ternak
7.2 Nutrisi dan Mak. Ternak---
7.3 Sosek Peternakan - - -
Sph Ipmlryh I Sph Iptal ~
Su mbe r Un ive rsit as U da yana De npa sar
So urce Un ive rsit y of Ud aya na i n De np asa r

Lanjutan 6 Tabel / Sixth Continued Table 4.2.22
Fakultas
Do sen
Faculty
Tetap Ttdak Tetap Jumlah
(2 )(3 ) (4 )
8. Fakultas MIPA
8.1 Kimia
8.2 Fisika
8.3 Biologi
8.4 Matematika
8.5 Fannasi -4 4
Snh lpmlph I S11h Igral ~
Su mbe r Un ive rsit as U da yana De npa sar
So urce Un ive rsit y of Ud aya na i n De np asa r
Dennasar Dalam Angka 2009
-