l - KM Ristek - Kementerian Riset dan Teknologi
l - KM Ristek - Kementerian Riset dan Teknologi
l - KM Ristek - Kementerian Riset dan Teknologi
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
13<br />
pola pembangunan dengan paradigma lama yang hanya mengandalkan eksploitasi<br />
sumber daya alam <strong>dan</strong> mengabaikan pengembangan iptek. 1<br />
Lembaga penelitian kita termarjinalisasi. ltu terlihat dari rendahnya kualitas<br />
publikasi <strong>dan</strong> keterhu bungannya dengan dunia ilmu pengetahuan; tutur Lukman .<br />
Lukman <strong>dan</strong> sejumlah ilmuwan lain dimintai tanggapannya terkait dengan temuan<br />
buntunya peran ilmuwan Indonesia karena keahlian mereka disia-siakan akibat<br />
tia<strong>dan</strong>ya strateg i pengembangan ilmu pengetahuan <strong>dan</strong> teknologi (iptek) serta<br />
dukungan <strong>dan</strong>a dari pemerintah.<br />
Pengembangan ilmu pengetahuan <strong>dan</strong> teknologi, kata Lukman, tidak harus<br />
selalu memberi manfaat ekonomi. Sejumlah negara yang berhasil dalam<br />
pergembangan ipteknya justru memulai dengan investasi besar-besaran dalam<br />
bi<strong>dan</strong>g iptek. Thailand, misalnya, menuai reputasinya saat ini sebagai negara yang<br />
maju teknologi pangannya setelah memulai investasi di bi<strong>dan</strong>g itu sejak 20 tahun<br />
lalu. Pakistan berhasil mengun<strong>dan</strong>g ilmuwan-ilmuwannya setelah ada janji bahwa<br />
mereka akan memperoleh gaji empat kali lipat dari yang diperoleh seorang menteri.<br />
Terka<strong>dan</strong>g , riset tidak langsung dapat diaplikasikan kepada kebutuhan masyarakat,<br />
tetapi pada masanya akan memberikan nilai tambah sangat besar. Kompetensi<br />
bukan merupakan transaksi langsung. Biaya untuk transaksi teknologi belum tentu<br />
berbanding lurus.<br />
Berdasarkan data antara tahun 1969-2001, budget pemerintah untuk aktivitas<br />
keilmuan <strong>dan</strong> teknologi di Indonesia mengalami penurunan cukup tajam. Anggaran<br />
untuk riset yang dialokasikan pemerintah sejak tahun 1986 sampai tahun 2002<br />
menu run rata-rata 0,18 persen dari produk domestik .bruto (PDB). Pada tahun 1986<br />
budget riset sekitar 0,052 persen dari PDB, tetapi pada tahun 2002 hanya<br />
mencapai 0,039 persen dari PDB. Tahun 2006, pagu anggaran untuk iptek hanya<br />
-<br />
Rp 1,76 triliun , se<strong>dan</strong>gkan belanja iklan di Indonesia ditargetkan mencapai Rp 28<br />
triliun .