29.01.2015 Views

jurnal ilmu administrasi negara - perpustakaan universitas riau

jurnal ilmu administrasi negara - perpustakaan universitas riau

jurnal ilmu administrasi negara - perpustakaan universitas riau

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

hingga saat ini lahan sudah tinggal 15 Ha dari semula 45 Ha. Penyusutan yang merubah<br />

fungsi sawah mejadi perumahan sebanyak 2/3 dari luas lahan yang ada peruntukkannya<br />

adalah untuk perumahan. Kondisi ini sudah merubah wajah Desa Baturan yang dipenuhi<br />

oleh pemungkiman elit dan diprediksikan akan terus tumbuh berkembang kawasan<br />

permungkiman baru, baik secara individu maupun oleh pengembang.<br />

Birokrasi Badan Pertanahan Nasional (BPN), Camat, Kepala Dasa dalam dalam<br />

hal ini sebagai penegak peraturan, bersikap pragmatis, maksudnya tidak dapat mengambil<br />

tindakan tegas karena tidak mempunyai wewenang untuk menindak, hanya sebatas<br />

himbauan maka RUTRK tidak bisa efektif untuk mengatur tata guna lahan di Kecamatan<br />

Colomadu.<br />

Pengembang menyadari adanya keberatan dari beberapa pihak jika kawasan<br />

Colomadu yang beririgasi teknis disulap menjadi kawasan pemukiman, karena akan<br />

mengurangi areal pertanian di Kabupaten Karanganyar. Hal ini seperti yang diungkapkan<br />

oleh Ketua REI cabang Surakarta :”Jika Colomadu menjadi kawasan pemukiman,<br />

kawasan pertanian harus dicarikan gantinya. Pengembang lebih setuju Colomadu<br />

dijadikan kawasan pemukiman dan bisnis, bila dibandingkan dengan Kecamatan<br />

Gondangrejo yang lebih cocok untuk kawasan industri” di wilayah Kabupaten<br />

Karanganyar. (wawancara, 1 Mei 2008).<br />

Berkurangnya lahan pertanian yang dibarengi berkurangnya jumlah petani secara<br />

signifikan, dari hasil wawancara dengan beberapa petani menyatakan bahwa<br />

berkurangnya lahan pertanian disebabkan oleh; 1). Petani penerus enggan menggarap<br />

lahan pertanian, karena factor keahlian, tenaga, dan waktu; 2). Lahan pertanian lebih<br />

menguntungkan dijual daripada dijadikan lahan pertanian. Dijelaskan lahan 1 pathok ±<br />

2700 m 2 harga ± Rp. 2 milyar, sedangkan hasil panen hanya terjual ± Rp. 5 juta<br />

perpanen; 3). Mulai berkurangnya pasokan air karena banyak perumahan yang membuat<br />

sumur pompa; 4). Banyaknya lampu jalan dan perumahan, sehingga hama walang sangit<br />

dan wereng merajalela; 5). Naiknya biaya produksi dan terbatasnya tenaga/buruh tani.<br />

(wawancara, 3 Mei 2008).<br />

Walaupun mereka (petani) mengakui bahwa : “…. Potensi lahan pertanian di desa<br />

Baturan Kecamatan Colomadu sangat bagus, kerena dilihat dari aspek pengairan wilayah<br />

Baturan sangat strategis, sehingga petani tidak pernah kekurangan air. Dan seandainya<br />

wilayah ini jadi lahan proyek perumahan dan perkantoran, maka mata pencaharian ± 35<br />

petani akan hilang …” (wawancara, 3 Mei 2008).<br />

Diantara pengembang dan petani mempunyai kepentingan, wilayah Kecamatan<br />

Colomadu lebih menguntungkan secara ekonomis, bila berkembang sebagai kawasan<br />

permungkiman dan kawasan bisnis, karena menaikkan harga tanah, walaupun buruh tani /<br />

penggarap keberatan, karena mereka kehilangan mata pencaharian.<br />

Maafaat yang diharapkan<br />

Kebijakan pemerintah tentang RUTRK-RDTRK dimaksudkan untuk mengatur<br />

peruntukan tanah sesuai tata guna lahan, namun pada kenyataannya, efektifitas<br />

implementasinya kebijakan ini sangat rendah. Maksudnya RUTRiK – TDTRK belum<br />

mampu menjadi alat yang efektif bagi pengendalian berubahnya status tanah, seperti<br />

yang dikatakan Camat Colomadu sebagai berikut : “melihat realita status tanah<br />

berkembang lebih cepat dari pada estimasi yang ada dalam RUTRK – RDTRK, bahka<br />

PDF Creator - PDF4Free v3.0<br />

http://www.pdf4free.com<br />

7

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!