jurnal ilmu administrasi negara - perpustakaan universitas riau
jurnal ilmu administrasi negara - perpustakaan universitas riau
jurnal ilmu administrasi negara - perpustakaan universitas riau
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
hilangnya fungsi pengawasan terhadap kinerja kepala desa, dan perwakilan<br />
menjadi permusyawaratan. Tata cara pengaturan ini pada dasarnya telah mulai<br />
menghilangkan demokrasi di tingkat desa (Eko, 2008: 59).<br />
Perubahan dari Badan Perwakilan Desa menjadi Badan Permusyawaratan Desa<br />
dipandang telah mereduksi demokratisasi di tingkat desa. Badan Permusyawaratan<br />
Desa tidak lagi dipilih secara langsung oleh rakyat melainkan melalui penetapan<br />
secara musyawarah. Perubahan yang dirancang melalui UU No. 32/2004 dari<br />
“perwakilan” menjadi “permusyawaratan” tidak lebih dari cara pandang sebelah<br />
mata bahwa demokratisasi desa telah membawa efek negatif berupa frekuensi<br />
konflik yang tinggi antara kepala desa dan Badan Perwakilan Desa. Yang<br />
dilakukan oleh pemerintah kemudian mengubahnya menjadi “demokrasi<br />
prosedural” dan menutup kesempatan adanya proses pembelajaran berdemokrasi<br />
oleh para penyelenggara pemerintahan dalam rentang waktu yang cukup panjang. 5<br />
Desa Wedomartani dalam Politik Perubahan<br />
Secara administratif Desa Wedomartani adalah bagian dari wilayah Kecamatan<br />
Ngemplak, Kabupaten Sleman, provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara<br />
historis, Desa Wedomartani merupakan gabungan dari empat kalurahan lama<br />
yaitu Gedongan, Pokoh, Krapyak, dan Babadan. Penggabungan terjadi pada<br />
sekitar awal kemerdekaan yaitu tahun 1946.<br />
PDF Creator - PDF4Free v3.0<br />
Wilayah ini sebagian besar berupa pedesaan tetapi mulai menjadi perkotaan.<br />
Seiring dengan perkembangan waktu, wilayah desa yang berdekatan dengan kota<br />
Yogya berkembang relatif lebih cepat dibandingkan daerah pedalaman di sebelah<br />
utara. Perkembangan itu ditandai oleh pesatnya pembangunan kompleks<br />
perumahan, sebagian besar diperuntukkan bagi penduduk pendatang. Banyaknya<br />
perumahan baru memunculkan kombinasi antara penduduk asli dengan pendatang.<br />
Secara kultural komunitas desa di daerah utara adalah penganut muslim<br />
tradisional NU dan di daerah selatan adalah penganut Islam Muhammadiyah.<br />
Dalam Pemilu penduduk di wilayah selatan desa ini sebagian besar memilih Partai<br />
Amanat Naional (PAN). Sebaliknya, di sebelah utara desa sebagian dari mereka<br />
memilih partai politik yhattnpg://bwewrawfi.lpiadsfi4fdreeneġacnomNU, seperti PKB dan PKNU.<br />
Namun, sebagian yang lain memilih PDI Perjuangan. Pada era Orde Baru, mereka