09.07.2015 Views

Pengelolaan gambut berkelanjutan.pdf - Wetlands International ...

Pengelolaan gambut berkelanjutan.pdf - Wetlands International ...

Pengelolaan gambut berkelanjutan.pdf - Wetlands International ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Kerangka Kerja PBB tentang Konvensi Perubahan Iklim (UNFCCC), dipandang masihmemberikan perhatian yang terbatas terhadap nilai lahan <strong>gambut</strong> sebagai penyimpankarbon meskipun telah terjadi peningkatan emisi karbon ke atmosfer sebagai akibatkerusakan maupun peristiwa kebakaran di lahan <strong>gambut</strong> belakangan ini secara nyata.Namun kondisi demikian diramalkan akan segera berubah dengan semakin meningkatnyapengetahuan/kesadaran akan isu-isu lahan <strong>gambut</strong> oleh berbagai konvensi internasional,demikian pula oleh berbagai negara anggota maupun oleh Panel Perubahan Iklim AntarPemerintah dari UNFCCC (Intergovernmental panel of the UNFCCC).Konvensi Ramsar telah mengakui perlunya peningkatan perhatian atas konservasi lahan<strong>gambut</strong> dan pemanfaatannya secara bijaksana serta perannya dalam menanggulangiperubahan iklim. Pada tahun 2002, konvensi ini telah membentuk Komisi Kordinasi(Coordinating Committee) untuk memantau perkembangan pelaksanaan dari Panduanpanduanmengenai Aksi Global atas lahan <strong>gambut</strong> (CC-GAP, Coordinating Committee onGlobal Action on Peatlands), serta untuk membuat suatu Rencana Pelaksanaan sebagailangkah lanjut dan mengidentifikasi aksi-aksi prioritas dalam rangka mempromosikanpemanfaatan lahan <strong>gambut</strong> secara bijaksana.Rencana Pelaksanaan yang dikembangkan oleh CC-GAP merupakan suatu langkah pentingkedepan bagi agenda global dalam mempromosikan pemanfaatan lahan <strong>gambut</strong> secarabijaksana. Rencana Pelaksanaan CC-GAP ini memberi arahan/panduan terhadap berbagaikonvensi dan negara-negara anggotanya, terkait atas isu-isu lahan <strong>gambut</strong> yang muncul danprioritas utama untuk bertindak.Berikut ini adalah Keputusan Konvensi Ramsar yang terkait dengan lahan <strong>gambut</strong>:Artikel 1 dari Konvensi Ramsar secara spesifik menyatakan bahwa lahan <strong>gambut</strong> beradadalam konotasi definsi lahan basah. Ini berarti lahan <strong>gambut</strong> akan selalu merupakan bagiandari kata-kata/istilah lahan basah, dimanapun kata-kata ini muncul dalam Konvensi ini.Rekomendasi 6.1 (1996, COP 6) akan ”konservasi lahan <strong>gambut</strong>” : meminta kepada parapihak untuk mengiventarisasi lahan <strong>gambut</strong>, mengembangkan panduan-panduanpengelolaan lahan <strong>gambut</strong> ditingkat regional, menyarankan agar Panduan Pemanfaatanlahan basah secara bijaksana yang dikeluarkan konvensi Ramsar diterapkan sepenuhnyapada lahan <strong>gambut</strong>, bahwa mekanisme internasional untuk kordinasi dan kerjasama akaninisiatif-inisiatif konservasi lahan <strong>gambut</strong> diperluas, dan mendorong penelitian-penelitian atasfungsi <strong>gambut</strong> dan restorasinya.Rekomendasi 7.1 (1999, COP 7) akan ”pemanfaatan lahan <strong>gambut</strong> secara bijaksana”menyajikan suatu ”Rencana Aksi Global untuk pengelolaan dan pemanfaatan secarabijaksana atas lahan <strong>gambut</strong>”Resolusi VIII.3 (2002, COP 8) : memberitahu negara-negara terkait agar meminimalkankerusakan dan mempromosikan restorasi lahan-lahan <strong>gambut</strong> rusak yang bernilai pentingsebagai penyimpan karbon.Resolusi VIII.17 (2002 COP 8) mengadopsi ”Panduan-panduan bagi Aksi Global Lahan<strong>gambut</strong>” dan membentuk CC-GAP.Pengembangan sebuah strategi dan rencana tindak untuk pengelolaan lahan <strong>gambut</strong> di Indonesia(Strategi dan Rencana Tindak Nasional <strong>Pengelolaan</strong> Lahan Gambut Berkelanjutan/SRTNPLGB)didorong oleh adanya kebutuhan mendesak dari masyarakat lokal, nasional, regional maupuninternasional terhadap perlunya pemanfaatan dan pengelolaan lahan <strong>gambut</strong> yang bijaksana dan<strong>berkelanjutan</strong>. Peristiwa rutin atas kebakaran hutan dan lahan <strong>gambut</strong> serta asap yangditimbulkan, sebagai akibat dari pengelolaan dan pemanfaatan hutan dan lahan <strong>gambut</strong> yang tidakbijaksana, telah menimbulkan kerugian ekonomi, lingkungan dan kesehatan penduduk di Indonesia(khususnya Sumatera dan Kalimantan) termasuk negara-negara tetangga, serta berpeluangStrategi dan Rencana Tindak Nasional <strong>Pengelolaan</strong> Lahan Gambut Berkelanjutan 3

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!