Lahan <strong>gambut</strong> cenderung mudah terbakar karena kandungan bahan organik yang tinggi danmemiliki sifat kering tak balik, porositas tinggi, dan daya hantar hidrolik vertikal yang rendah.Kebakaran di tanah <strong>gambut</strong> sangat sulit untuk dipadamkan karena dapat menembus di bawahpermukaan tanah. Bara api yang dikira sudah padam ternyata masih tersimpan di dalam tanahdan menjalar ke tempat-tempat sekitarnya tanpa disadari. Bara di lahan <strong>gambut</strong> dalam biasanyahanya dapat dipadamkan oleh air hujan yang lebat. Oleh sebab itu, kebakaran <strong>gambut</strong> harusdicegah dengan cara tidak membakar lahan, tidak membuang bara api sekecil apapun sepertipuntung rokok secara sembarangan terutama di musim kemarau, dan menjaga kelembaban tanah<strong>gambut</strong> dengan tidak membuat drainase secara berlebihan.2.2 Sebaran dan Luas Lahan Gambut di IndonesiaLahan/tanah <strong>gambut</strong> di Indonesia mempunyai penyebaran pada lahan rawa, yaitu lahan yangmenempati posisi peralihan di antara ekosistem daratan dan ekosistem perairan. Sepanjang tahunatau dalam jangka waktu yang panjang dalam setahun, lahan ini selalu jenuh air (waterlogged)atau tergenang air. Tanah <strong>gambut</strong> menempati cekungan, depresi, atau bagian-bagian terendah dipelembahan, dan penyebarannya terdapat di dataran rendah sampai dataran tinggi. Di Indonesia,keberadaan lahan <strong>gambut</strong> paling banyak dijumpai pada lahan rawa dataran rendah di sepanjangpantai. Hamparan lahan <strong>gambut</strong> yang sangat luas, umumnya menempati depresi-depresi yangterdapat di antara aliran sungai–sungai besar di dekat muara, dimana gerakan naik turunnya airtanah dipengaruhi pasang surut harian air laut. Pola penyebaran dataran dan kubah <strong>gambut</strong>adalah terbentang pada cekungan luas di antara sungai-sungai besar, dari dataran pantai ke arahhulu sungai (lihat Gambar 1).SungaiKubahTanah Organik/<strong>gambut</strong>SungaiTebalTanah MineralJarakGambar 1. Skema melintang kubah <strong>gambut</strong>Indonesia merupakan negara keempat dengan luas lahan rawa <strong>gambut</strong> terluas di dunia(Euroconsult, 1984), yaitu sekitar 20 juta ha, setelah Kanada (170 juta ha), Uni Soviet (150 jutaha), dan Amerika Serikat (40 juta ha). Namun, dari berbagai laporan (lihat Tabel 1), ternyata luaslahan <strong>gambut</strong> di Indonesia sangat bervariasi, yaitu antara 13,5-26,5 juta ha (rata-rata 20 juta ha).Jika luas <strong>gambut</strong> Indonesia diperkirakan ada 20 juta ha, maka sekitar 50% <strong>gambut</strong> tropika dunia(yang luas totalnya sekitar 40 juta ha) berada di Indonesia. Sebagai catatan, hingga kini data luaslahan <strong>gambut</strong> di Indonesia belum dibakukan, karena itu data luasan yang dapat digunakan masihdalam kisaran 13,5 – 26,5 juta ha.8 Strategi dan Rencana Tindak Nasional <strong>Pengelolaan</strong> Lahan Gambut Berkelanjutan
Tabel 2. Perkiraan luas dan penyebaran lahan <strong>gambut</strong> di Indonesia menurut beberapa sumberPenulis/SumberPenyebaran <strong>gambut</strong> (dalam juta hektar)Sumatera Kalimantan Papua LainnyaTotalDriessen (1978)9,76,30,1-16,1Puslittanah (1981)8,96,510,90,226,5Euroconsult (1984)6,844,935,46-17,2Soekardi & Hidayat (1988)4,59,34,6