<strong>26</strong>NO. <strong>Permentan</strong> No. <strong>26</strong> Tahun 2007 Usulan Konsep Penyempurnaan Tanggal <strong>19</strong> Juni 2013225. BaruPasal 36Persetujuan Perubahan Luas Lahan, Persetujuan Penambahan Kapasitas Unit Pengolahan,Persetujuan Perubahan Jenis Tanaman dan Persetujuan Diversifikasi Usaha sebagaimanadimaksud dalam Pasal 30, Pasal 31, Pasal 32, atau Pasal 33. diterbitkan sesuai format sepertitercantum pada Lampiran XV,XVI, XVII dan XVIII sebagai bagian tidak terpisahkan denganPeraturan ini.2<strong>26</strong>. Baru BAB VIREKOMENDASI TEKNIS USAHA PERKEBUNAN227.Pasal 44Pemberian izin usaha budidaya perkebunan dan/atau izin industri pengolahanhasil perkebunan dalam rangka penanaman modal asing atau penanamanmodal dalam negeri, terlebih dahulu mendapat rekomendasi teknis dari DirekturJenderal Perkebunan.BerubahsusunanBaruPasal 37(1) Pemberian rekomendasi teknis Usaha Perkebunan dalam rangka penanaman modalasing atau penanaman modal dalam negeri yang izin investasinya diterbitkan oleh BadanKoordinasi Penanaman Modal (BKPM) dilaksanakan oleh Direktur Jenderal yangmembidangi perkebunan.228. Baru (2) Persyaratan dan tatacara pemberian rekomendasi teknis Usaha Perkebunan ditetapkanlebih lanjut oleh Direktur Jenderal yang membidangi perkebunan.229. BAB VIPEMBINAAN DAN PENGAWASANTetapBAB VIIPEMBINAAN DAN PENGAWASAN230. Baru Pasal 38Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan fasilitasi pembangunan kebun MasyarakatSekitar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dilakukan oleh gubernur dan bupati/walikotasesuai kewenangan.231.Pasal 33(1) Izin yang diterbitkan oleh Gubenur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13ditembuskan kepada Menteri dan bupati/walikota pada provinsibersangkutan.Berubah Pasal 39(1) IUP-B, IUP-P, IUP, Persetujuan Perubahan Luas Lahan, Persetujuan PenambahanKapasitas Unit Pengolahan, Persetujuan Perubahan Jenis Tanaman, atau PersetujuanDiversifikasi Usaha yang diterbitkan oleh gubernur atau bupati/walikota sebagaimanadimaksud dalam Pasal 24, Pasal 30, Pasal 31, Pasal 32, atau Pasal 33, harusdisampaikan oleh pemberi izin kepada Menteri Pertanian melalui Direktur Jenderal yangmembidangi Perkebunan dengan menggunakan media elektronik atau media tercepatlainnya.
27NO. <strong>Permentan</strong> No. <strong>26</strong> Tahun 2007 Usulan Konsep Penyempurnaan Tanggal <strong>19</strong> Juni 2013232. (2) Izin yang diterbitkan bupati/walikota sebagaimana dimaksud dalam Pasal13 ditembuskan kepada Menteri dan gubernur provinsi bersangkutan.Berubah(2) IUP-B, IUP-P, IUP, Persetujuan Perubahan Luas Lahan, Persetujuan PenambahanKapasitas Unit Pengolahan, Persetujuan Perubahan Jenis Tanaman, dan PersetujuanDiversifikasi Usaha yang diterima oleh perusahaan harus disampaikan kepada MenteriPertanian melalui Direktur Jenderal yang membidangi perkebunan dengan menggunakanmedia elektronik atau media tercepat lainnya.233.Baru Pasal 40234.Pasal 34Perusahaan perkebunan yang telah memiliki IUP, IUP-B atau IUP-Psebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, wajib:Berubah,disempurnakanSTD-B dan STD-P yang diterbitkan oleh bupati/walikota dicatat dan dibuat rekapitulasi sertaharus dilaporkan paling kurang 6 (enam) bulan sekali kepada Menteri Pertanian melaluiDirektur Jenderal yang membidangi perkebunan dan gubernur provinsi bersangkutan.Pasal 41(1) Perusahaan Perkebunan yang telah memiliki IUP-B, IUP-P, IUP sesuai Peraturan iniwajib:a. menyelesaikan hak atas tanah selambat-lambatnya 2 (dua) tahun sejakditerbitkannya IUP, IUP-B, atau IUP-P;b. merealisasikan pembangunan kebun dan/atau unit pengolahan sesuaidengan studi kelayakan, baku teknis, dan ketentuan yang berlaku;c. memiliki sarana, prasarana dan sistem untuk melakukan pembukaan lahantanpa pembakaran serta pengendalian kebakaran;d. membuka lahan tanpa bakar dan mengelola sumber daya alam secaralestari;a. memiliki sumber daya manusia, sarana, prasarana dan sistem pembukaan lahantanpa bakar serta pengendalian kebakaran;b. menerapkan teknologi pembukaan lahan tanpa bakar dan mengelola sumber dayaalam secara lestari;c. memiliki sumber daya manusia, sarana, prasarana dan sistem pengendalianorganisme pengganggu tumbuhan (OPT);d. menerapkan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), atau UpayaPengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) sesuaiperaturan perundang-undangan;e. memiliki sarana, prasarana dan sistem untuk melakukan pengendalianorganisme pengganggu tumbuhan (OPT);f. menerapkan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL), atauUpaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya PemantauanLingkungan Hidup (UPL) sesuai peraturan perundang-undangan yangberlaku;g. menumbuhkan dan memberdayakan masyarakat/koperasi setempat; sertah. melaporkan perkembangan usaha perkebunan kepada gubenur ataubupati/walikota sesuai kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali.e. menyampaikan peta digital lokasi IUP-B atau IUP disertai koordinat yang lengkapdengan skala 1:100.000 - 1:50.000 (cetak peta dan file elektronik) sesuai denganperaturan perundang-undangan kepada Direktorat Jenderal yang membidangiperkebunan dan Badan Informasi Geospasial (BIG);f. menyelesaikan pembangunan kebun Masyarakat Sekitar paling lama 3 (tiga) tahunterhitung sejak dimulainya pembangunan kebun milik Perusahaan, kecuali bagidaerah yang jumlah masyarakat sekitar belum mencukupi dapat dilakukan secarabertahap sesuai dengan kondisi setempat.g. melakukan kemitraan dengan Pekebun, Karyawan dan/atau Masyarakat sekitar;sertah. melaporkan perkembangan Usaha Perkebunan kepada pemberi izin secara berkala