3Konteks IndonesiaGambar 6: Perubahan alokasi anggaran menurut MDG pada tahun 2010 dibanding dengan tahun 2009 disembilan kabupaten yang menjadi target setelah pengenalan P3BM (prosentase dari jumlah anggaran)Average increaseMDG 7: Ensure environmental sustainabilityMDG 6: Combat HIV/AIDS, malaria, and other diseases3.516.714.33MDG 5: Improve maternal healthMDG 4: Reduce child mortality44.5MDG 3: Promote gender equalitu and empower women13.32MDG 2: Achieving universal basic education-18.17MDG 1: Eradicate extreme poverty and hunger623.2 Analisa Situasi Ibu dan Anak (ASIA)Kabupaten /Kota dengan PendekatanBerbasis Hak dalam Menyusun Program<strong>Pembangunan</strong> (HRBAP)Analisa Situasi Ibu dan Anak (ASIA) Kabupaten/Kota menggunakan Pendekatan Berbasis Hakdalam Menyusun Program <strong>Pembangunan</strong>(HRBAP), sehingga memfokuskan pada hak-hakibu dan anak untuk meningkatkan kapasitasmereka guna menuntut hak-hak mereka, sertameningkatkan kapasitas para pengemban tugas(duty bearer) untuk memenuhi, menghormati danmelindungi hak-hak ibu dan anak. Metodologiini telah dikembangkan oleh PemerintahIndonesia melalui Departemen Dalam Negeri(Depdagri) dan BAPPENAS, yang bekerjasamadengan UNICEF. Inisiatif ASIA-HRBAP dimulaipada tahun 2007, ketika dikembangkanpedoman fasilitator dan beberapa kabupatenpercontohan mendapatkan pelatihan tentangpendekatan tersebut. Akan tetapi, perubahanpedoman ini menjadi pedoman nasional untuksemua kabupaten di Indonesia baru dimulaipada bulan Januari 2009, dan diujicobakandi kabupaten Polman dan Surakarta, masingmasingdi Sulawesi Barat dan Jawa Tengah.Metodologi ASIA-HRBAP disusun dari metodologiASIA sebelumnya, yang dikembangkan padatahun 1998, dan menggunakan pendekatansiklus hidup. Pengenalan pendekatan HRBAPdimaksudkan untuk mempromosikanpenggunaan data, bukti dan analisa yangada tentang hak-hak ibu dan anak dalamperencanaan pembangunan di semua tingkat dikabupaten. Hal ini sejalan dengan Pasal 32 dan33 Peraturan No 8 (2008) tentang pelaksanaananalisa lokal, sehingga perlu dipilih kerangkadan instrumen analisa berdasarkan risetlapangan. Oleh karena itu, ASIA HRBAP adalahalat yang memungkinkan para staf perencanaankabupaten untuk memperkuat kapasitasmereka dalam mendapatkan pemahaman yanglebih baik tentang situasi ibu dan anak yang unikdi kabupaten mereka untuk menginformasikanproses perencanaan kabupaten selanjutnya.Ada tujuh langkah HRBAP yang digunakan dalammetodologi ASIA. Langkah pertama adalahpenilaian situasi, yang disajikan dalam ‘matrikssituasi’. Penilaian situasi ini memperkenalkanmasalah-masalah utama yang dihadapi oleh ibudan anak, menunjukkan kelompok usia manayang paling terkena dampak oleh masalah-20
masalah ini (khususnya pada kasus anak-anak),memberikan informasi mengenai jumlahpenduduk yang terkena dampak, menyatakanhak-hak kelompok target yang dilanggardengan mengacu pada kerangka hukum/pasalpasalkhusus dan, akhirnya, mengidentifikasiindikator-indikator yang digunakan untukmengukur besarnya masalah serta kemajuandalam menangani masalah tersebut. Misalnya,indikator-indikator yang terkait dengan analisasituasi anak-anak dapat diidentifikasi denganmengacu pada hak mereka yang berbeda –indikator-indikator yang berhubungan denganhak untuk hidup meliputi angka kematianbayi, sedangkan angka literasi dan keberadaaninfrastruktur pendidikan menangani hak ataspendidikan.Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasisebab-sebab masalah utama (analisa sebabakibat) dan bagaimana sebab-sebab tersebutterkait dengan kapasitas sumberdayamanusia dan ekonomi, serta organisasi danstruktur, termasuk pengaturan kebijakan dankelembagaan (analisa kesenjangan kapasitasdan pola peran) yang diperlukan untukmenangani masalah-masalah ini.Setelah analisa situasi dan sebab akibat,metodologi ASIA juga menunjukkanbagaimana metodologi ini dapat digunakansebagai pedoman perencanaan pembangunandalam menyiapkan program-program untukimplementasi. Penyusunan program dilakukanpertama dengan mengidentifikasi tindakantindakankunci, yang dapat dikelompokkanmenjadi lima jenis intervensi umum. Jenisjenisini meliputi pengembangan kapasitas,advokasi dan mobilisasi sosial, informasi,pelatihan, pendidikan, dan penyampaianpelayanan. Pengembangan kapasitas bertujuanuntuk meningkatkan kapasitas dalam rangkamenyampaikan pelayanan dalam jangkamenengah dan panjang. Penyampaianpelayanan membutuhkan intervensi jangkapendek untuk melakukan perubahan yangdiperlukan guna menyampaikan pelayanan,seperti penyediaan penolong persalinan yanglebih banyak di kabupaten tertentu untukmenentukan target tingkat kematian ibu.Demikian pula, advokasi memiliki dampakjangka yang lebih panjang, dengan tujuanuntuk mengubah pendapat, pandangan danperilaku, seperti tentang pendidikan anak-anakperempuan.Selanjutnya, metodologi ini memerlukanlangkah-langkah untuk mengidentifikasistakeholder yang memiliki kepentingan terhadapprogram tersebut dan mungkin penerimamanfaat, sehingga juga mengidentifikasitanggung jawab yang jelas terhadap stakeholderyang berbeda - lembaga maupun individu dalammasyarakat - bersama dengan kemungkinanadanya tumpang tindih fungsi-fungsi di antarapara stakeholder.Untuk membantu mengidentifikasi aksi-aksipenting, ASIA mengadopsi konsep Manajemendan Perencanaan Berbasis `Hasil’ danmemberikan hasil yang diharapkan, indikatorindikatoryang sesuai untuk mengetahui hasilini, kerangka waktu untuk mencapainya, danberbagai lembaga dan mitra yang terlibat dalammewujudkan hasil ini dalam log frame (lihatTabel 3).Tahap akhir proses ASIA berhubungan denganpemantauan dan evaluasi, seperti dalamhal P3BM. Pemantauan dapat menelusuriimplementasi melalui data yang dikumpulkantentang indikator-indikator yang berbeda,serta dengan penilaian riset partisipatif, yangmenanyakan kepada orang-orang yang terkenadampak mengenai apa yang mereka rasakantentang program itu. Ini merupakan contohdimana proses Musrenbang dapat digunakan,dan dapat membantu mengidentifikasidampak positif dan negatif. Akhirnya, evaluasimenggambarkan implementasi program-<strong>Peningkatan</strong> <strong>Kinerja</strong> <strong>Pembangunan</strong> <strong>Daerah</strong>: Alat-alat Praktis dari Indonesia21