31,2326,1418,7117,7316,9410,6014,1312,7718,6012,970,991,191,570,866,836,781,851,08Jumlah Rumah Tangga (juta)R U M A H T A N G G A U S A H A P E RTANIAN, RUMAH T A N G G A P E T A N I G U R E M ,J U M LAH PETANI , R A T A - R A T A L U A S L A H A N Y A N G D I K U A S A I , P O P U L A S I S A P ID A N K E R B A U ( A N G K A T E T A P H A S I L S T 2 0 1 3 )103Tabel 17.1Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut SubsektorST2003 dan ST2013Rumah Tangga Usaha Pertanian (000)SubsektorPerubahanST2003ST2013Absolut %(1) (2) (3) (4) (5)Sektor Pertanian*) 31 232,18 26 135,47 - 5 096,72 -16,32Subsektor:1. Tanaman Pangan 18 708,05 17 728,16 - 979,89 -5,24Padi 14 206,36 14 147,86 - 58,49 -0,41Palawija 10 941,92 8 624,23 - 2 317,69 -21,182. Hortikultura 16 937,62 10 602,14 - 6 335,48 -37,403. Perkebunan 14 128,54 12 770,57 - 1 357,97 -9,614. Peternakan 18 595,82 12 969,21 - 5 626,62 -30,265. Perikanan 2 489,68 1 975,25 - 514,43 -20,66Budidaya ikan 985,42 1 187,6 202,19 20,52Penangkapan ikan 1 569,05 864,51 - 704,54 -44,906. Kehutanan 6 827,94 6 782,96 - 44,98 -0,667. Jasa Pertanian 1 846,14 1 078,31 - 767,83 -41,59*) Satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah rumahtangga usaha pertanian di sektor pertanian bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha pertanian dari masingmasingsubsektor.5. Jumlah rumah tangga usaha pertanian ST2013 dibandingkan ST2003 mengalamipenurunan di setiap subsektor, penurunan terbesar terjadi di SubsektorHortikultura sebesar 6,34 juta atau 37,40 persen, sedangkan penurunan terkecilberada di Subsektor Kehutanan yaitu sebesar 44,97 ribu atau 0,66 persen.Grafik 17.1Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Subsektor,ST2003 dan ST201330,0025,0020,0015,0010,005,000,00Pertanian *)TanamanPanganHortikultura Perkebunan Peternakan Budidaya ikan PenangkapanikanKehutananJasaPertanianST2003ST2013*) Satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah rumahtangga usaha pertanian di sektor pertanian bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha pertanian dari masingmasingsubsektor.JUNI <strong>2014</strong> D A T A S O S I A L E K O N O M I EDISI 49
104 R U M A H T A N G G A U S A H A PE R T A N I A N , R U M A H T A N G G A P E T A N I G U R EM ,J U M LAH P E T A N I , R A T A - R A T A L U A S L A H A N Y A N G D I K U A S A I , P O P U L A S I S A P ID A N K E R B A U ( A N G K A T E T A P H A S I L S T 2 0 1 3 )6. Dari seluruh rumah tangga usaha pertanianpada tahun 2013, sebesar 98,53 persenmerupakan rumah tangga usaha pertanianpengguna lahan (25,75 juta rumah tangga).Sedangkan rumah tangga usaha pertanian bukanpengguna lahan hanya sebesar 1,47 persen, atausebanyak 384,20 ribu rumah tangga.Jumlah petani gurempada tahun 2013sebanyak 14,25 juta,turun 4,77 juta atau25,07 persendibandingkan tahun7. Jumlah rumah tangga petani gurem di Indonesiatahun 2013 sebanyak 14,25 juta rumah tangga2003atau 55,33 persen dari rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan. Sebagianbesar petani gurem berada di Pulau Jawa sebesar 10,18 juta rumah tangga atau71,44 persen, sisanya 4,07 juta rumah tangga atau 28,56 persen berada di luarPulau Jawa.8. Jumlah rumah tangga petani gurem di tahun 2013 mengalami penurunan sebesar25,07 persen dibanding tahun 2003. Penurunan terbesar secara absolut terjadidi Provinsi Jawa Tengah yang mencapai 1,32 juta rumah tangga dan terendahdi Provinsi Papua Barat yang hanya 1,8 ribu rumah tangga. Sebaliknya dibeberapa provinsi mengalami peningkatan, terbesar di Provinsi Papua yangmencapai 135,61 ribu rumah tangga dan terendah di Provinsi Maluku Utarasebesar 2,2 ribu rumah tangga.9. Penurunan jumlah rumah tangga petani gurem sebagian besar berasal daripenurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan kurangdari 0,10 ha sebanyak 5,04 juta atau 53,75 persen dibandingkan tahun 2003.JUNI <strong>2014</strong> D A T A S O S I A L E K O N O M I EDISI 49