WAWASANPengelolaan Program Air Minumdan Penyehatan Lingkungandan Tantangan ke DepanRachel Carson telah mengisyaratkan,manusia perlu disadarkanbahwa lingkungan akan rusakparah karena ulahnya, sekalipun tindakanitu dianggap produktif bagi manusia;(Majalah Silent Spring, 1963). Kondisilingkungan hidup sangat mempengaruhiperikehidupan dan kesejahteraan manusiaserta makhluk hidup lainnya. Makhlukhidup, baik manusia, hewan ataupuntumbuh-tumbuhan tidak akan mampubertahan hidup tanpa lingkungan hidupyang baik, lebih-lebih tanpa air.Air memegang peranan pentingdalam kehidupan. Saat ini sumber airyang ada dan dapat diambil langsungmanfaatnya yakni air hujan, mata air, airtanah, waduk embung situ-situ dan sungai.Namun kondisinya kini tak seimbanglagi antara kebutuhan dan ketersediannya.Gangguan keseimbangan ituterjadi akibat a) pertumbuhan pendudukyang sangat pesat, khususnya di daerahperkotaan; b) merebaknya berbagaiindustri yang mengubah peruntukanlahan dan sekaligus memanfaatkan airyang cukup besar; c) meningkatnya penebanganhutan liar, kebakaran hutan danpenambangan bahan galian di hutanyang tidak dibarengi dengan upaya konservasidan rehabilitasi hutan dan lahan;serta d) terjadinya pencemaran air akibatlimbah industri, intrusi air laut dan limbahpenambangan tanpa izin (PETI).Program AMPL di Era OtonomiDaerahProgram Air Minum dan PenyehatanLingkungan (AMPL) bertujuan untukmeningkatkan derajat kesehatan masyarakatberpenghasilan rendah di perdesaandan pinggiran perkotaan dengan pendekatanberbasis masyarakat. Caranya22 PercikVol. 5 Tahun I/ AgustusS. Budi Susilo *)melalui penyediaan air yang lebih mudahterjangkau, murah, dan berkualitas sertapenyediaan sarana sanitasi (dasar) yanglebih sesuai dengan kondisi setempatserta dibarengi dengan upaya perbaikanperilaku hidup bersih dan sehat.Pengalaman di lapangan selama duatahun terakhir menunjukkan bahwa programAMPL yang didanai dari Bank Duniadan AusAID tersebut cukup berhasil.Ini karena metode yang diterapkan sesuaidengan prinsip-prinsip otonomidaerah, yaitu pembangunan sarana danprasarana air bersih dimulai dari bawahberdasarkan prakarsa sendiri, menampungdan memperhatikan aspirasi masyarakatserta dengan memperhatikankeragaman daerah. Tidak ada pemaksaan,keseragaman, instruksi dan mobilisasimasyarakat. Semua dikelola melaluiupaya pemberdayaan masyarakat.Sesuai peran dan fungsinya, pemerintahpusat dan propinsi akan bertindaksebagai fasilitator, sedang pemerintahkabupaten/kota diharapkan mampumengkoordinasikan dan memadukanpembangunan di daerah serta memberdayakanmasyarakatnya. Untuk itu halhalyang perlu diperhatikan oleh berbagaipihak, dari tingkat pusat hingga daerahdalam menyukseskan program/proyektersebut antara lain:1. Ada kebijakan, baik nasional, regionalmaupun lokal. Artinya pemerintahpusat dan daerah perlu menyiapkanperaturan perundangan, pedoman,standar dan lainnya yang memberikanarahan agar program/proyek AMPLdapat terlaksana dengan baik, benar,2.3.transparan, dan berkelanjutan.Masyarakat. Artinya masyarakat perlumemiliki kesiapan, kemauan, dan kemampuanuntuk berpartisipasi dalamprogram/proyek ini.Sumber daya alam. Potensi sumberdayaalam, khususnya air dapat memberikankontribusi positif bagi pengembanganekonomi dan kesejahteraanmasyarakat sehingga harus dikeloladengan baik dan benar.Tantangan ke DepanKeberhasilan program AMPL yang dikoordinasikanoleh Kelompok KerjaAMPL cukup menggembirakan. Tak heranbila banyak daerah berminat ikut sertadalam proyek-proyek ini. Namun adakendala teknis yang menghalangi.Menyadari kondisi tersebut, tugasyang harus diemban instansi terkait yangtergabung di dalam Pokja AMPL adalaha) Mampu menyusun kebijakan umumyang dapat dijadikan landasan pemangkukepentingan (stakeholder) untuk berpartisipasidalam penyediaan air minum danpenyehatan lingkungan yang berbasismasyarakat; b) Mampu meyakinkan jajaranpemerintah daerah dan stakeholderlainnya bahwa program ini merupakansalah satu upaya meningkatkan kesejahteraanrakyat; c) Mampu meyakinkannegara donor, NGO dan pihak ke-3 lainnyauntuk berpartisipasi; dan d) Mampumemfasilitasi pengembangan jaringankerja di tingkat pelaksanaan (kab/kota)dengan mendorong pelibatan instansiterkait serta LSM yang memiliki komitmenterhadap AMPL. •*)Staf Ditjen Bangda, Depdagridan anggota Pokja AMPL
WAWASANMasalah AMPLdi Kabupaten KebumenAlma Arief 1) dan Budiono 2)Kabupaten Kebumen mempunyaikekhasan di bidang pembangunanair minum dan penyehatanlingkungan (AMPL). Program rinci bidangAMPL tercantum di dalam Renstra2000 s/d 2005 (menyatu dalam PERDANo 18 thn 2002). Pemda setempat punsangat tanggap terhadap gagasan KelompokKerja WASPOLA untuk mendiseminasidan mengoperasionalisasikanKebijakan Nasional AMPL. Bahkan pemdabersedia memberikan kontribusi finansialbagi pelaksanaan kegiatan tersebut.Pemda mengalokasikan dana untukpembangunan AMPL bukan hanya dariDAK tetapi juga anggaran reguler tahunan,dan itu sudah terlaksana. Tahun anggaran2005 mendatang, tak kurang limadesa mendapat alokasi dana AMPL masing-masingsebesar Rp 100 juta. Usulanini merupakan aspirasi masyarakat yangdigali melalui mekanisme Jaring Asmara(jaring aspirasi masyarakat), yaknimekanisme jemput bola dengan membentuktask force yang khusus untuk keperluantersebut. Selain program yang disusunmelalui jaring asmara, programAMPL juga berasal dari usulan dinas(sektor). Dinas Pekerjaan Umum, padatahun anggaran 2005 mengalokasikandana untuk pembangunan AMPL sebesarRp 120 juta untuk tujuh desa.Selama ini, berbagai sarana yangdibangun cukup terpelihara. SaranaAMPL yang dibangun pada pertengahan1980 dan 1990-an, masih berfungsi meskipunmulai ada tanda-tanda kerusakan.Dari tabel di atas dapat ditarik pengertianbahwa sarana AMPL di KabupatenKebumen cukup terpelihara (bacaberkelanjutan). Namun, di balik datadata tersebut sesungguhnya tersembunyimasalah yang rumit. Kebumen yang memilikisumber air berlimpah—meskipununtuk memanfaatkannya memerlukanteknologi khusus— pada musim kemaraumengalami kesulitan air secara serius.Pada musim kemarau pemda selalumengerahkan armada tanki air bersih,membeli air bersih di PDAM dan membagikansecara gratis ke desa-desa yangmengalami kesulitan air. Paling tidak 80desa selalu mengalami kekeringan danmemerlukan droping air bersih.Masalah LingkunganMasalah kelangkaan air di musim kemarauterjadi karena penebangan hutan diwilayah resapan air milik Perhutani.Konon penebangan hutan heterogen dandiganti dengan tanaman pinus (homogen)menjadi sebab berkurangnya debit air danlongsor. Contohnya bak penampung air didesa Adiwarno ambrol terbawa longsor,menurunnya debit air Waduk Sempor-–sumber air di Kabupaten Kebumen.Meskipun aparat pemerintah tidak menunjuksecara pasti bahwa kekeringan ituterjadi karena alih fungsi hutan, peristiwakelangkaan air itu memang terjadi setelahadanya berbagai perubahan tersebut.KelembagaanMasyarakat ikut serta dalam pembangunansarana AMPL, khususnya dalamSARANA AMPL DI KEBUMENJenis Teknologi Jumlah Desa Kondisi baik Kelembagaan berfungsiPerpipaan gravitasi 9 6 6Perpipaan 19 8 6PSA 11 10 10Sumur gali 4 1 -Sumur bor 3 3 3PAH 1 - -SGL & PAH 1 - -Campuran 6 6 5teknologi perpipaan. Di desa Banyumudal,sebagai contoh, masyarakat juga dipungutkontribusi hingga Rp 100 ribu/-orang. Peraturan juga dibuat rinci menyangkutbeberapa aspek seperti: carapermintaan sambungan RT, ketentuanbesarnya biaya, denda keterlambatanmembayar, besarnya iuran, organisasipengelola dan pemakai air.Awalnya masyarakat di sekitar mataair di Desa Banyumudal tak menghadapimasalah sebelum ada pembangunanjaringan perpipaan untuk tiga dusun dibagian hilir. Setelah ada pembangunanitu, justru warga tak memperoleh airpada musim kemarau. Akhirnya merekamerusak broncaptering untuk mendapatkanair kembali. Akibatnya, suplai air ketiga dusun tersebut menjadi tidak merata.Berawal dari peristiwa ini, sistemiuran yang tadinya dibakukan menjadiberhenti. Pengelola pun tak mau menanganinyalagi.TeknologiTeknologi untuk menanggulangi masalahAMPL, pada umumnya yakni sistemperpipaan, baik perpipaan gravitasimaupun sistem pompa (genset). Beberapadesa menggunakan teknologi sumurgali (SGL), sumur bor, dan penampunganair hujan (PAH). Teknologi sumur galidan PAH kelembagaannya tidak terbentukdan berfungsi. Teknologi PAH sa-23 PercikVol. 5 Tahun I/ Agustus 2004