RAGAMRagam TeknologiPengolahan SampahTeknologi pengolahan sampahperkotaan merupakan satu faktorpenting yang turut menentukankeberhasilan pengelolaan. Pada dasarnyaterdapat tiga teknologi pengolahan sampahdasar yang digunakan oleh berbagailembaga pengelola persampahan, yaitupengolahan dengan cara pembakaran(incenerator), secara kimiawi (pengomposan),dan penimbunan (landfill burying).Tiap teknologi pengolahan tersebutmempunyai dampak yang berlainan danbiaya penanganan dampak yang berbeda.Teknologi pengolahan sampah manayang dipilih, tergantung pada tingkat permasalahansampah di wilayah yangbersangkutan, komposisi sampah, timbulansampah yang dihasilkan tiap harinya,risiko teknis, anggaran yang tersediadan lain-lain. Pemilihan teknologipengolahan yang tidak sesuai denganbeberapa faktor tersebut dapat menambahpermasalahan.Salah satu indikator dalam pemilihanteknologi pengolahan sampah adalahteknologi yang ramah lingkungan danmempunyai keefektifan yang cukup tinggi.Selain itu, suatu teknologi tersebutharus dapat mengatasi masalah yang timbulatau minimal dapat mengurangibobot dari masalah yang telah timbul(Ryding, 1994: 71).Ada beberapa macam teknologi pengolahanakhir sampah (Moenir, 1983: 33)yaitu:• Metode open dumpingPada metode ini, sampah dibuangpada daerah berbentuk lembah, ditimbunsecara terbuka tanpa mengalamiproses pemadatan dan tanpaditutup oleh lapisan tanah, demikianseterusnya sampai lembah tersebutmenjadi rata dengan daerah di sekitarnya.• Metode sanitary landfillPada metode ini sampah dibuangke daerah parit, daerah cekungan ataudaerah lereng, kemudian ditimbundengan lapisan tanah dan dipadatkan.Metode ini mempunyai tiga macamcara yaitu metode area, metodetrench dan metode depression.• Metode pengepakan sampah (balingmethod)Di sini sampah dalam berbagaijenis diolah pada instalasi, dengancara sampah itu ditekan dengan kekuatan+ 2000 psi, sehingga terbentuksuatu balok padat dengan ukuran tertentuyang selanjutnya dapat dimanfaatkansebagai bahan penimbun(terutama sampah dengan bahananorganik). Balok-balok itu baik untukdigunakan sebagai penimbun jalanataupun sebagai penimbun daerahlembah yang terkontrol.• Metode pembakaran (incineration)Pada metode ini, sampah dibakardengan alat pembakar. Metode iniakan menghasilkan sisa pembakarandan gas lain. Berat dan volume dariFOTO: MUJIYANTOsisa pembakaran lebih kecil dari beratdan volume sampah semula.• Metode komposKompos adalah hasil pemecahanbiokimia dari zat organik dalam sampah,yang dapat mempengaruhi karakteristiktanah. Proses pemecahankompos dilakukan oleh mikroorganismedan mikroflora pada temperaturyang sama dengan temperatur sampahtersebut.• Metoda ATAD (Autogenous ThermophilicAerobic Digestion)Teknologi ini menggunakan bakteriaerobik yang responsif pada suhutertentu untuk memproses sampahorganik menjadi bahan pupuk dalambentuk pellet (padat) dan cair. Teknologiini sebenarnya digunakan untukpengolahan air limbah.Dari teknologi pengolahan di atas,metode open dumping –yang kini banyakdipakai di kota-kota Indonesia— sebenarnyasudah tidak layak digunakan karenaketerbatasan lahan di perkotaan. Selainitu metode tersebut tidak efektif untuk32 PercikVol. 5 Tahun I/ Agustus 2004
R AGAMskala perkotaan. Metode pengomposanmerupakan cara paling murah denganrisiko teknis yang rendah tetapi membutuhkanwaktu yang lama. Di lain pihakvolume sampah terus meningkat setiapharinya, sehingga perlu perhitungan yangtepat jika akan mengadopsi teknologitersebut. Sedangkan untuk metodeATAD, hanya dibutuhkan waktu yangsingkat untuk menguraikan sampah denganrisiko yang rendah, tetapi biaya investasinyasangat tinggi.Salah dalam memilih teknologi bisamenyebabkan risiko teknis seperti kerusakanalat yang digunakan karena overloadsehingga proses pengolahan berhentidan kemudian sampah menumpuk dimana-mana(Ryding, 1994: 287). Selanjutnyaakibat berhentinya proses pengolahantersebut, sistem pengolahan kembalimenjadi open dumping, hal ini sangattidak diharapkan untuk terjadi karenahal ini berarti mulai dari awal lagi.Secara umum, resiko teknis seringkali33 PercikVol. 5 Tahun I/ Agustus 2004disebabkan oleh keinginan swasta danpemerintah untuk menerapkan teknologiyang paling mutakhir yang memiliki sejarahpengoperasian yang kurang memadai(Cointraeu, 1982). Masalah-masalah yangtidak diperkirakan sebelumnya seringkalimuncul pada saat suatu teknologi diperkenalkanke suatu negara atau wilayahuntuk pertama kali karena adanya masalah-masalahspesifik dengan daerah tersebutyang belum ditangani sebelumnya(Ryding, 1994: 187). Risiko teknis ini harusdialokasikan kepada pihak swasta.Di bawah ini adalah tabel yang menunjukkankelebihan dan kelemahan teknologipengolahan sampah serta risiko teknisnya.Pada tabel di bawah, jelas sekali opendumping adalah teknologi pengolahansampah dengan tingkatan yang palingrendah dan akan mungkin diterapkanpada kerja sama antara pemerintah kotadengan swasta. Untuk sanitary landfill,keuntungannya adalah biaya investasicukup rendah, akan tetapi mempunyaiKELEBIHAN, KELEMAHAN SERTA RESIKO TEKNIS TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAHJenis Teknologi Mekanisme Pengolahan Kelebihan Kelemahan Resiko teknisOpen Dumping Sampah dibuang pada daerah lembah ataucekungan tanpa ada pengolahan lebih lanjutTidak membutuhkan biaya pengolahansampahSampah menumpuk dan tidak terurai sebagaimanamestinyaSanitary landfillPengepakan(Balling method)Pada metoda ini sampah dibuang ke daerahparit, daerah cekungan atau daerah lereng,kemudian ditimbun dengan lapisan tanah dandipadatkan. Metoda ini mempunyai tigamacam cara yaitu metoda area, metoda trenchdan metoda depression.Berbagai jenis sampah dikumpulkan danditekan dengan kekuatan + 2000psi sehinggamenyerupai balok- Merupakan cara yang paling murah- Investasi rendah- Tidak ada pemisahan sampahSampah dapat digunakan sebagaipenimbun jalan atau penimbun lembahdaerah terkontrol- Memerlukan tanah yang luas, sehingga untuk kotabesar tidak memungkinkan- Pengoperasian hrs sesuai dengan standar- Menimbulkan gas metana yang berbahaya- Biaya investasi cukup mahal- Jika tidak digunakan sebagai penimbun akanmenyebabkan penumpukan sampah (walaupunsudah dilakukan pengepakan)Incineration Sampah dibakar pada suhu yang sangat tinggi Sampah terbakar habis - Biaya investasi yang sangat mahal- Penggunaan mesin yang sesuai standar (tidakboleh melebihi kapasitas)- Sampah yang mengandung cairan dapatmenyebabkan kerusakan mesin- Suhu minimal agar sampah dapat terbakar habisseringkali tidak dapat dicapai sehinggapembakaran menghasilkan pencemaranKomposATAD(AutogenousThermophilicAerobic Digestion)Kompos adalah hasil pemecahan biokimia darizat organik dalam sampah, yang dapatmempengaruhi karakteristik tanah. Prosespemecahan kompos disebabkan olehmikroorganisme dan tipe mikroflora padatemperatur yang sama dengan temperatursampah tersebutTeknologi ATAD (autogeneous thermophilicaerobic digestion) menggunakan bakteriaerobik yang responsif pada suhu tertentuuntuk memproses sampah organik menjadipupuk dalam bentuk pellet (padat) dan cair.Teknologi ini sebenarnya adalah untukpengolahan air limbahSumber: hasil olahan dari Moenir, 1983: 33Merupakan pengolahan sampah yangbersifat zero waste dan menghasilkanpupuk komposMerupakan pengolahan sampah yangbersifat zero waste sekaligus mengolahair limbahMemerlukan waktu yang cukup lama untuk menjadikomposInvestasi yang dilakukan cukup tinggi dan perlu adauji coba dahulu karena belum pernah dilakukan diIndonesiapotensi dampak yang buruk seperti timbulnyagas metana dan ada kecenderunganberubah menjadi open dumping. Sedangkanpada teknologi pengepakansampah, biaya yang harus diinvestasikancukup tinggi, dan biaya pemeliharaan danoperasional juga mahal. Selain itu jugateknologi tersebut tidak menjelaskan mengenaipembuangan cairan yang dihasilkanoleh pengepakan sampah.Teknologi pembakaran sampah dapatmembakar habis sampah, akan tetapi biayamesin yang tinggi, biaya operasional danpemeliharaan juga tinggi. Selain itu teknologitersebut menimbulkan pencemaran udara.Teknologi kompos dan ATAD, merupakanteknologi yang paling menguntungkanjika diterapkan dalam kerjasama. Perbedaanantara keduanya menyangkut waktu dan biayainvestasi. Jika pada kompos dibutuhkanwaktu yang cukup lama dalam mengubahsampah menjadi kompos, pada ATAD waktunyalebih singkat karena adanya bantuanbakteri aerobik. Sedangkan untuk biayainvestasi, teknologi ATADmerupakan teknologi yangMenyebabkan sampah terus menumpukdan polusi udara, air dan tanahJika tidak ada perawatan secara periodikakan berubah menjadi open dumpingCairan sampah (leachete) yang keluarpada saat pengepakan dapatmenimbulkan pencemaran air tanahPengolahan sampah dengan cara inimenimbulkan polusi udara yang tinggiKarena butuh waktu yang lama, adakemungkinan terjadi antrian sampah, halini menyebabkan polusiBelum diketahuimembutuhkan biaya investasiyang besar sekali, selainitu ATAD belum pernah diterapkandi Indonesia.Secara keseluruhan, risikoteknis pada tiap teknologipengolahan sampahdapat diminimalkan melaluipenerapan teknologiteknologiyang terbukti baik,seperti teknologi komposdan ATAD, yang dipasokdan didukung oleh perusahaan-perusahaanyangmemiliki reputasi. Sejarahkinerja dan pemecahanmasalah yang baik merupakanfaktor penting dalammemilih pemasok teknologi.Turut sertanya pemasoksebagai calon mitramerupakan faktor pengurangrisiko teknis. • FW