12.07.2015 Views

0_PERCIK EDISI 5 QUARK 2A.qxd

0_PERCIK EDISI 5 QUARK 2A.qxd

0_PERCIK EDISI 5 QUARK 2A.qxd

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

L APORAN UTAMAdicari alternatif pengolahan sampah yangtidak memerlukan lahan yang luas.Di sisi lain, saat ini belum tersediakebijakan nasional persampahan yangdapat menjadi payung pengelolaan persampahanoleh seluruh pemangkukepentingan. Peraturan-peraturan yangada ‘tercecer’ di daerah atau instansi sektoral.Wajar bila hingga kini belum terwujudsistem kelembagaan, koordinasi danintegrasi pengelolaan sampah.Dimulainya era otonomi daerah menjadikanpengelolaan sampah menjadikewenangan pemerintah daerah. Namundi lain pihak, masih banyak pemerintahdaerah yang menganggap persampahanbukan prioritas. Ini terlihat dari minimnyaalokasi anggaran ke sektor ini.Kebijakan ke DepanPenyelesaian persampahan mau tidakmau harus dilakukan secara sistemik danterintegrasi dengan melibatkan seluruhpemangku kepentingan. Apalagi pada2025 telah dicanangkan sebagai tahunzero waste (bebas sampah) dunia.Beberapa langkah yang bisa diambildalam rangka menuju ke arah itu yakni:1. Mengurangi volume timbulan sampahdengan menggunakan konsep 3R(reduce, reuse, dan recycle).Metode ini perlu disosialisasikanke tengah-tengah masyarakatagar mereka mau menggunakankembali dan mendaurulang sampahnya. Tentu langkahini perlu dibarengi penyadaranakan pentingnya memilah sampahdi rumah tangga sehinggamemudahkan pengolahan padatahap berikutnya. Konsep 3Rakan makin efektif jika didukungperaturan perundang-undanganyang memberikan penghargaandan hukuman (reward and punishment)kepada semua pemangkukepentingan yang terkait,apakah itu pemulung, masyarakat,dan lainnya. Selain itu, pemanfaatansampah sebagai sumber energi(wasre to energy) layak untuk diperhatikanmengingat hingga kini belum adapihak yang mempraktekkan langkah inidi Indonesia. Bila sampah telah termanfaatkansejak dari hulu maka sistem sanitarylandfill tidak memerlukan lahanyang luas dengan biaya besar. Sanitarylandfill hanya digunakan untuk mengolahresidu dari hasil pembakaran insinerator.2. Peningkatan peran masyarakatdan dunia usahaLangkah mengurangi timbulan sampahtidak akan efektif tanpa peran aktifmasyarakat. Merekalah penghasil utamasampah dan mereka pula yang merasakandampak negatifnya bila sampah takdikelola dengan baik. Kuncinya adalahpeningkatan kesadaran dan tanggungjawab dalam pengelolaan sampah.Masyarakat bisa berperan sebagai a) pengelola(mengurangi timbulan sampah darisumber); b) pengawas (mengawasi tahapanpengelolaan agar berjalan dengan benar); c)pemanfaat (memanfaatkan sampah secaraindividu, kelompok, atau kerja sama dengandunia usaha); d) pengolah (mengoperasikandan memelihara sarana dan prasarana pengolahsampah); e) penyedia biaya pengelolaan(lihat diagram.)3. Peningkatan peran antarpemerintahdaerah dalam pengelolaan sampahPersoalan sampah pada dasarnyabukan persoalan individual kota tapi persoalanregional. Polusi udara, air, dantanah berdampak pada wilayah yang luasmelintasi batas administratif. Oleh karenaitu penentuan lokasi TPA yang selamaini berdasarkan wilayah administratif menjaditidak relevan. Di masa mendatang konsepTPA regional dan terpusat (regionalsolid waste management) perlu dikembangkansebagai upaya bersama dalammengatasi kesulitan lahan TPA.4. Pengembangan teknologi baruKemampuan pelayanan persampahantergantung pada pilihan teknologi yangtersedia. Penggunaan teknologi yangtepat akan mengoptimalkan pengelolaanpersampahan. Oleh karena itu, penggunaanteknologi baru bisa menjadi alternatifpeningkatan kemampuan pengelolaanpersampahan khususnya di kotabesar.5. Peningkatan kampanye perilakuhidup bersih dan sehatPengelolaan sampah tak akan berhasiltanpa ada kesadaran masyarakat bahwalingkungan sehat juga merupakankebutuhan pokok mereka. Peningkatankesadaran ini harus dilakukansecara terus menerus kepada seluruhlapisan masyarakat. Program edukasidi bidang kesehatan perlu ditanamkansejak dini kepada siswa sekolah.Akhirnya, meningkatkan kepeduliansemua pemangku kepentingan(stakeholder) di bidang persampahantak bisa ditawar-tawar lagi.Seberapa canggih teknologi, uangbanyak, sumber daya bagus, tapitidak ada perhatian serius dari pemangkukepentingan, maka persoalansampah akan tetap menjadi ‘sampah’.• OM/MJ5 PercikVol. 5 Tahun I/ Agustus 2004

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!