13.07.2015 Views

Belum Berdaulat, Indonesia Sudah Krisis Energi - Ford Foundation ...

Belum Berdaulat, Indonesia Sudah Krisis Energi - Ford Foundation ...

Belum Berdaulat, Indonesia Sudah Krisis Energi - Ford Foundation ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

26ISJN DYNAMICSadalah hal yang utama.Apapun pekerjaan merekabaik itu pemerintahan, swastaharuslah berorientasi padakepentingan negara. Demikianpula di kalangan akademisi.Penelitian haruslah diarahkanuntuk mendorong pertumbuhanekonomi dan skill, bahkanstudi tentang Hak AsasiManusia-pun harus diarahkanbagi kepentingan seluruhmasyarakatnya. Tidak mudahuntuk mendapatkan dataataupun cerita tentang tragedikekerasan yang dilakukanoleh pemerintah KoreaSelatan di masa lalu, bahkandari kalangan akademisisekalipun. Namun sebaliknyapara akademisi di universitasini memahami dengan baiktragedi kekerasan yang terjadidibanyak tempat di dunia.Kedua, bela negara dalammental menjadi bagian pentingberikutnya bagi masyarakatKorea Selatan. Kaum muda-nyadiwajibkan untuk mengikutilatihan militer untukmempersiapakan diri darikemungkinan ancaman perangdengan negara tetangga. Suatusikap yang bisa dimaklumikarena negeri ini masih terlibatyang notabenenya merupakansaudara mereka sendiri yangterpisah karena kepentinganpolitik dan ideologi. Selain itunegara ini dipagari oleh Jepangdan China yang memilikisejarah sebagai penjajah Koreadi masa lalu.Ketiga, sepanjangpengalaman mengajar diBUFS, dia mendapatkanpemahamanan bahwa negeriini adalah negeri yang sangatmenghargai senioritas terutamadi kalangan mahasiswa. Juniorharus hormat dan patuh padasenior. Dia mengungkapkan,’’senior memiliki kekuasaan dantanggung jawab yang besardalam membina adik kelasmereka. Senior berkewajibanuntuk melindung, mengarahkandan membimbing adik kelasmereka dalam setiap kegiatanakademis di universitas danjuga berhak untuk menegurmereka jika junior merekamelakukan kesalahan. SetiapJunior mematuhi ini sebagaisebuah aturan yang tidaktertulis dan harus dihormat’’.Kempat, dia melihat bahwapada umumnya mahasiswa diKorea, terutama ditempatnyamengajar adalah mahasiswapemalu. Mereka tidak se-aktifanak <strong>Indonesia</strong> jika inginmengekpresikan pendapatataupun ide yang merekapunya. “Untuk hal ini sayatidak bisa menyembunyikankebanggan saya terhadapmahasiswa <strong>Indonesia</strong>” ujarnya.Terakhir, adalah kebiasaanmenjaga lingkungan dankebiasaan jalan kaki yangmenjadi budaya masyarakatkorea, terutama di daerahBusan. Kota ini sangat teduhdan dan rapih dengan tatakelola lingkungan yang baik.Sampah menjadi perhatianutama. Di daerah ini sampahdipilah hingga 12 item. Mulaidari yang basah, kering, plastik,kertas bahkan hingga botolminumanpun dipisah denganbaik dan rapih.Bersih dari sampah danselalu tertata asri menjadikankota ini sebagai sebuah kotayang memanjakan para pejalankaki. Hal ini mendukungkebiasaan masyarakat Busanyang sangat suka berjalan kaki.‘’Walaupun bagi saya yang biasahidup di daerah dataran pantai,wilayah Busan cukup sulituntuk para pejalan kaki karenawilayahnya didominasi olehperbukitan. Bahkan, universitastempat saya mengajar, sepertibanyak universitas lainnyadi Busan, terletak di wilayahperbukitan,’’ ujar Yenny.Tidak ada bus kampus yangmengantar mahasiswa ke tiapgedung fakultas. Mahasiswahanya diantar pada satu haltetertentu dan diharuskanberjalan kaki untuk mencapaifakultas masing-masing.<strong>Belum</strong> pernah terdengar adamahasiswa yang mengeluhbahkan kebanyakan mahasiswasenang melakukan rutinitastersebut. “Secara keseluruhansaya mendapatkan banyakpelajaran berharga dengantugas ini. Rasa cinta tanahair menjadi semakin kuatdan keinginan untuk selalumemberikan yang terbaik bagi<strong>Indonesia</strong> semakin terasahdengan melihat kecintaanmasyarakat Korea Selatan padanegerinya” katanya.SOCIAL JUSTICE MAGZ VOL. 2 TAHUN 1 - SEPTEMBER 2012

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!