11.02.2017 Views

menuju-hati-khusu-kop1

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

sebagian harta bendanya kepada orang lain, apa yang<br />

sudah diberikan itu tidak pernah terbayang lagi di<br />

dalam angan-angannya. Bahkan seperti orang yang<br />

sedang membuang kotoran, selanjutnya badannya<br />

menjadi bersih dan sehat.<br />

Memang demikianlah, shodaqoh yang dikeluarkan<br />

itu, gunanya untuk membersihkan <strong>hati</strong> dari kotoran<br />

basyariyah yang dapat mengeruhkan pandangan<br />

mata<strong>hati</strong>. Maka untuk tujuan itulah orang yang <strong>hati</strong>nya<br />

<strong>khusu</strong>’ itu membuang sebagian hartanya untuk<br />

diberikan kepada yang membutuhkan, supaya “nur<br />

ma’rifat” mata<strong>hati</strong>nya semakin cemerlang. Terlebih<br />

ketika kenikmatan bershodaqoh itu sudah diresapi<br />

dalam <strong>hati</strong>-sanubarinya, maka kenikmatan duniawi<br />

yang lain menjadi terlupakan.<br />

Walhasil, siapapun boleh berusaha <strong>menuju</strong> <strong>hati</strong> yang<br />

<strong>khusu</strong>’, baik dengan belajar, dzikir, mujahadah maupun<br />

riyadhoh, bahkan dengan pelaksanaan thoriqoh sekalipun.<br />

Namun apabila tanda-tanda <strong>khusu</strong>’ itu belum dapat<br />

terbaca di dalam perilaku kesehariannya, berarti perjalanan<br />

spiritual itu belum sampai kepada tujuan yang diharapkan<br />

atau boleh jadi di dalam perjalanan itu masih sangat<br />

membutuhkan pembenahan.<br />

Seringkali orang mengatakan, bahwa amal yang<br />

diperbuatnya semata-mata karena “lillaahi Ta’ala”, hanya<br />

berharap mendapatkan ridho Allah Ta’ala. Namun, ketika<br />

kebaikan yang diperbuat itu tidak diakui manusia, <strong>hati</strong>nya<br />

menjadi marah. Yang demikian itu bukan “lillaahi Ta’ala”,<br />

tapi orang itu sedang berharap supaya dianggap orang<br />

yang dapat berbuat semata-mata karena Allah Ta’ala.<br />

Kalau ada orang berbuat ibadah dan mengaku lillaahi<br />

Ta’ala. Terlebih ucapan itu berulangkali diperdengarkan<br />

kepada manusia, yang demikian itu pasti ia sedang<br />

berdusta. Sebab, apabila ibadah itu memang didasari <strong>hati</strong><br />

yang <strong>khusu</strong>’, maka ia pasti malu ucapan yang demikian itu<br />

didengar oleh manusia.<br />

Menuju Hati yang KHUSU’ ~ 43<br />

44 ~ Menyatukan Qodo’ dan Qodar

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!