11.02.2017 Views

menuju-hati-khusu-kop1

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

hidupnya yang telah ditentukan dengan ketat tanpa ada<br />

kesempatan untuk memilih. Oleh karena itu, meski<br />

binatang kadang-kadang menjalankan hidupnya dengan<br />

semaunya sendiri. Yaitu tidak perduli barang orang lain<br />

yang mestinya harus dijaga, asal ada kesempatan pasti<br />

akan disikat juga, seperti kalau manusia adalah perbuatan<br />

seorang koruptor, apabila pekerjaan itu dilakukan oleh<br />

binatang maka binatang itu tidak akan dimasukkan ke<br />

penjara, baik penjara di dunia maupun di akhirat. Yang<br />

demikian itu karena sejatinya binatang itu tidak<br />

mempunyai pilihan hidup.<br />

Tidak seperti manusia. Secara dhohir manusia harus<br />

memulai dan memilih, itulah amal. Dengan amal itu<br />

supaya ada sebab-sebab dhohir, yang akhirnya juga akan<br />

melahirkan akibat yang dhohir pula. Maka, apabila<br />

manusia hanya memilih bagian hidup yang senang saja,<br />

pada gilirannya, suatu saat pasti manusia akan<br />

menemukan bagian hidupnya yang susah. Yang demikian<br />

itu, oleh karena senangnya sudah dihabiskan di depan,<br />

maka dikemudian hari, yang akan tersisa hanya tinggal<br />

susahnya saja. Itulah hukum sebab akibat, sebagai sunnah<br />

yang tidak akan ada perubahan lagi untuk selamanya.<br />

Namun demikian, sejatinya sebab dan akibat itu terjadi<br />

hanya mengikuti suratan takdir yang sudah ditentukan<br />

Allah Ta’ala sejak zaman azali.<br />

Allah telah tegaskan yang demikian itu dengan<br />

firman-Nya:<br />

“Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki<br />

dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka.<br />

Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka<br />

persekutukan (dengan Dia)”. QS.al-Qoshosh.28/68.<br />

Disinilah para awam kadang-kadang mengalami<br />

kebingungan. Mana bagian yang qodo’ dan mana bagian<br />

yang qodar ketika qodo’ dan qodar itu dikaitkan dengan<br />

satu amal perbuatan yang sedang dilakukan manusia.<br />

Untuk dapat memisahkan antara qodo’ yang<br />

azaliyah di dalam satu pelaksanaan amal hadits yang<br />

sejatinya juga adalah takdir Allah Ta’ala tersebut, yang<br />

terpenting bagi manusia adalah kemampuannya dalam<br />

memahami dan mengenali dirinya sendiri. Bahwa pada<br />

diri manusia itu ada dua kehendak atau irodah. Yang satu<br />

irodah azaliyah dan ia sudah ditentukan Allah Ta’ala<br />

sebagai qodo’-Nya sejak zaman azali dan yang satunya<br />

adalah irodah hadits, yaitu kehendak manusia yang<br />

sekarang yang sesungguhnya adalah merupakan qodar,<br />

atau takdir-Nya sekarang.<br />

Maka yang dimaksud dengan memadukan antara<br />

qodo’ dan qodar dalam satu amal perbuatan itu ialah,<br />

memadukan antara irodah azaliyah dengan irodah hadits<br />

yang ada pada diri manusia itu sendiri. Yaitu memadukan<br />

dua konsep dalam satu perasaan pengabdian dan ibadah<br />

secara rasional. Yang satu konsep langit dan yang satu<br />

konsep bumi.<br />

Konkritnya, ketika seorang hamba sedang<br />

menjalankan ibadah, baik vertikal maupun horizontal,<br />

Menuju Hati yang KHUSU’ ~ 55<br />

56 ~ Menyatukan Qodo’ dan Qodar

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!