11.02.2017 Views

menuju-hati-khusu-kop1

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

sendirilah sebenarnya letak sumber kejelekan itu. Berarti<br />

pula, bahwa dzikirnya selama ini belum mampu<br />

membuahkan hasil yang positif untuk diri mereka sendiri.<br />

Kalau demikian, maka orang tersebut harus segera<br />

benah-benah diri, mencari tahu dimana letak salahnya.<br />

Padahal mereka telah berkumpul dengan orang-orang<br />

yang baik. Kalau ternyata <strong>hati</strong> mereka belum juga menjadi<br />

baik, terlebih apabila kejelekan itu sampai dibawa mati<br />

karena selama ini kebiasaan jelek itu tidak pernah disadari,<br />

maka mereka adalah orang yang sangat merugi.<br />

Seperti itik berenang tapi mati kehausan. Sebab setiap<br />

hari mereka sudah berkumpul dengan golongan ahli surga<br />

tapi komunitas itu ternyata tidak dapat membantu dirinya<br />

untuk masuk Surga bahkan jalan surga itu malah yang<br />

telah menjerumuskan masuk ke jurang neraka. Wal ‘iyadzu<br />

billah.<br />

Kalau ada orang yang sehari-hari hidupnya selalu<br />

bergulat dengan kejahatan dan kemungkaran, kemudian<br />

mereka dimasukkan neraka sebab kejahatan tersebut, maka<br />

yang demikian itu lumrah dan wajar-wajar saja. Namun<br />

bagi orang yang setiap hari hidupnya sudah menghirup<br />

wewangian surga yang dipancarkan oleh kepedulian <strong>hati</strong><br />

dan do’a-do’a yang dipanjatkan oleh sang guru yang suci<br />

lagi mulia. Menikmati kenikmatan surga yang digelar di<br />

dunia melalui majlis dzikir orang-orang sholeh yang<br />

mereka ikuti. Kemudian hanya disebabkan karena cara<br />

mengelola <strong>hati</strong> yang kurang sempurna itu, kemudian<br />

mereka ternyata di masukkan neraka sebab kelalaian itu,<br />

betapa ironisnya yang demikian itu.<br />

Terlebih lagi ketika tempatnya di neraka itu<br />

ditunjukkan Allah Ta’ala di saat “sakarotul maut” mereka<br />

datang, disaat malaikat maut menjemput ruh mereka<br />

karena ajal mereka sudah tiba, dan saat itu mereka melihat,<br />

bahwa orang yang selama ini dijelek-jelekkan itu ternyata<br />

ada di halaman surga sedang dirinya digiring ke pintu<br />

neraka, padahal saat itu kesempatan untuk berbuat benahbenah<br />

dan tuabat telah tiada, betapa menyesalnya <strong>hati</strong><br />

mereka saat itu. Boleh jadi yang demikian itu akan menjadi<br />

penyebab “su’ul khotimah”(akhir yang jelek) bagi mereka.<br />

Wal ‘Iyadzu Billah.<br />

Oleh karena itu, mumpung sekarang masih ada<br />

kesempatan untuk berbuat benah-benah. Khususnya<br />

kepada orang-orang yang sudah berpakaian serba putih itu<br />

dan juga kita semua. Hendaknya bukan hanya baju dan<br />

penutup kepala itu saja yang diputihkan, namun juga <strong>hati</strong><br />

kita. Dijaga putihnya <strong>hati</strong> itu melalui lubang-lubang<br />

anggota tubuh kita, terutama dari mulut kita. Menghindari<br />

ucapan yang tidak bermanfaat, terutama bicara yang jelasjelas<br />

tidak pantas dilakukan oleh orang-orang yang ahli<br />

dzikir. Semoga dengan itu kita semua selalu mendapatkan<br />

inayah dan perlindungan dari Allah Ta’ala, sehingga kita<br />

semua terhindar dari tipudaya hawa nafsu dan tentaratentara<br />

setan yang selalu menggoda di tengah jalan.<br />

Jauh-jauh Allah Ta’ala telah memberi peringatan<br />

dengan firman-Nya:<br />

Menuju Hati yang KHUSU’ ~ 87<br />

88 ~ Menyatukan Qodo’ dan Qodar

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!