You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Allah Ta’ala, dijadikan kholifah bumi yang menjalankan<br />
fungsi kenabian manusia yang pertama.<br />
Inilah pelajaran pertama yang diturunkan Allah<br />
Rabbul Alamin kepada umat manusia. Diabadikan di<br />
dalam kitab yang abadi sepanjang masa, Al-Qur’an Al-<br />
Karim. Sejarah perjalanan hidup manusia pertama yang<br />
dapat diambil sebagai pelajaran dasar dan suri tauladan<br />
oleh umat selanjutnya.<br />
Bahwa manusia memang selamanya tidak sepi dari<br />
kesalahan dan dosa. Namun demikian, meski manusia<br />
harus berangkat dari kesalahan dan dosa sehingga<br />
mengakibatkan duka dan derita, serta penyesalan yang<br />
mendalam. Apabila dosa dan kesalahan itu dikemudian<br />
hari ternyata mampu menjadikan sebab seorang hamba<br />
mampu bertaubat kepada Tuhannya dan taubat itu<br />
diterima di sisi-Nya, serta mampu merubah kejelekankejelekannya,<br />
baik karakter maupun perbuatan, menjadi<br />
kebaikan-kebaikan dan akhlakul karimah, sehingga dapat<br />
meningkatkan ketakwaan yang kemudian menjadikannya<br />
mendapatkan anugrah kemuliaan di sisi-Nya, maka<br />
disitulah letak rahasia pelajaran yang sangat berharga ini.<br />
Pelajaran yang akan mampu mening-katkan<br />
kedewasaan jiwa manusia. Oleh karena itu, barang siapa<br />
mampu menelaah dan menteladani pelajaran itu,<br />
kemudian diterapkan dalam kehidupannya dengan benar<br />
dan arif, manusia itu akan mendapatkan kebahagiaan<br />
sebagaimana yang telah didapatkan pendahulunya. Maha<br />
Besar Allah dengan segala penciptaan-Nya.<br />
Ilmu dan Iman<br />
Secara qudroti sifat akal manusia memang selalu<br />
ingin tahu. Karena akal adalah rumah tempat kediaman<br />
ilmu pengetahuan. Namun demikian, terhadap ilmu<br />
tentang pemahaman agama, terlebih yang menyangkut<br />
urusan qodo’ dan qodar,—yang di dalamnya tidak hanya<br />
mengandung hal-hal yang dhohir, tapi juga yang batin.<br />
Oleh karena akal manusia hanya mampu menampung ilmu<br />
pengetahuan yang dhohir saja, maka yang pasti, akal<br />
tidaklah selalu mampu mencerna pemahaman agama itu.<br />
Maka akal dan ilmu pengetahuan harus disinari<br />
dengan nur iman, supaya kemudian dapat ditindaklanjuti<br />
dengan amal perbuatan. Ketika Allah Ta’ala menghendaki<br />
membuka mata<strong>hati</strong> hamba-Nya, maka dengan<br />
sendirinya—kepada hal-hal yang sifatnya ghaib dari<br />
bagian urusan qodo’ dan qodar itu—akal akan menjadi<br />
mengerti dan memahami.<br />
Rasulullah saw. telah menegaskan yang demikian itu<br />
dengan sabdanya:<br />
אאلل:لא<br />
وאلאسنلאאאْْא<br />
وذ*ْ<br />
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a berkata: “Rasulullah s.a.w<br />
bersabda: “Manusia tidak akan pernah berhenti bertanya,<br />
sehingga dikatakan bahwa Allah Ta’ala telah menciptakan<br />
makhluk, lalu mereka bertanya lagi: “Siapakah yang<br />
Menuju Hati yang KHUSU’ ~ 79<br />
80 ~ Menyatukan Qodo’ dan Qodar