11.02.2017 Views

menuju-hati-khusu-kop1

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

“Inayah Allah di dalam dirimu bukanlah karena sesuatu yang<br />

terbit darimu, dimana kamu berada di saat Allah menghadapkan<br />

inayah-Nya kepadamu dan dimana kamu berada ketika Allah<br />

menetapkan pemeliharaan-Nya kepadamu. Di zaman azali itu<br />

belum ada apapun, baik keikhlasan amal maupun wujud sikap<br />

mental tertentu, bahkan belum ada sesuatupun disana, kecuali<br />

semata-mata hanya keutamaan dan kebesaran pemberian-Nya”.<br />

Maksudnya, bahwa inayah yang telah dianugerahkan<br />

kepada hamba-Nya tersebut, sehingga seorang hamba itu<br />

mampu berbakti kepada Tuhannya dengan benar, sematamata<br />

adalah terbit dari kehendak-Nya yang azaliyah,<br />

bukan kehendak seorang hamba. Itulah anugrah dasar<br />

yang terbesar. Karena hanya dengan inayah itu hidup<br />

seorang hamba akan selalu mendapat bimbingan <strong>menuju</strong><br />

kebahagiaan yang hakiki baik di dunia maupun di akhirat<br />

nanti.<br />

Inayah itu bukan didatangkan dari hasil sebuah amal<br />

dan ibadah, bukan pula karena buah ketaatan dan<br />

keikhlasan. Karena saat itu, di zaman azali, belum ada apaapa,<br />

kecuali yang ada hanyalah keagungan anugrah-Nya<br />

semata. Namun demikian, jalan satu-satunya untuk<br />

mendapatkan inayah itu adalah pelaksa-naan iman. Yaitu<br />

ilmu dan iman yang dipadukan secara komulatif di dalam<br />

pelaksanaan amal ibadah dan perbuatan, yang dengan itu<br />

manusia akan mendapat-kan pemahaman <strong>hati</strong> secara<br />

intuitif yang disebut dengan “Ilmu Laduni”. Allah Ta’ala<br />

telah menjanjikan hal tersebut melalui sabda nabi-Nya<br />

yang artinya:<br />

“Barang siapa beramal dengan ilmunya, maka Allah akan<br />

mewariskan ilmu pengetahuan dari hal yang belum pernah<br />

diketahuinya”.<br />

Adapun tanda-tanda bagi orang yang telah<br />

mendapatkan inayah tersebut adalah sebagaimana yang<br />

telah dinyatakan Allah Ta’ala dengan firman-Nya berikut<br />

ini. Allah SWT. Berfirman:<br />

“Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah<br />

maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan<br />

yang lurus”.QS.Ali Imran.3/101,<br />

Artinya, tanda-tanda inayah azaliyah itu hanya dapat<br />

dibaca sendiri oleh orang yang sudah mendapatkannya.<br />

Yaitu di dalam ke<strong>khusu</strong>’an <strong>hati</strong>nya sendiri. Kemana<br />

sejatinya arah tujuan ibadah yang dilakukannya selama ini.<br />

Apabila arah tujuan ibadah itu untuk mencari kenikmatan<br />

di Surga, berarti inayah azaliyah itu akan membimbing<br />

pemiliknya masuk Surga. Apabila arah tujuan ibadah itu<br />

semata mengharapkan ridho Allah Ta’ala, berarti inayah<br />

azaliyah itu akan menghantarkannya wushul kepada-Nya.<br />

Namun apabila arah tujuan ibadah itu ujungujungnya<br />

ternyata bermuarakan kepada kenikmatan<br />

duniawi, baik harta benda maupun derajat kehormatan<br />

dunia, maka orang itu akan mendapatkan bagian dunianya<br />

namun setelah matinya akan dimasukkan ke Neraka.<br />

Sebab, pahala ibadah itu sudah dihabiskan di dunia, yaitu<br />

berupa kesenangan dan kehormatan duniawi yang selalu<br />

dipertahankan dengan mati-matian.<br />

Menuju Hati yang KHUSU’ ~ 83<br />

84 ~ Menyatukan Qodo’ dan Qodar

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!