11.02.2017 Views

menuju-hati-khusu-kop1

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Oleh karena itu, ketika suatu saat Nabi Musa as.<br />

bertanya kepada Nabi Adam as. atas kekhilafan beliau<br />

yang telah diperbuatnya di surga sehingga menye-babkan<br />

umat manusia secara keseluruhan untuk sementara waktu<br />

harus menjalani hidupnya di dunia, Nabi Adam berhujjah<br />

kepada Nabi Musa as. Allah Ta’ala telah mengabadikan<br />

peristiwa itu melalui sebuah hadits Rasul-Nya saw. Nabi<br />

saw bersabda:<br />

אאلل:لא<br />

و א مد و ل مد و <br />

אْلدمאאو<br />

وאאلًنאٍ<br />

*مدمد<br />

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. berkata: “Rasulullah s.a.w<br />

bersabda: “Nabi Adam berhujjah kepada Nabi Musa a.s, Nabi<br />

Musa as. berkata: “Wahai Adam, engkau adalah bapakku.<br />

Engkau telah menyia-nyiakan aku dan engkau keluarkan aku<br />

dari surga. Nabi Adam menjawab: “Kamu hai Musa. Allah SWT<br />

telah memilihmu dengan kalam-Nya. Allah SWT menulis<br />

untukmu dengan tangan-Nya (kuasa). Apakah kamu akan<br />

mencela aku terhadap sesuatu yang telah ditetapkan Allah SWT,<br />

sejak empat puluh tahun sebelum aku diciptakan…?”. Nabi s.a.w<br />

bersabda: “Akhirnya Nabi Adam a.s tetap berhujjah<br />

(mengemukakan dalil) dengan Nabi Musa a.s. Akhirnya Nabi<br />

Adam a.s tetap berhujjah (mengemukakan dalil) dengan Nabi<br />

Musa as”.<br />

• Riwayat Muslim di dalam Kitab Ketentuan hadits nomor 4793.<br />

• Riwayat Tirmidzi di dalam Kitab Tafsir Al-Qur’an hadist nomor<br />

2060.<br />

• Riwayat Abu Dawud di dalam Kitab Sunnah hadits nomor 4079.<br />

• Riwayat Ibnu Majah di dalam Kitab Pendahuluan hadits nomor 77.<br />

• Riwayat Ahmad Ibnu Hambal di dalam Kitab Juzuk 2 Muka Surat<br />

248, 264.<br />

• Riwayat Malik di dalam Kitab Ketentuan hadits nomor 1394.<br />

Memang Nabi Adam as. telah berbuat kesalahan di<br />

Surga sehingga anak cucunya(manusia) harus mencicipi<br />

kehidupan alam dunia yang penuh tantangan dan duka ini.<br />

Meski kesalahan itu karena manusia tidak dapat menahan<br />

gejolak hawa nafsunya, namun kesalahan itu sejatinya<br />

adalah awal sunnah yang sudah ditentukan sejak zaman<br />

azali bagi manusia. Dengan kesalahan awal itu,<br />

hikmahnya, supaya manusia mau berbuat benah-benah.<br />

Memasuki sunnah-sunnah yang berikutnya untuk<br />

mengembalikan yang sudah kotor kepada kesucian<br />

fithrahnya. Yang demikian itu, karena hanya dengan nafsu<br />

dan kesalahan itulah, kemudian manusia dapat mengenal<br />

jarak perjalanan antara dirinya dengan Tuhannya.<br />

Asal dosa dan kesalahan itu mampu menerbitkan<br />

semangat ibadah dan taubatan nasuha, sehingga dengan<br />

dosa dan kesalahan itu manusia akan dikembalikan ke<br />

surga yang dahulu telah ditinggalkan nenek moyangnya.<br />

Namun, apabila dosa itu tidak menumbuhkan semangat<br />

ibadah, tapi malah menjadikan <strong>hati</strong>nya keras dan sombong,<br />

berarti dengan dosanya manusia akan dimasuk-kan ke<br />

Neraka selama-lamanya.<br />

• Riwayat Bukhari di dalam Kitab Cerita-cerita Para Nabi hadits<br />

nomor 3157 – Tafsir Al-Qur’an hadits nomor 4369.<br />

Menuju Hati yang KHUSU’ ~ 71<br />

72 ~ Menyatukan Qodo’ dan Qodar

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!