You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Kimia Farma gencar melakukan berbagai<br />
pengembangan bisnis. Ia berhasil menambah<br />
jumlah apotek hingga 900 unit pada 2016,<br />
meningkat drastis dari tahun 2011 dengan<br />
397 apotek.<br />
“Dalam setahun kita mencetak rekor<br />
baru. Biasanya hanya 100, tahun lalu kita<br />
buat 175 apotek, saya optimis pertengahan<br />
tahun 2017 kita sudah punya 1.000 apotek.<br />
Sehingga target kita berikutnya membangun<br />
klinik dikisaran 1.000, yang diharapkan<br />
tuntas pada 2019,” tandas Rusdi.<br />
Rusdi membeberkan, pihaknya<br />
memanfaatkan The power of brand.<br />
Jadi, bagaimana caranya brand Kimia<br />
Farma dipercaya sehingga para investor<br />
mau menanamkan asetnya untuk dibuat<br />
apotek dan klinik. Kimia Farma bahkan<br />
memiliki market share tertinggi di Indonesia<br />
dengan prosentase 32%.<br />
Tak hanya itu, dalam waktu dekat ini<br />
Kimia Farma akan mengakuisisi 30 jaringan<br />
apotek di Arab Saudi milik DWAA LTD CO<br />
untuk memfasilitasi para jemaah haji dan<br />
umroh dari Indonesia sekaligus sebagai stepstone<br />
untuk memperluas distribusi produkproduk<br />
Kimia Farma ke pasar internasional.<br />
“Februari ini kita masuk proses negoisasi<br />
dengan akusisi 60% saham. Kalau tidak<br />
ada halang rintang, Kimia Farma punya<br />
apotek di Arab, khususnya di Mekkah dan<br />
Jeddah. Kalau 30 apotek ini berhasil, kita<br />
akan tambah 40 apotek,” jelas Rusdi penuh<br />
semangat. Selain itu, Kimia Farma dan<br />
DWAA LTD CO juga akan membangun<br />
jaringan klinik hingga rumah sakit yang<br />
bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan.<br />
Di bawah nakhoda Rusdi, Kimia<br />
Farma pun kembali mengukir sejarah baru.<br />
Berlokasi di Watudakon, Jawa Timur, Kimia<br />
Farma berhasil menyelesaikan pembangunan<br />
Pabrik Garam Farmasi Tahap I berkapasitas<br />
2000 ton/tahun. Pabrik ini akan dilanjutkan<br />
beberapa saat lagi dengan pembangunan<br />
Pabrik Garam Farmasi Tahap II berkapasitas<br />
4000 ton/tahun.<br />
Sehingga kebutuhan Indonesia terhadap<br />
garam farmasi sebesar 6000 ton/tahun dapat<br />
dipenuhi seluruhnya, yang berarti Indonesia<br />
tidak perlu lagi impor garam farmasi.<br />
Dengan diproduksinya garam farmasi<br />
ini berarti secara langsung telah memenuhi<br />
Instruksi Presiden RI No 6 Tahun 2016<br />
tentang Percepatan Pengembangan Industri<br />
Farmasi dan Alat Kesehatan dan kebijakan<br />
pemerintah dalam Paket Kebijakan Ekonomi<br />
XI tentang Pengembangan Industri Farmasi<br />
dan Alat Kesehatan<br />
Dalam waktu dekat, Pabrik Bahan<br />
Baku Obat Pertama di Indonesia yang telah<br />
dilaksanakan Groundbreaking pada tanggal<br />
10 Oktober 2016 lalu juga akan segera<br />
beroperasi. Disusul dengan peresmian pabrik<br />
Rapid Test dimana bisa mendeteksi penyakit<br />
mulai dari sifilis, malaria, hepatitis B, dengeu,<br />
kehamilan, narkoba, hingga HIV yang<br />
diklaim belum dimiliki perusahaan lain, yang<br />
akan selesai pada 2017.<br />
Melihat pasar kosmetik yang begitu besar<br />
di Indonesia, Kimia Farma akan membangun<br />
sebuah pabrik kosmetik besar di Banjaran<br />
pada tahun ini. Menyusul brand Marcks dan<br />
Salicyl yang menjadi best seller dan selalu<br />
mendapat Top Brand Award, Rusdi yakin<br />
divisi kosmetik Kimia Farma akan mampu<br />
bertumbuh hingga mencapai minimal 50%.<br />
“Jika pabrik-pabrik tersebut sudah mulai<br />
beroperasi, paling lambat tiga tahun ke<br />
depan, Kimia Farma akan mampu meraih<br />
omset berlipat ganda. Ranking kita tahun<br />
lalu di industri farmasi kalau tidak salah<br />
ranking 6, tahun sebelumnya ranking 13.<br />
Kalau pabrik-pabrik tersebut jadi, saya yakin<br />
kita bisa ranking 4 atau 3,” ungkap pria<br />
humble dan murah senyum itu.<br />
Ke depan Rusdi memiliki obsesi<br />
menjadikan Kimia Farma sebagai Global<br />
Health Care Company.<br />
“Kita punya roadmap transformasi<br />
‘Suitanable Gowth Health Care Company’<br />
yang selesai di 2019. Insyaallah tercapai<br />
sebelum waktunya. kita juga sudah membuat<br />
roadmap baru 2017-2021, yakni ‘Global<br />
Health Care Company’. Saya sudah siapkan<br />
fondasi dan take off awalnya. Semoga penerus<br />
saya bisa melanjutkan roadmap yang saya<br />
buat,” pungkas peraih Indonesia Most<br />
Admired CEO 2016 Kategori Farmasi dari<br />
salah satu media nasional itu. n<br />
FEBRUARI 2017 | | 75