Sriwijaya Magazine Februari 2018

JOURNEY
63
K
Terselimuti cinta kasih patung Kristus
raksasa dan Bukit Cinta Wolor Pass, tak
jauh dari sana. Patung yang dibangun
di bukit, menghadap samudra luas.
Merangkul persaudaraan dengan para
pengunjung, meski tidak saling kenal.
Sampailah kami ke Bukit Cinta. Patung
tangan yang membentuk simbol ‘Love’
dan huruf-huruf W-O-L-O-R P-A-S-S
terpancang di bukit. Menjadi gardu
pandang terbaik untuk menikmati gugusan
pulau-pulau di balik Selat Boleng dan
Selat Lamakera yang luas. Pulau-pulau ini
bagai mutiara yang terangkat dari dasar
samudera. Memendam misteri. Menyimpan
sejuta makna akan potensi Indonesia.
Nama Wolor Pass sendiri artinya
bukit dalam bahasa Lamaholot. Juga
menunjukkan marga pemiliknya. Bukit
Cinta menjadi pusat kepingan zamrud
destinasi Lembata.
Menjadi pintu pertemuan
antara pantai pasir putih
lembut Waijarang dengan
lekukan-lekukan puluhan
perbukitan hijau teletubbies
yang aduhai. Sejauh mata
memandang 360° kami takjub
dengan karya Ilahi ini. Semakin
kemilau, semakin mulia.
Mentari dari puncak Gunung
Ile Boleng, merayapi gugusan
Pulau Adonara, menghilang
di balik bayangan Pulau Solor,
Gunung Bour, Gunung Koge,
Selat Lamakera, lalu tenggelam
di Laut Bour. Berkas sinar
emasnya kemilau menyirami
bukit-bukit, padang rumput,
serta gardu-gardu kecil tempat
saya duduk santai. Senja yang
indah dan damai. Teduh di
Negeri Lamaholot, Lembata.
TRIP Guide
Sriwijaya Air dan NAM Air
layani penerbangan dari/
ke Kupang melalui Tambolaka,
Maumere, Surabaya, Waingapu,
Bajawa, Ende, dan Larantuka.
| EDISI 84 | FEBRUARI 2018