Sriwijaya Magazine Februari 2018

DESTINATION
77
Travel Tips
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Jangan membawa makanan karena
cenderung akan ‘dicuri’ oleh Yaki yang
ada di cagar alam.
Dilarang juga memberi makan semua
hewan yang ada di tempat ini agar
tidak mengganggu kebiasaan alami
mereka yang mencari makanan sendiri
di dalam hutan.
Jaga jarak aman minimal 5 meter
dengan satwa.
Batasi penggunaan flash kamera saat
memotret satwa.
Jangan meludah di dekat satwa karena
akan meningkatkan resiko tertular
penyakit baik untuk Anda maupun
satwa tersebut.
Pakai sepatu yang nyaman, disarankan
untuk mengenakan sepatu olahraga
untuk menghindari gigitan semut api
atau serangga lainnya.
Oleskan lotion anti nyamuk di kulit
tubuh yang terpapar secara berkala.
Bawa air minum karena perjalanan
akan panjang.
D & e
F
G
Yaki dapat
hidup bebas
di Cagar Alam
Tangkok.
Ditemani Ranger
berpengalaman
menjelajah
cagar alam.
Yaki tengah
mencari kutu di
badan Yaki lain.
Tarsius adalah hewan nokturnal yang hidupnya
tidak berkelompok sehingga dalam satu pohon
diperkirakan hanya ada satu keluarga Tarsius yang
biasanya terdiri dari 5-6 ekor. Tak semua Tarsius
hidup di pohon beringin. Jadi yang ini boleh dibilang
‘Royal Family’. Beberapa Tarsius hidup di pohon
yang lebih kecil atau di rantai – rantai pohon.
Selain melihat kedua satwa langka ini, saya
juga beruntung dapat melihat Burung Elang dan
Kuskus. Kalau dibandingkan dengan trekking
di Tanjung Puting, perjalanan di sini jauh lebih
berat mengingat tidak ada jadwal feeding. Selain
itu, jalur trekking lebih susah karena kadangkala
harus mendaki. Namun semua itu terbayar
lunas mana kala mengetahui Yaki dan Tarsius
mendapat tempat yang layak tanpa banyak
campur tangan manusia.
G
| EDISI 84 | FEBRUARI 2018