FRATER CMM
| DUA ORANG ASOSIASI YANG BARU | 'ATAP DI ATAS ... - Fraters
| DUA ORANG ASOSIASI YANG BARU | 'ATAP DI ATAS ... - Fraters
- No tags were found...
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
BELANDA<br />
KENYA<br />
ketenangan dan spiritualitas merupakan sesuatu yang<br />
biasa, dan merupakan tanah di bawah kakiku. Di dunia<br />
luar seakan-akan saya harus menjelaskan mengapa saya<br />
beriman, dan sekarang tidak perlu lagi saya berbicara<br />
tentang itu. Saya berusaha, lewat karyaku dalam Serikat<br />
St. Vinsensius, memberikan bentuk pada perutusan saya:<br />
dengan sungguh mempedulikan orang yang susah.”<br />
Pada tahun 2009 Ibu Betty Karhof menggabungkan diri<br />
pada kongregasi untuk seumur hidup. Seluruh hidupnya<br />
ia mau hidup berdasarkan sikap perhatian, dedikasi<br />
dan kesederhanaan. Serikat St. Vinsensius meminta<br />
banyak darinya: mengunjungi orang-orang miskin,<br />
menghadiri rapat-rapat, mengorganisasikan itu dan ini,<br />
mengusahakan dana bagi proyek-proyek di dunia ketiga.<br />
Berkarya amal ia belajar dari orangtuanya di kota Goes.<br />
Mereka memimpin suatu lembaga Katolik bagi kaum<br />
miskin.<br />
Besar hati<br />
Dengan sangat berhati-hati Betty Karhof menerima<br />
beberapa tugas di Wisma Lansia Joannes Zwijsen: sekali<br />
seminggu ia mengatur satu jam untuk mendengar<br />
musik klasik bersama orang penghuni yang berminat, ia<br />
mengurus suatu kelompok yang membaca buku-buku<br />
sastra. Pada hari selasa ia ‘ibu rumah’ di komunitas<br />
Elim dalam acara makan siang bersama orang yang<br />
kesepihan. Di wisma lansia ia menemukan suatu pola<br />
hidup yang sederhana dan polos. Ia suka bertemu<br />
dengan frater-frater yang berjasa, dekat atau jauh. Ia<br />
mengalami keramahan mereka, merasa diterima dan<br />
boleh berbagi dalam kegembiraan dan kemalangan.<br />
Beberapa waktu lalu ia mengunjungi, bersama dengan<br />
para anggota asosiasi yang lain museum ‘Wanita Saleh’<br />
di kota Hoogstraten, Belgia. Wanita-wanita itu boleh<br />
memiliki harta benda, namun mereka mengikrarkan kaul<br />
kemurnian, ketaatan dan kebesaran hati. Ia mengakhiri:<br />
“Kata ‘kebesaran hati’ sungguh indah: berkembang<br />
dalam hal membagi, memberi, juga mengampuni,<br />
menjadi dina. Untuk itu dibutuhkan keberanian, ya<br />
banyak keberanian.”<br />
Rien Vissers<br />
Benson Owili:<br />
PASIEN DARI<br />
PERMULAAN<br />
Waktu pertemuan internasional Kongregasi <strong>CMM</strong> (15 Juli - 2 Agustus 2012) di Nakuru - Kenya Barat, Frater<br />
Edward Gresnigt, Frater Harrie van Geene, Frater Domingos Tjeunfin dan Frater Daniel Nyakundi mengunjungi<br />
Bapak Benson Owili. Bapak itu termasuk pasien pertama di ‘Oyugis Integrated Project’ (OIP). Para pengunjung<br />
dihantar oleh seorang perawat, Ibu Mary Mboya. OIP dimulai pada tahun 1996 oleh <strong>CMM</strong> di Oyugis dengan<br />
tujuan melawan penularan hiv/aids, dan membantu mereka yang mengalami akibat penyakit itu. Frater Daniel<br />
Nyakundi memberikan laporan di bawah ini.<br />
Gerbang masuk Oyugis Integrated<br />
Project di Kenya.<br />
Sesudah perjalanan berat selama tigaperempat jam<br />
melalui jalan yang rusak, kami bertemu dengan Pamela<br />
Nyatuga, istri Pak Bensom. Ia sudah menantikan dan<br />
menjemput kami. Kami tinggalkan mobil di pinggir<br />
jalan pasir, dan mengikuti ibu ini melalui jalan tikus.<br />
Sesudah lima menit kami tiba pada gubuk sederhana.<br />
Di situ kami menemukan seorang bapak yang sakit.<br />
Ibu Mary sudah memberikan informasi mengenai<br />
kesehatannya yang parah, namun pada wajah Benson<br />
tidak dapat dilihat bagaimana keadaannya. Tanpa ragu<br />
dapat dikatakan bahwa hal ini adalah hasil perawatan<br />
yang baik dari pihak OIP. Itu menghasilkan harga diri<br />
dan sikap menerima nasib.<br />
Frater Wim Verschuren.<br />
Betty Karhof sedang berceramah.<br />
Bagian gedung Oyugis Integrated Project.<br />
Senyum<br />
Ibu Mary memperkenalkan kami pada penghuni gubuk<br />
itu. Nampak sekali bahwa kedua orang itu bergembira,<br />
wajah mereka bersinar. Ibu Mary menjelaskan<br />
apa yang dibuat untuk Pak Benson: ia menerima<br />
obat-obatan pada waktunya, lukanya dirawat dan<br />
terkadang, kalau sungguh perlu, ia dibawa ke pos<br />
medis OIP. Setiap gerakan badan dirasa sakit olehnya.<br />
Badannya hanya tertutup dengan sebuah<br />
sarung. Pak Benson mengucapkan terima kasih<br />
kepada OIP atas perawatan yang ia terima<br />
dari para perawat dan untuk bahan makanan<br />
10<br />
11