LAPORAN AKHIR - Satuportal.net

49
suatu saat tertentu. Dengan demikian maka keberadaan mereka sebagai pengguna napza
suntik, bahkan sebagian ada yang sudah terinfeksi HIV, tidak dipersepsikan sebagai sakit.
Berdasarkan pemahaman seseorang terhadap keadaan sehat atau sakit, maka
reaksi seseorang dalam suatu komunitas tertentu mungkin berbeda dengan individu dari
komunitas yang berbeda. Suatu gangguan yang secara medis digolongkan sebagai
penyakit, dapat dilihat “bukan apa-apa” bagi seseorang atau sekelompok orang. Begitu
pula suatu gejala yang oleh sekelompok orang yang hidup di suatu wilayah dengan
kondisi geografis tertentu dianggap sebagai “penyakit”, dapat dianggap hal biasa oleh
kelompok yang lain.
Meskipun demikian secara keseluruhan, para pengguna napza suntik di wilayah
Kabupaten dan Kota Bekasi sudah memiliki pengetahuan yang memadai tentang berbagai
risiko yang dapat terjadi akibat penggunaan napza dengan jarum suntik.
Dibanding mereka yang belum menerima rumatan Metadon, terlihat bahwa
kelompok yang sudah menerima rumatan Metadon memiliki pengetahuan yang lebih
komprehensif mengenai berbagai jenis penyakit, resiko, simptom dan tingkat keparahan
penyakit yang dimungkinkan terjadi jika praktik pertukaran jarum suntik tetap
dilakukan. Baru sebagian yang menyadari bahwa HIV dan AIDS juga ditularkan melalui
hubungan seksual sehingga penggunaan kondom semestinya sudah menjadi keharusan.
Meningkatnya angka ibu dan bayi yang terinfeksi HIV di Kota Bekasi sudah waktunya
memperoleh perhatian lebih besar. Jika hal ini disadari sebagai bahaya yang risikonya
cukup besar, diharapkan para pengguna napza suntik dapat diajak untuk mengelola diri
lebih baik dalam penggunaan kondom.
Sikap para pengguna napza suntik terhadap layanan kesehatan di wilayah
Kabupaten dan Kota Bekasi juga cenderung bervariasi. Sebagian menyatakan cukup puas
terhadap layanan yang diberikan oleh berbagai lembaga kesehatan yang tersedia di
wilayah Bekasi, namun sebagian justru merasa masih diperlakukan sebagai orang-orang
yang tidak layak menerima layanan, khususnya ketika mereka sudah positif terinfeksi
HIV atau sudah terkena AIDS.
Dari sejumlah diskusi yang dilakukan dengan para pemangku kebijakan, juga
terlihat masih diperlukannya masukan-masukan dan pertimbangan dari sisi psikologis
dan medis kepada para policy makers agar dapat disusun rencana strategis yang lebih
terpadu dan komprehensif tanpa mengabaikan sisi kemanusiaan klien/pengguna napza
suntik. Misalnya perlunya pemahaman yang seragam dari pemangku kebijakan
mengenai kapan seseorang membutuhkan rehabilitasi, apakah kalau seseorang relapse
berkali-kali dianggap tidak membutuhkan rehabilitasi, karena sudah dianggap sebagai
“pecandu”.
Secara keseluruhan, pemahaman tentang bentuk-bentuk pencarian bantuan
kesehatan pada pengguna napza suntik membutuhkan cara pandang yang komprehensif