LAPORAN AKHIR - Kementerian Riset dan Teknologi
LAPORAN AKHIR - Kementerian Riset dan Teknologi
LAPORAN AKHIR - Kementerian Riset dan Teknologi
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
5.3 Analisis Hasil<br />
Penurunan konsentrasi CH 4 pada kolom kompos diyakini adalah akibat aktivitas<br />
mikroorganisme methanotrophie yang mendapatkan supai oksigen dari udara bebas<br />
serta nutrien dari kandungan kompos itu sendiri. Penurunan konsentrasi CH4 pada<br />
sisi outlet yang terjadi pada hari ke-7 setidaknya mengindikasikan bahwa masa<br />
stabilisasi reaktor perlu waktu seminggu. Jika dibandingkan dengan media bed<br />
kompos yang 15 em, maka kompos dengan ketinggian 25 em lebih baik seeara<br />
kinerja, hal ini mungkin disebabkan kandungan kolom 25 em lebih banyak sehingga<br />
memperlama 'life time' dari mikroorganisme pemakan CH 4 • Selain itu dengan<br />
kelebihan panjang media bed, juga bisa dmaknai semakin besarnya bi<strong>dan</strong>g kontak<br />
antara fasa gas (CH 4) dengan fasa padat (kompos) sehingga memperbanyak reaksi<br />
oksidasi yang terjadi.<br />
Apa yang terjadi pada media kompos juga terjadi pada media tanah penutup TPA,<br />
dimana pada ketinggian 25 em juga didapati efisiensi penyisihan CH 4 yang lebih baik<br />
dibanding pada ketinggian 15 em, setidaknya sepanjang waktu pengamatan. Secara<br />
umum media bed kompos memberikan . hasH yang lebih baik dibandingkan media<br />
bed tanah penutup harian. Adapun suhu optimum rata-rata pada seluruh pereobaan<br />
diperoleh berkisar antara 30°C - 32°C. Se<strong>dan</strong>gkan pH optimim didapati pada 6,5<br />
hingga 7. Kelembaban optimum umumnya didapati pada angka 30% dibanding<br />
20%. Mengingat CH 4 adalah gas yang hidrofobik, maka kondisi terlalu lembab atau<br />
terlalu kering akan menyebabkan proses oksidasi <strong>dan</strong> kinerja mikroorganisme<br />
menjadi kurang optimal. Variabel pH, moisture content maupun suhu pada dasarnya<br />
sulit dikendalikan saat di lapangan, namun ketebalan, nutrien <strong>dan</strong> juga suplai<br />
oksigen dapat dikendalikan agar optimum.<br />
25