28.04.2013 Views

LAPORAN AKHIR - Kementerian Riset dan Teknologi

LAPORAN AKHIR - Kementerian Riset dan Teknologi

LAPORAN AKHIR - Kementerian Riset dan Teknologi

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Upaya pengendalian metana <strong>dan</strong> gas rumah kaca lainnya di TPA sampah umumnya<br />

adalah dengan dua cara yakni mengurangi sampah organik di sumbernya misalnya<br />

melalui pengomposan se<strong>dan</strong>gkan yang kedua adalah mengendalikan emisi di TPA<br />

khususnya bagi TPA eksisting. Pengendalian gasbio di TPA umumnya dilakukan<br />

dengan membakarnya (flaring) atau mengolah <strong>dan</strong> memanfaatkannya (recovem<br />

bagi energi listrik. Recovery gasbio akan sangat tergantung pada kualitas (grade)<br />

dari gas bersangkutan serta kuantitasnya.<br />

Masalahnya upaya pengelolaan ataupun pemanfaatan gasbio akan sangat terkait<br />

dengan sisi keekonomiannya. Pada TPA sampah kota metropolitan <strong>dan</strong> kota besar<br />

(input sampah di atas 1000 ton/hari) maka cukup layak untuk mengelola metana<br />

dengan memanfaatkannya sebagai sumber energi maupun membakarnya (flaring)<br />

melalui skema Clean Development Mechanism (CDM) (Morton, 2005). Data U.s EPA<br />

menunjukkan bahwa hanya TPA dengan kandungan sampah minimum 900.000 ton<br />

yang mampu menumbuhkan (generate) energi <strong>dan</strong> layak secara ekonomi, dengan<br />

demikian proyek LFGTE (Landfill gas to energy» umumnya lebih banyak di TPA kota­<br />

kota besar (Stein, 2000).<br />

Masalahnya bagaimana dengan TPA-TPA kecil <strong>dan</strong> se<strong>dan</strong>g yang justru jumlahnya<br />

mencapai 88 % dari total 418 TPA di atas. Secara teoritis, kurang layak jika<br />

diterapkan konsep LGTE (/andfillgas to energy» sementara mereka secara sporadis<br />

justru memberikan kontribusi emisi gas rumah kaca yang besar karena akumulatif.<br />

Indonesia sendiri telah mencanangkan untuk memangkas emisi GRK hingga 26%<br />

sampai tahun 2020 (KMNLH, 2009).<br />

Dengan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan perpaduan konsep antara<br />

tetap menerapkan teknik 3R disisi hulu sampah <strong>dan</strong> memanfaatkan side product<br />

aktivitas dihulu sebagai materi pengelolaan sampah di hilir (TPA). Idenya adalah<br />

memanfaatkan kompos sebagai biofilter untuk remediasi gas rumah kaca khususnya<br />

gas metana yang dihasilkan baik pada proses penutupan TPA open dumping<br />

maupun operasionalisasi TPA baru yang tersanitasi. Pendekatan ini termasuk<br />

ekoteknologi mengingat tidak a<strong>dan</strong>ya input energi fosil, memanfaatkan limbah<br />

sebagai bagian dari proses <strong>dan</strong> prosesnya bersifat hayati.<br />

1.2 Ruang Lingkup Kegiatan<br />

Untuk mensimulasikan suatu uji biofilter untuk mengeliminasi gas CH 4 tersebut<br />

maka dibuat suatu rangkaian penelitian yang melibatkan pembuatan biofilter atau<br />

reaktor uji dengan media kompos <strong>dan</strong> tanah penutup TPA yang umum diaplikasikan<br />

di TPA. Berdasarkan hasil kajian teori, bahwa kompos maupun tanah penutup<br />

2

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!