Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
atau bunyi nasal. Bunyi bahasa yang arus udaranya sebagian keluar melalui mulut<br />
dan sebagian keluar melalui hidung disebut bunyi yang disengaukan atau<br />
dinasalisasi.<br />
Setelah melewati rongga faring, arus udara mengalir ke bagian atas<br />
tenggorokan. Jika yang kita kehendaki adalah bunyi oral, tulang rawan yang<br />
dinamakan anak tekak atau uvula akan menutup saluran ke rongga hidung.<br />
Dengan demikian, bunyi tersebut akan keluar melalui rongga mulut. Jika yang<br />
kita kehendaki bunyi nasal, uvula diturunkan sehingga udara keluar melalui<br />
rongga hidung. Contoh bunyi bahasa yang udaranya melewati rongga mulut<br />
adalah [p], [g], dan [f], sedangkan bunyi yang udaranya melewati rongga hidung<br />
adalah [m], [n], [ñ], dan [ ].<br />
Macam bunyi bahasa yang kita hasilkan juga dipengaruhi oleh ada tidaknya<br />
hambatan dalam proses pembuatannya. Pada bunyi seperti [a], [u], dan [i], udara<br />
mengalir melewati rongga mulut tanpa hambatan oleh alat ucap apa pun.<br />
Sebaliknya, pada bunyi seperti [p] udara dihambat oleh dua bibir yang terkatup,<br />
dan pada bunyi [t] udara dihambat oleh ujung lidah yang bersentuhan dengan<br />
gusi atas.<br />
Perhatikan bagan alat ucap berikut.<br />
Keterangan:<br />
1. Bibir atas (labium) 12. Tengah lidah<br />
2. Bibir bawah (labium) 13. Belakang lidah<br />
3. Gigi atas (dentes) 14. Akar lidah<br />
4. Gigi bawah (dentes) 15. Faring<br />
5. Gusi (alveolum) 16. Rongga mulut<br />
6. Langit-langit keras (palatum) 17. Rongga hidung<br />
7. Langit-langit lunak (velum) 18. Epiglotis<br />
8. Anak tekak (uvula) 19. Pita suara<br />
9. Ujung lidah 20. Pangkal tenggorokan (laring)<br />
10. Daun lidah<br />
11. Depan lidah<br />
21. Trakea<br />
Sumber: Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Balai Pustaka 2003<br />
18 Bahasa Indonesia Tingkat Semenjana Kelas X