Majalah Santunan edisi Agustus 2011 - Kementerian Agama Prov ...
Majalah Santunan edisi Agustus 2011 - Kementerian Agama Prov ...
Majalah Santunan edisi Agustus 2011 - Kementerian Agama Prov ...
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Allah berfirman:<br />
…yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril)<br />
yang sangat kuat. Yang mempunyai<br />
akal yang cerdas, dan (Jibril itu)<br />
menampakkan diri dengan rupa yang<br />
asli. Sedang dia berada di ufuk yang<br />
tinggi. Kemudian dia mendekat, lalu<br />
bertambah dekat lagi, maka jadilah dia<br />
dekat (pada Muhammad sejarak) dua<br />
ujung busur panah, atau lebih dekat<br />
(lagi). Hatinya tidak mendustakan apa<br />
yang telah dilihatnya. Maka apakah<br />
kamu (musyrik Mekah) hendak<br />
membantahnya tentang apa yang<br />
telah dilihatnya? Dan sesungguhnya<br />
Muhammad telah melihat Jibril itu<br />
(dalam rupanya yang asli) pada waktu<br />
yang lain, yaitu di Sidratil Muntaha.<br />
(Q.S. al-Najm [53]: 11-14)<br />
Sebagian ulama berhujah dengan<br />
ayat 11 surat al-Najm di atas, bahwa<br />
semasa hidupnya, Rasulullah saw.<br />
pernah melihat Allah dengan mata<br />
kepalanya. Umumnya pendapat itu<br />
Tafsir<br />
Nabi Melihat Allah (?)<br />
(Penafsiran ayat 11, dan 13 surat al-Najm)<br />
Oleh Jabbar Sabil, MA<br />
dinyatakan bersumber dari penafsiran<br />
Ibn ‘Abbâs. Al-Thabari dalam tafsirnya<br />
Jâmi‘ al-Bayân fî Ta’wîl al-Qur’ân<br />
mengutip beberapa riwayat, antara<br />
lain dari Abî Shalih, ‘Ikrimah, dan Abî<br />
‘Âliyyah yang mengaku mendengar<br />
langsung dari Ibn ‘Abbâs.<br />
Dari ketiga tokoh ini, Abî Shalih<br />
(bekas sahaya Ummi Hani’) dinilai tidak<br />
tsîqah oleh al-Nasa’î, dan menurut<br />
Ibn Abi Khalid, ia juga memiliki tafsir<br />
yang tidak diterima oleh ahli tafsir.<br />
Sementara ‘Ikrimah (bekas sahaya<br />
Ibn ‘Abbâs), menurut Khalid ibn<br />
‘Imrân, pernah berbuat tercela karena<br />
mengemukakan pendapat sendiri<br />
dengan mengatasnamakan Ibn ‘Abbâs.<br />
Dengan demikian, kebenaran riwayat<br />
yang mengatasnamakan Ibn ‘Abbâs<br />
dari kedua tokoh ini menjadi beralasan<br />
untuk diragukan.<br />
Salah satu penuturan ‘Ikrimah yang<br />
katanya bersumber dari Ibn ‘Abbâs,<br />
adalah riwayat Tirmidzi dalam Sunannya.<br />
Ibn Katsir menyatakan riwayat ini<br />
perlu ditinjau kembali (fîhi nadzrun),<br />
dan setelah dikritisi ulang oleh al-<br />
Albani, ternyata hadis ini dinyatakan<br />
lemah. Berbeda halnya dengan Abî<br />
‘Âliyyah, riwayatnya dari jalur Ziyâd<br />
ibn al-Hashîn dinyatakan sahih oleh<br />
Muslim (dalam kitab iman, bab ma‘na<br />
qawl Allâh ‘azza wa jall laqad ra’ahu):<br />
32 <strong>Santunan</strong> AGUSTUS <strong>2011</strong><br />
Dari Abu ‘Âliyyah, dalam menafsirkan<br />
ayat “ma kazaba al-fu’adu…” Ibn<br />
‘Abbâs berkata: “Rasulullah saw.<br />
melihat Tuhannya dengan mata hatinya<br />
sebanyak dua kali.” (HR. Muslim).<br />
Riwayat serupa yang juga dipandang<br />
sahih oleh Muslim bersumber dari<br />
‘Atha’, bahwa Nabi Muhammad saw.<br />
melihat Allah dengan hatinya (bukan<br />
mata kepala). Dari kedua hadis ini,<br />
permasalahan yang mengemuka; benarkah<br />
penafsiran yang menyatakan<br />
Rasul melihat Allah dengan hatinya?<br />
Hal ini tentu harus dijawab dengan<br />
memperhatikan redaksi ayat dan munâsabah<br />
antar ayat dalam surat. Dalam hal<br />
ini, Ibn Katsir menafsirkan ayat-ayat di<br />
atas sebagai satu rangkaian, mulai dari<br />
ayat 5 sampai ayat 18.<br />
Bagi Ibn Katsir, rangkaian ayat<br />
sedang menginformasikan perihal malaikat<br />
Jibril kepada Nabi Muhammad<br />
saw. yang pernah melihat rupa asli Jibril<br />
sebanyak dua kali. Ayat 11 merujuk<br />
pada melihat kali pertama yang terjadi<br />
di bumi, dan ayat 13 merujuk kejadian<br />
di Sidratul Muntaha, yaitu kali kedua<br />
Rasul saw. melihat Jibril pada saat israk