Majalah Santunan edisi Agustus 2011 - Kementerian Agama Prov ...
Majalah Santunan edisi Agustus 2011 - Kementerian Agama Prov ...
Majalah Santunan edisi Agustus 2011 - Kementerian Agama Prov ...
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Menggagas<br />
Madrasah Kejuruan<br />
Oleh Johansyah<br />
didikan ke jenjang<br />
perguruan tinggi,<br />
baik karena alasan<br />
kemampuan intelektual<br />
yang rendah<br />
maupun karena<br />
kondisi ekonomi<br />
yang lemah.<br />
Keempat, para<br />
lulusan kejuruan<br />
cenderung mampu<br />
mencari dan bahkan<br />
menciptakan<br />
lapangan pekerjaan.<br />
Hal ini berbeda<br />
sekali dengan<br />
pendidikan umum<br />
yang lantaran minim<br />
keterampilan,<br />
jangankan menciptakan,<br />
mendapatkan lapangan pekerjaan<br />
pun sangat sulit. Memang tidak<br />
semuanya demikian, namun secara<br />
umum hal tersebut harus kita akui<br />
sekiranya merujuk kepada realitas yang<br />
ada dalam masyarakat saat ini.<br />
Kelima, bahwa dengan kejuruan,<br />
angka pengangguran yang tinggi di<br />
Indonesia sudah tentu dapat ditekan<br />
dan orientasi untuk menjadi PNS<br />
juga bisa dikendalikan. Lebih dari itu,<br />
kondisi ini tentunya akan membuat<br />
keadaan ekonomi masyarakat Indonesia<br />
terutama pada golongan menengah ke<br />
bawah menjadi lebih baik.<br />
Barangkali kita bisa melihat beberapa<br />
negara Asia yang memang cenderung<br />
lebih mengembangkan pendidikan kejuruan<br />
dari pada pendidikan umum<br />
semisal China, Korea, Jepang dan beberapa<br />
negara lainnya. Hal ini terbukti<br />
di mana dalam bidang teknologi mereka<br />
diperhitungkan. Bahkan jika kita<br />
mengecek produk-produk teknologi<br />
yang digunakan di rumah tangga, alat<br />
komunikasi, transportasi dan lain sebagainya<br />
semua didominasi oleh produk<br />
n e g a r a - n e g a r a<br />
dimaksud.<br />
Hal ini merupakan<br />
bukti bahwa<br />
pendidikan kejuruan<br />
begitu berperan<br />
dalam membangun<br />
kemajuan<br />
sebuah negara dengan<br />
menciptakan<br />
beragam lapangan<br />
pekerjaan dan jelas<br />
mampu menekan<br />
angka pengangguran.<br />
Dari itu,<br />
kiranya tidak ada<br />
alasan bagi kita<br />
untuk mengatakan<br />
bahwa model pendidikan<br />
kejuruan<br />
tidak layak untuk dikembangkan.<br />
Madrasah kejuruan, mungkinkah?<br />
Pengembangan madrasah kejuruan<br />
yang penulis maksud bukanlah madrasah<br />
kejuruan model Madrasah Aliyah<br />
Khusus (MAK) atau sejenisnya yang<br />
sudah dikembangkan sebelumnya. Di<br />
mana kekhasan yang dikembangkan<br />
di dalamnya lebih mirip kepada pola<br />
pesantren modern dengan mengajarkan<br />
kitab, bahasa Arab dan Inggris maupun<br />
program hafalan Alquran.<br />
Kejuruan yang penulis maksud<br />
adalah model pendidikan yang memang<br />
mengajarkan dan mengembang<br />
ilmu-ilmu praktis yang dapat menunjang<br />
kehidupan seseorang tanpa harus<br />
memperoleh predikat sarjana. Sebuah<br />
pendidikan yang mengembangkan<br />
bakat, kecakapan hidup serta keterampilan<br />
yang secara ekonomi dapat<br />
menghasilkan materi.<br />
Ketika kejuruan dikembangkan<br />
pada madrasah, bukan berarti nuansa<br />
dan ciri khas keagamaannya lantas<br />
menjadi kabur. Justru nilai-nilai agama<br />
<strong>Santunan</strong> AGUSTUS <strong>2011</strong><br />
Opini<br />
tersebut tetap dipertahankan sebagai<br />
fundamen dasar dalam membentuk<br />
karakter anak didik. Uniknya lagi ketika<br />
madrasah kejuruan dikembangkan,<br />
maka muatan agama ini akhirnya<br />
menjadi nilai plus bagi madrasah tersebut<br />
sekaligus membedakannya dengan<br />
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)<br />
secara umum.<br />
Diakui bahwa dalam tataran konsep,<br />
rasanya dalam tempo singkat kita<br />
bisa membangun sebuah madrasah<br />
kejuruan. Namun dalam kenyataannya<br />
kita harus berhadapan dengan berbagai<br />
permasalahan; mulai dari kajian<br />
formulasi ideal madrasah kejuruan,<br />
kurikulum, sarana, tenaga pendidik<br />
dan sebagainya. Yang terpenting lagi,<br />
kita juga perlu melihat keseriusan dan<br />
dukungan pemerintah dalam membuat<br />
kebijakan yang mengarah ke sana.<br />
Untuk itu, para pejabat di jajaran<br />
kementerian <strong>Agama</strong>, baik di tingkat<br />
pusat maupun daerah layak untuk memikirkan<br />
wacana ini. Generasi madrasah<br />
yang kita kembangkan ke depan<br />
tentunya tidak hanya pintar berdoa<br />
dan mengaji bukan, melainkan generasi<br />
yang memiliki keterampilan dan<br />
kecakapan hidup sehingga kehadirannya<br />
tidak menjadi ‘benalu’ di tengahtengah<br />
masyarakat.<br />
Mungkinkah ini akan terwujud?<br />
Jawabannya relatif, tergantung pemahaman<br />
dan upaya yang ditempuh.<br />
Tetapi yang jelas lembaga pendidikan<br />
menengah umum, baik sekolah atau<br />
madrasah terbukti memang tidak<br />
mampu mengembangkan keterampilan<br />
anak didik secara maksimal karena<br />
memang yang dikembangkan adalah<br />
ilmu-ilmu yang bersifat teoritis bukan<br />
praktis. Nah, kalau demikian kenapa<br />
madrasah kejuruan tidak dicoba?n<br />
Penulis adalah Mahasiswa Program<br />
Doktor PPs IAIN Ar-Raniry Banda<br />
Aceh.<br />
43