13.11.2014 Views

Pola Pengeluaran dan Konsumsi Pangan Pada Rumah Tangga

Pola Pengeluaran dan Konsumsi Pangan Pada Rumah Tangga

Pola Pengeluaran dan Konsumsi Pangan Pada Rumah Tangga

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Pada</strong> masa kini peranan mi instan sangat dominan di setiap rumahtangga petani,<br />

hampir semua responden menyatakan mengkonsumsi mie instan hampir setiap hari,<br />

sehingga tingkat partisipasi konsumsi mi instant juga lebih tinggi daripada ubikayu <strong>dan</strong><br />

jagung. Kecenderungan yang demikian, lagi-lagi juga karena kuatnya peranan<br />

pemerintah di masa lalu yang memberi subsidi besar pada insdustri pengolahan tepung<br />

terigu <strong>dan</strong> fasilitas kemudahan lainnya sehingga masyarakat dari belum kenal mie instan<br />

sampai menyenangi makanan tersebut. Selain itu juga gencarnya media massa dalam<br />

mempromosikan makanan tersebut, sehingga mi instan digemari oleh semua kalangan<br />

<strong>dan</strong> semua golongan umur, tidak hanya orang dewasa tetapi juga anak-anak. Terdapat<br />

kecenderungan frekuensi anak-anak lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa.<br />

Tingkat partisipasi konsumsi gula pasir juga hampir 100 persen. Hal ini karena<br />

hampir semua masyarakat mengkonsumsi gula pasir terutama sebagai bahan minuman<br />

seperti untuk minum kopi, teh <strong>dan</strong> susu. Selain itu juga digunakan sebagai bahan baku<br />

pembuatan beranekaragam jenis kue, roti <strong>dan</strong> masakan jenis lainnya. Dari sisi ketahanan<br />

pangan, tingginya partisipasi konsumsi gula pasir kurang baik karena Indonesia<br />

merupakan net importer gula pasir, dengan rasio ketergantungan impor cukup tinggi,<br />

sekitar 42 persen.<br />

Tingkat partisipasi konsumsi tempe <strong>dan</strong> tahu lebih tinggi dibandingkan dengan<br />

pangan sumber protein hewani seperti daging atau ikan. Hal ini menunjukkan bahwa<br />

tempe <strong>dan</strong> tahu dikenal cukup luas oleh masyarakat Indonesia. Banyaknya rumahtangga<br />

mengkonsumsi tahu <strong>dan</strong> tempe adalah baik ditinjau dari segi kesehatan karena pangan<br />

ini merupakan sumber protein nabati <strong>dan</strong> termasuk makanan fungsional yang sangat<br />

berguna untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Tingginya partisipasi konsumsi tahu<br />

<strong>dan</strong> tempe tidak hanya terjadi di wilayah Jawa yang mempunyai trade mark menjadikan<br />

tahu <strong>dan</strong> tempe sebagai lauk-pauk utama <strong>dan</strong> selalu ada dalam hi<strong>dan</strong>gan sehari-hari,<br />

tetapi partisipasi konsumsi tahu <strong>dan</strong> tempe juga tinggi di wilayah Luar Jawa (Sulsel <strong>dan</strong><br />

Sumut) seperti pada Tabel 4. Di antara jenis pangan sumber protein hewani, tingkat<br />

partisipasi konsumsi daging ayam paling tinggi dibandingkan dengan jenis pangan<br />

hewani yang lainnya.<br />

Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa makanan pokok rumahtangga petani<br />

padi adalah beras yang dikonsumsi setiap hari. Sementara untuk jenis pangan lain baik<br />

berupa lauk-pauk terkesan makan sea<strong>dan</strong>ya. Jenis <strong>dan</strong> jumlah lauk-pauk sangat terbatas.<br />

Untuk pangan hewani terutama pangan asal ternak yang sering dikonsumsi adalah<br />

daging ayam <strong>dan</strong> telur, se<strong>dan</strong>gkan yang jarang dikonsumsi adalah daging sapi. <strong>Pada</strong><br />

10

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!