13.11.2014 Views

Pola Pengeluaran dan Konsumsi Pangan Pada Rumah Tangga

Pola Pengeluaran dan Konsumsi Pangan Pada Rumah Tangga

Pola Pengeluaran dan Konsumsi Pangan Pada Rumah Tangga

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

dibandingkan dengan di desa lain dalam propinsi yang sama. Klaten termasuk salah satu<br />

sentra produksi besar di Jawa tengah, karena lahan yang diusahakan adalah irigasi<br />

teknis, yang dapat ditanami padi tiga kali dalam satu tahun.<br />

Tabel 3 menyajikan pangsa pengeluaran pangan menurut kelompoknya. Hasil<br />

analisis menunjukkan bahwa pengeluaran pangan rumahtangga terbesar digunakan<br />

untuk pengeluaran makanan pokok yang termasuk dalam kelompok padi-padian atau<br />

pangan sumber karbohidrat. Selain pangan pokok, pengeluaran pangan dominan adalah<br />

tembakau/sirih <strong>dan</strong> pangan hewani.<br />

Tampak bahwa pangsa pengeluaran pangan sumber karbohidrat berkisar antara<br />

22.4 persen (Jabar) sampai 44.5 persen (Jatim) untuk di Jawa, se<strong>dan</strong>gkan di Luar Jawa<br />

berkisar antara 17.2 persen (Sumut) sampai 44.9 persen (Sulsel). Dalam kelompok<br />

tembakau/sirih sebetulnya yang dominan adalah pengeluaran untuk pembelian rokok.<br />

Hampir semua Kepala Keluarga (KK) merokok setiap hari, bahkan sebagian besar<br />

mampu menghabiskan lebih dari satu bungkus rokok, walaupun harga rokok bervariasi<br />

<strong>dan</strong> relatif mahal Rp.4000-Rp.7000/bungkus. Kecenderungan ini tentu memprihatinkan<br />

ditinjau dari segi kesehatan, namun hasil wawancara dengan KK (petani) belum tentu<br />

semua rokok yang dibeli digunakan sendiri karena rokok juga sebagai media interkasi<br />

sosial dengan teman atau saudara.<br />

Masih rendahnya pengeluaran untuk makanan/minuman jadi menunjukkan<br />

bahwa pola pangan rumahtangga petani masih lebih sederhana dibandingkan dengan<br />

rumahtangga secara umum. Konsep mengutamakan makan makanan yang dimasak<br />

dirumah masih kuat, hal ini selain pola hidup yang sederhana juga sebagai akibat pola<br />

pekerjaan petani yang tidak terlalu komplek, sehingga masih memungkinkan mereka<br />

pulang untuk makan siang di rumah. Atau yang terlihat jelas, pola pekerjaan wanita tani<br />

juga tidak komplek seperti pola pekerja wanita terutama di perkotaan. Para ibu masih<br />

punya waktu untuk memasak di rumah untuk kebutuhan keluarganya <strong>dan</strong> masih punya<br />

waktu untuk mengantarkan makanan untuk suaminya di sawah. Di sisi lain tentu saja<br />

makanan/minuman jadi harganya lebih mahal dengan makanan yang dimasak sendiri,<br />

sehingga biasanya memilih untuk memasak sendiri daripada membeli.<br />

5

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!