PROSPEK PERKEMBANGAN KOPERASI DI ... - Kadin Indonesia
PROSPEK PERKEMBANGAN KOPERASI DI ... - Kadin Indonesia
PROSPEK PERKEMBANGAN KOPERASI DI ... - Kadin Indonesia
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
merupakan modal penting bagi pengelolaan koperasi secara profesional, amanah, dan akuntabel.<br />
Ketidakamanahan dari pengurus dan anggota akan membawa koperasi pada jurang kehancuran. Inilah yang<br />
harus diperkecil dengan implementasi GCG. Kedua, perbaikan secara menyeluruh. Kementerian Koperasi<br />
dan UKM perlu menyiapkan blue print pengelolaan koperasi secara efektif dan terencana. Blue print<br />
koperasi ini nantinya diharapkan akan menjadi panduan bagi seluruh koperasi <strong>Indonesia</strong> dalam<br />
menjalankan kegiatan operasinya secara profesional, efektif dan efisien. 34 Ketiga, pembenahan kondisi<br />
internal koperasi. Praktik-praktik operasional yang tidak efisien dan mengandung kelemahan perlu<br />
dibenahi. Dominasi pengurus yang berlebihan dan tidak sesuai dengan proporsinya perlu dibatasi dengan<br />
adanya peraturan yang menutup celah penyimpangan koperasi.<br />
Seperti yang diberitakan di Tempo Interaktif (Minggu, 18 Maret 2007), Ketua Dewan Koperasi<br />
<strong>Indonesia</strong> Adi Sasono menilai pertumbuhan anggota koperasi simpan-pinjam di <strong>Indonesia</strong> masih rendah.<br />
Hal itu terlihat pada kecilnya tingkat keanggotaan koperasi yang hanya 20% dari 150 juta penduduk dewasa<br />
<strong>Indonesia</strong>. 35 Adi menjelaskan bahwa rendahnya pertumbuhan anggota koperasi di <strong>Indonesia</strong> karena koperasi<br />
belum berperan sebagai penggerak roda ekonomi nasional. Masyarakat juga belum memandang koperasi<br />
sebagai tempat simpan dan pinjam serta mengembangkan UKM. Menurutnya, orang masih mengandalkan<br />
perusahaan besar sebagai kesempatan kerja dibanding membuat usaha sendiri yang bisa membuka peluang<br />
kerja untuk orang lain. Adi menegaskan bahwa ke depan, jika koperasi ingin tetap hidup dan bahkan<br />
berkembang di tengah-tengah ekonomi yang semakin dikuasai oleh unit-unit bisnis moderen, koperasi<br />
harus meningkatkan standar pelayanan dan melakukan audit secara berkala, supaya peran koperasi dalam<br />
meningkatkan roda ekonomi meningkat. Ia mengatakan bahwa loperasi jangan hanya mengandalkan<br />
bantuan pemerintah saja, tapi juga harus mampu menggerakkan anggotanya untuk berpartisipasi aktif.<br />
Berdasarkan data resmi seperti yang ditunjukkan di atas, jumlah unit koperasi di <strong>Indonesia</strong> meningkat<br />
terus; sama seperti jumlah UKM juga bertambah terus setiap tahun. Ini aspek kuantitasnya, sedangkan<br />
kualitas dari pertumbuhannya selalu menjadi bahan perdebatan karena tidak jarang koperasi dimanfaatkan<br />
di luar kepentingan generiknya. Juga, secara makro pertanyaan yang paling mendasar berkaitan dengan<br />
kontribusi koperasi terhadap PDB, ekspor, pengentasan kemiskinan, dan penciptaan lapangan kerja.<br />
34 Selain itu, menurutnya, diperlukan upaya serius untuk mendiseminasikan dan menyosialisasikan GCG koperasi dalam format<br />
gerakan nasional berkoperasi secara berkesinambungan kepada warga masyarakat, baik melalui media pendidikan, media massa<br />
maupun media yang lainnya yang diharapkan akan semakin memajukan perkoperasian <strong>Indonesia</strong>. Langkah perbaikan dapat<br />
dilakukan melalui mekanisme assessment mandiri dengan tolok ukur yang jelas. Kehadiran assessment yang dilakukan akan<br />
menjelaskan mengenai gap analisis yang dapat terjadi antara langkah operasional koperasi dengan standar praktik terbaik (best<br />
practices).<br />
35 Ia membandingkan jumlah anggota koperasi <strong>Indonesia</strong> dengan anggota koperasi di negara-negara lain. Misalnya, di Amerika<br />
Serikat, terdapat sedikitnya 140 juta orang yang menjadi anggota koperasi. Jumlah ini 60% dari 350 juta penduduk dewasa di<br />
negara itu. Sementara di Singapura, sekitar 1,6 juta orang menjadi anggota koperasi. Jumlah itu sekitar 80% dari 2 juta penduduk<br />
dewasa di negara kota tersebut. Ditambahkannya bahwa koperasi di Singapura juga telah mampu berperan sebagai penggerak<br />
roda ekonomi. Sekitar 50% dari jumlah jaringan bisnis retail yang ada di Singapura dikuasai oleh koperasil<br />
67