05.05.2015 Views

Asasi Maret - April 2012.cdr - Elsam

Asasi Maret - April 2012.cdr - Elsam

Asasi Maret - April 2012.cdr - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

ANALISIS DOKUMENTASI HAK ASASI MANUSIA<br />

2007, terjadi pemisahan organisasi berdasar<br />

administrasi wilayah: Batang dan Pekalongan.<br />

Organisasi petani di Kabupaten Batang kembali<br />

1<br />

menjadi Forum Perjuangan Petani Batang (FPPB).<br />

Dua tahun berselang, organisasi ini mengalami<br />

persoalan internal menjelang Pemilu 2009. Ketua<br />

umumnya memilih bergabung dengan Partai Bintang<br />

Reformasi, sementara mayoritas anggotanya<br />

menolak. Organisasi pun mengalami perubahan<br />

nama, dari FPPB menjadi Omah Tani.<br />

Di masa-masa awal, FPPB/FP2NBP tidak<br />

berbeda dengan kecenderungan gerakan sosial pada<br />

umumnya. Organisasi petani yang beranggotakan<br />

sekitar 12.000 kepala keluarga ini seringkali<br />

menggunakan strategi aksi massa atau<br />

berdemonstrasi dalam memperjuangkan<br />

kepentingan dan aspirasinya. Tak jarang mereka<br />

mengerahkan massa berpuluh-puluh truk di halaman<br />

kantor pejabat negara, institusi legislatif, bahkan di<br />

lembaga yudikatif di Batang, Semarang hingga<br />

Jakarta agar menindak kasus-kasus korupsi atau<br />

mendorong penyelesaian kasus-kasus sengketa<br />

agraria. Resikonya, tak jarang aktivis organisasi ini<br />

menghadapi teror dari preman atau stigma PKI.<br />

Namun hal tersebut tidak membuat surut, sebaliknya<br />

malah membuat semakin teguh.<br />

Sejak tahun 2005-2006, terjadi perubahan<br />

strategi organisasi yang saat itu bernama FP2NBP.<br />

Mereka tidak hanya melakukan demonstrasi, namun<br />

juga mulai masuk ke ranah politik dengan mendorong<br />

dan mendukung anggotanya ikut dalam pemilihan<br />

dan menduduki jabatan publik, seperti menjadi kepala<br />

desa dan anggota DPRD. Organisasi ini berhasil<br />

mendudukkan setidaknya sembilan orang kader<br />

menjadi kepala desa, dari 13 pemilihan kepala desa<br />

yang diikuti. Seorang anggota berhasil lolos sebagai<br />

anggota DPRD Kabupaten Batang periode 2009-<br />

2014.<br />

Belakangan, pada Desember 2011 lalu,<br />

Omah Tani melibatkan diri dalam ajang pemilihan<br />

bupati dengan mengusung pasangan Yoyok Riyo<br />

Sudibyo-Soetadi. Pasangan ini berhasil memenangi<br />

Pilkada dengan perolehan 40,16% suara. Omah Tani<br />

memberikan dukungan penuh kepada pasangan ini<br />

terutama karena kesediaan mereka untuk<br />

memfasilitasi dan membantu penyelesaian sengketa<br />

agraria yang dialami anggota Omah Tani.<br />

Pencapaian dalam Pemajuan Hak <strong>Asasi</strong> Manusia<br />

Dalam konteks perjuangan hak asasi manusia, apa<br />

capaian Omah Tani? Benar bahwa organisasi ini tidak<br />

menggunakan terminologi hak asasi manusia dalam<br />

perjuangannya. Namun, secara substansi, apa yang<br />

diperjuangkan, baik melalui desakan maupun strategi<br />

masuk ke ranah politik negara, merupakan<br />

perjuangan hak asasi manusia.<br />

Misalnya, dalam persoalan penyelesaian<br />

sengketa lahan, yang berhubungan dengan hak atas<br />

kehidupan yang layak bagi para petani. Dari 13 kasus<br />

yang dialami anggota Omah Tani, setidaknya tiga<br />

kasus sudah selesai dan petani memperoleh lahan,<br />

yakni di Desa Kebumen dan Simbang di Kecamatan<br />

Tulis (52 ha), di Desa Sengon, Gondang, dan Kuripan<br />

di Kecamatan Subah (152 ha), dan di Desa Brontok<br />

Kecamatan Subah (45 ha). Sementara sengketa di<br />

Desa Tumbrep, Kecamatan Bandar, masih dalam<br />

proses penyelesaian.<br />

Omah Tani berhasil mendesakkan kebijakan<br />

agar rumah sakit setempat tidak menolak pasien dan<br />

ibu-ibu petani/warga miskin yang akan melahirkan. Ini<br />

terkait dengan tanggung jawab negara untuk<br />

memenuhi hak atas kesehatan warganya. Pada saat<br />

yang sama, Omah Tani juga berhasil mendorong<br />

kebijakan penghapusan pungutan terhadap orang tua<br />

murid oleh pihak sekolah. Karena hak atas<br />

pendidikan merupakan bagian dari hak asasi<br />

manusia yang harus dipenuhi oleh negara.<br />

Lantas, bagaimana kinerja kepala desa,<br />

anggota DPRD maupun bupati yang didukung Omah<br />

Tani, dalam memajukan hak asasi manusia? Peran<br />

kepala desa, sangat strategis karena persetujuannya<br />

dibutuhkan saat perusahaan perkebunan<br />

mengajukan ijin perpanjangan hak guna usaha.<br />

Dengan menempatkan wakilnya sebagai kepala<br />

desa, Omah Tani dapat mengusahakan penolakan,<br />

terlebih terhadap perusahaan perkebunan yang<br />

sedang bersengketa dengan petani-petani kecil, yang<br />

menjadi anggotanya. Namun yang terjadi selanjutnya<br />

tidak seperti yang direncanakan. Ada kepala desa<br />

yang kemudian tidak mewakili harapan Omah Tani,<br />

justru memberikan rekomendasi bagi perkebunan<br />

yang hendak memperpanjang hak guna usahanya.<br />

Peran anggota DPRD yang didukung Omah<br />

Tani, yakni Gotama Bramanti, SH, selain membantu<br />

dalam penyelesaian sengketa lahan, juga berhasil<br />

mengusahakan agar rumah sakit umum daerah tidak<br />

menolak dan wajib memberi ruang bagi pasien atau<br />

ibu-ibu dari keluarga miskin yang hendak melahirkan.<br />

Bramanti juga aktif mendorong Bupati mengeluarkan<br />

kebijakan yang mendukung kepentingan dan<br />

kesejahteraan warga.<br />

Sementara Bupati, selain memfasilitasi<br />

penyelesaian sengketa lahan yang dialami petani,<br />

belum genap 100 hari masa kepemimpinannya telah<br />

mengeluarkan kebijakan pendidikan dasar sembilan<br />

tahun tanpa pungutan bagi warga, berhasil<br />

memberikan jaminan tidak adanya kasus penolakan<br />

pelayanan kesehatan masyarakat yang<br />

menggunakan Jamkesmas, Jamkesda, dan<br />

Jampersal, serta tidak adanya kasus penolakan<br />

pelayanan bagi pasien tidak mampu selagi masih<br />

tersedia ruang di kelas III di rumah sakit umum daerah<br />

2<br />

Kabupaten Batang.<br />

Setiap malam Jumat Kliwon Bupati membuka<br />

ruang bagi warga Batang untuk bertemu dan<br />

menyampaikan komplain atas pelbagai kebijakan dan<br />

persoalan publik. Bupati mendengarkan dan<br />

selanjutnya meneruskannya kepada kepala dinas<br />

atau pejabat publik yang bertanggung jawab, yang<br />

juga hadir dalam pertemuan tersebut. Setiap<br />

pertemuan, warga yang hadir mencapai ribuan.<br />

Menurut Handoko Wibowo, motor Omah Tani, bisa<br />

jadi ini satu-satunya pertemuan terbuka dan langsung<br />

16<br />

ASASI EDIS MARET-APRIL 2012

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!