05.05.2015 Views

Asasi Maret - April 2012.cdr - Elsam

Asasi Maret - April 2012.cdr - Elsam

Asasi Maret - April 2012.cdr - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

ANALISIS DOKUMENTASI HAK ASASI MANUSIA<br />

daerah<br />

padas itu kalau nggak dibetel nggak bisa. Bagian saya<br />

hanya gebuk batu. Yang ada batu kita gepuk,” kenang<br />

Mbah Prapto. Sumber air bak ini diambil dari Tampir.<br />

Sungainya yang mengalir ke Boyolali itu dibendung,<br />

lalu disaring.<br />

Penyelenggaraan pembangunan air bersih<br />

(PDAM) ini tidak melalui pengawasan DPU, melainkan<br />

di bawah arahan “bedil” tentara. Dan sistem kerjanya<br />

hampir sama dengan proyek upahan macam<br />

sekarang. Bedanya bagi proyek ini tenaganya dihitung<br />

tanpa upah. Dan sistem kerjanya jelas, macam jam<br />

kerja, peralatan kerja, dan tenaga kerjanya. Untuk jam<br />

kerja mulai dari jam tujuh pagi sampai jam lima sore.<br />

Peralatan yang biasa dipakai kerja paksa<br />

meliputi, kampak, cangkul, martil besar, betel. Sedang<br />

jenis pembagian kerja meliputi menggali tanah,<br />

memahat batu padas, menebang pohon,<br />

mengumpulkan batu pasangan, mengumpulkan batu<br />

kerikil dan pasir, dan terakhir mencetak bis/gorong.<br />

Untuk masing-masing pekerjaan tenaganya dibagi per<br />

kelompok menurut jenis pekerjaannya seperti di<br />

12<br />

atas.<br />

Dalam mengerjakan galian itu kadang jalur<br />

yang ditentukan melewati pohon yang harus ditebang<br />

untuk dilewati galian bis tadi. Dimana bis yang sudah<br />

tertanam untuk dialiri air bersih dari Sungai Kitel yang<br />

sejumlah tujuh tempat rembesan air, yang oleh Mbah<br />

Prapto menyebutnya tujuh tuk. Tuk dalam kosakota<br />

lokal berarti mata air. Untuk menggali bak guna<br />

menampung rembesan air/mata air ini membutuhkan<br />

waktu yang cukup lama karena tanahnya batu padas<br />

dan keras, terutama bak penampungan terakhir yang<br />

terletak di Boyolali Kota. Pekerjaan ini memerlukan<br />

tenaga tapol khusus dan makan waktu hampir lima<br />

bulan. Dan ukuran bak terakhir ini sekitar 60 meter<br />

dengan kedalaman tiga meter.<br />

Proses pembuatan bis ini melibatkan<br />

sejumlah kelompok kerja yang terdiri dari kelompok<br />

pencari batu kerikil dan pasir, kelompok pengecoran<br />

guna mencetak bis. Bahan material macam pasir dan<br />

kerikil dipikuli oleh tapol dari Sungai Gandul ke tempat<br />

pusat produksi bis yang jaraknya sekitar 100 meter,<br />

dan menyeberang jalan raya. Lokasi persisnya<br />

terletak di lapangan sepak bola Drobong, kelurahan<br />

Pusporenggo. Di sanalah proses pembuatan massal<br />

bis dari tangan para tapol yang bekerja dari jam tujuh<br />

pagi sampai jam enam sore tanpa upah, hanya jatah<br />

sebungkus nasi campur gabah setiap harinya. Dimana<br />

secara keseluruhan kelompok kerja harus mencapai<br />

sejumlah target yang telah ditentukan penguasa<br />

13<br />

proyek.<br />

Sungai Gandul yang melintasi kelurahan<br />

Pusporenggo, Boyolali dalam kondisi kering. Ia<br />

memperlihatkan pasir dan batu kerikil yang melimpah.<br />

Dari sinilah para tapol dahulu mengambil material<br />

sebagai bahan baku membuat bis guna saluran air<br />

bersih di Boyolali. Hingga kini penduduk sekitar masih<br />

memanfaatkan material tersebut guna bahan<br />

bangunan.<br />

Keterangan<br />

1 Razif: “Romusa dan Pembangunan: Sumbangan Tahanan<br />

Politik untuk Rezim Soeharto, dalam buku “Tahun Tak Pernah<br />

Berakhir Memahamai Pengalaman Korban 65”. <strong>Elsam</strong> & ISSI:<br />

2004: hal. 140.<br />

2. Lihat Undang-undang RI No. 19 Tahun 1999, Tentang<br />

Pengesahan ILO Convention No. 105 Concerning The<br />

Abolition of Forced Labour (Konvensi ILO Mengenai<br />

Penghapusan Kerja Paksa).<br />

3. Simpson, “Amerika Serikat, CIA dan Munculnya<br />

Pembangunan Otoriter Rezim Orde Baru” [Terjemahan]<br />

Gramedia, 2010: 243.<br />

4. Dalam hal ini lihat Koleksi Khusus Indok <strong>Elsam</strong>, “Himpunan<br />

Undang-Undang Surat Keputusan Perintah, Instruksiinstruksi<br />

dan Ketentuan-Ketentuan yang Berhubungan<br />

dengan Kopkamtib (Oktober 1965 s/d. Agustus 1972) yang<br />

diterbitkan oleh Sekretariat KOPKAMTIB yang setebal bantal<br />

sejumlah 915 halaman.<br />

5. Setelah meletusnya G-30-S 1965, di Cilacap, Jawa Tengah,<br />

penghuni satu desa diusir paksa oleh tentara untuk dijadikan<br />

perkebunan, dengan alasan adanya BTI. Padahal penghuni<br />

desa itu tidak hanya petani BTI saja ada Pertanu (petani NU),<br />

Pertani (petani PNI) namun mereka turut diusir kemudian<br />

sawah dan ladangnya dijadikan perkebunan dan dikuasai<br />

tentara Kodam Diponegoro. [Wawancara mbah Medi, pada 21<br />

Oktober 2011, Desa Ciawati, Cilacap Jawa Tengah.]<br />

.6. Lihat Juklak No.: PELAK-002/KOPKAM/10/1968 tanggal 16<br />

Oktober 1968 Tentang Kebijaksanaan Penyelesaian<br />

Tahanan/ Tawanan G.30.S/PKI. Koleksi Khusus Indok <strong>Elsam</strong>,<br />

“Himpunan Undang-Undang Surat Keputusan Perintah,<br />

Instruksi-instruksi dan Ketentuan-Ketentuan yang<br />

Berhubungan dengan Kopkamtib (Oktober 1965 s/d. Agustus<br />

1972) Sekretariat KOPKAMTIB hal. 289.<br />

7. Lihat SK No. KEP-009/KOPKAM/2/1969, tanggal 26 Februari<br />

1969, dalil menetapkan Pulau Buru sebagai tempat tinggal<br />

sementara bagi Tapol golongan B., ibid halaman 331.<br />

8. Lihat Surat Keputusan Pangkopkamtib No. KEP-<br />

007/KOPKAM/2/1969 tanggal 18 Februari 1969 tentang<br />

Organisasi dan Tugas Team Penjelesaian Tahanan<br />

G.30.S/PKI Pusat dan Daerah (TEPTAPU dan TEPTADA)<br />

(hal. 319-329).<br />

9. Wawancara dengan mbah Prapto, di Gondanglegi, Klego,<br />

Boyolali, pada 12 Nopember 2010<br />

10. Wawancara dengan Sutrisno, di Karang Kepok, Boyolali<br />

Utara, pada 14 September 2011<br />

11. Wawancara mbah Mbino di Karang Gede, 12 Nopember 2010.<br />

12. Wawancara dengan mbah Prapto, di Gondang legi 10<br />

Nopember 2010; mbah Mbino di Karanggede 12 Nop 2010,<br />

dan mbah Jono, di Klego, 16 September 2011.<br />

13. Wawancara mbah Sarjono dan Mujeri, di Kacangan, Boyolali<br />

17 September 2011<br />

20<br />

ASASI EDIS MARET-APRIL 2012

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!