Project ULAMA: MENDAYUNG DI ANTARA BANYAK KARANG
Project ULAMA: MENDAYUNG DI ANTARA BANYAK KARANG
Project ULAMA: MENDAYUNG DI ANTARA BANYAK KARANG
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
l<br />
Edisi 013, April 2012<br />
Review Buku<br />
ini secara eksplisit disebutkan oleh Qasim<br />
Zaman dalam bukunya yang kita diskusikan<br />
saat ini, The Ulama in Contemporary Islam<br />
(2002).<br />
P r o j e c t<br />
I<br />
D<br />
k a a n<br />
i t a<br />
i g<br />
Saya tambahkan alasan lain terkait<br />
dengan ketiadaan perhatian yang<br />
cukup di kalangan sarjana Islam sendiri<br />
terhadap ulama sebagai kelas sosial.<br />
Di kalangan yang terakhir ini, ada<br />
sekurang-kurangnya dua sikap: yang<br />
pertama adalah anggapan bahwa<br />
ulama adalah suatu kelas sosial yang<br />
perannya sudah dianggap alamiah,<br />
“given”, dalam masyarakat Islam. Secara<br />
normatif mereka diandaikan sebagai<br />
kelas sosial yang sudah seharusnya ada<br />
sebagai “the guardian of faith”, atau<br />
dalam rumusan yang populer: sebagai<br />
pewaris para Nabi (warathat al-anbiya’).<br />
Yang kedua, “modernist prejudice”,<br />
hingga tingkat tertentu, juga diidap<br />
oleh sebagian sarjana Muslim: mereka<br />
3