mediaSurat kabartak bisalagi hanyamemotongongkosuntukbertahanhidup.Uang milik keluarga Desmarais barangkali memangtak ada habisnya. Ketika perusahaan-perusahaansurat kabar dan majalah di seluruh dunia berlombamengencangkan “ikat pinggang"-nya, La Pressemilik keluarga Desmarais malah berinvestasi hingga US$ 40juta atau sekitar Rp 485 miliar.Surat kabar berbahasa Prancis di Montreal, Kanada, itumembelanjakan duit sebanyak itu untuk membuat koran LaPresse+. Harian ini hanya bisa dinikmati lewat tablet: AppleiPad atau yang berbasis Android. Yang membedakan LaPresse+ dengan koran versi cetaknya bukan cuma desainhalamannya yang sama sekali tak menyerupai koran kertas,tapi koran digital ini juga bisa dinikmati gratis.“Aku yakin, benar-benar yakin, dengan model seperti ini,akan terus tumbuh pembaca baru, demikian juga pendapatanperusahaan,” kata Guy Crevier, Pemimpin Redaksi La Presse,beberapa bulan lalu.Keluarga Desmarais punya duit bertumpuk di brankasnya.Keluarga imigran dari Prancis ini merupakan keluarga terkayakeenam di Kanada. Tapi Paul Desmarais, Jr. tentu tak bermaksud“membakar” uang dengan berinvestasi di koran digitalgratis La Presse+. Dengan investasi hampir setengah triliunrupiah, koran digital ini hanya akan hidup bersandar padapendapatan iklan.Setahun lalu, pemilik gergasi media News Corporation,Ruper Murdoch, terpaksa mengambil keputusan pahit. Kurangdari dua tahun setelah koran digital khusus tablet iPad,The Daily, diluncurkan, Murdoch akhirnya “membunuh”-nya.Menurut Murdoch, The Daily kelewat lamban merebut pembaca.“Sehingga bisa meyakinkan kami bahwa model bisnisini bisa bertahan dalam jangka panjang,” kata Murdoch, kalaitu. Hingga tutup buku, The Daily memiliki sekitar 100 ribupelanggan, yang rela membayar US$ 0,99 per minggu atauUS$ 39,99 per tahun.Majalah detik 27 januari - 2 februari 2014
mediawashingtonpostModel bisnis La Presse+ memang tak sama dengan TheDaily. Koran digital dari Montreal itu tak cuma dapat dibacalewat iPad, tapi rencananya juga bisa melalui tablet Android.Crevier dan timnya juga membebaskan pembaca menikmatikorannya tanpa perlu bayar. Crevier percaya model bisniskoran gratis ini bisa bertahan lama dan bisa ditiru media lain.“Surat kabar tak bisa lagi hanya memotong ongkos untukbertahan hidup,” kata Crevier. Dia juga tak percaya, modelkoran digital berbayar seperti yang diterapkan sejumlah suratkabar besar, seperti NewYork Times, Los Angeles Times,Boston Globe, dan FinancialTimes, merupakanpenyelamat bisnis koranyang tengah lesu kurangdarah. “Memasang paywallhanya akan menundakematian saja.”Seperti ini kalkulatorCrevier berhitung. Selamaperiode 2006 hingga 2011,menurut Crevier, industrisurat kabar di AmerikaUtara kehilangan pendapatandari iklan senilaiUS$ 25 miliar atau Rp 303triliun, sementara pendapatan baru dari pelanggan digitalberbayar hingga akhir 2012 hanya secuil, yakni US$ 600 jutaatau Rp 727 miliar.Dengan membuat La Presse+ gratis, Crevier berharap akanterjadi migrasi pembaca besar-besaran dari pelanggan korancetak ke koran digital. Sirkulasi koran cetak La Presse+ saat inihanya berkisar 215 ribu per hari. Untuk mencetak koran, LaMajalah detik 27 januari - 2 februari 2014