11.07.2015 Views

ebook BB Pelatihan Askot Fasilitator Ekonomi - P2KP

ebook BB Pelatihan Askot Fasilitator Ekonomi - P2KP

ebook BB Pelatihan Askot Fasilitator Ekonomi - P2KP

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

PNPM MANDIRI | PERKOTAANpelatihan ketiga dengan total biaya Rp5 juta yang terdiri dari dana BLM dan swadaya,peserta mulai dikenalkan membatik dengan cap dan pewarnaan menggunakanbahan-bahan alami.Bahan alami yang digunakan adalah daun rambutan, daun mangga, daun jati, jolawe (kulitbuah), jambal (kulit kayu) tingi (kulit kayu). Seluruh bahan tersebut direbus untuk dijadikanekstrak pewarna. Perlu diketahui bahwa bahan-bahan untuk membuat pewarna alamitersebut banyak tersedia di lingkungan sekitar Desa Ngestiharjo, sehingga dapatmenekan biaya produksi seminimal mungkin.Sebagai upaya untuk mendukung keberlanjutan program ini maka dibentuklah wadah yangbernama “Kelompok Batik Ngesti Mandiri” diketuai oleh Slamet, dengan anggotaberjumlah 25 orang. Seluruh anggotanya adalah alumni peserta pelatihan. Kelompok inimengadakan pertemuan setiap bulan dengan agenda sharing dan evaluasi hasilbatik yang sudah diproduksi masing-masing anggota.Setiap anggota diwajibkan membawa hasil produksinya dalam pertemuan tersebut.Kemudian dibahas mengenai permasalahan apa saja yang dihadapi dalam proses produksimembatik. Untuk lebih menarik, pertemuan ini juga dilengkapi dengan acara arisan bagianggotanya dan mendatangkan ahli batik secara periodik sebagai narasumber.Tidak perlu menunggu pelatihan berakhir, hasilproduksi para pembatik pemula tersebut sudahmulai diminati pembeli dan laku terjual. Sujiman,misalnya, sudah bisa menjual kemejabatik seharga Rp200.000 per potong.“Mulanya saya hanya memamerkan batik buatansaya pada teman, kemudian teman saya itumemesan beberapa potong dengan syarat harussudah berbentuk kemeja/baju dan sayamenyanggupinya. Karena teman saya puas, makainformasinyapun segera tersebar. Sekarang sayasudah kewalahan menerima pesanan,” tutur Sujiman bangga.Berbeda dengan Pak Sujiman yang memasarkan memanfaatkan jaringan pertemanan, BuPaeran memasarkan dengan menggunakan media massa. Padahal, sebenarnya beliau masihmerasa kesulitan dalam pencantingan, tapi beliau punya pengalaman yang berkesan, yaituproduk batik dan aktivitas membatiknya dijadikan iklan produk kopi yang ditayangkan ditelevisi.Dari 25 anggota kelompok, mungkin yang terbilang paling sukses adalah Bu Bambang. Ibuyang berasal dari Dusun Soragan ini dulunya pengusaha handycraft kecil-kecilan. Iakemudian mendapat kesempatan ikut pelatihan membatik dari BKM Ngestimulyo. Berbekalproduk batik buatannya yang masih terbatas, ia memberanikan diri ikut pameran di Festival234Bahan Bacaan | Manajemen Keuangan dan Kredit Mikro

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!