Info Baru 2TPA Sanitary Landfill Kab. BangliMenujuPengelolaanSampah ModernEndang Setyaningrum *)Terra Prima Sari **)SSampah merupakan permasalahan yangcukup pelik yang dihadapi oleh seluruhnegara di dunia, tidak terlepas di Indonesia.Khusus di Indonesia, terutama di kota-kotabesar dan metro, permasalahan persampahanini menjadi sangat kompleks, dimulai darisumber sampai ke tempat pembuanganakhir.Permasalahan di sumber dimulai dengankurangnya kepedulian masyarakat akan pen -tingnya masalah sanitasi dan kesehatanling kungan, jangankan untuk memilahmilah sampah, perilaku masyarakat yangmasih menganut paham not in my backyardatas persampahan merupakan sumber permasalahan yang harus segera ditemukansolusinya.Permasalahan sampah ini diperburukdengan kurangnya alat transportasi untukmengangkut sampah dari sumber menujutempat pembuangan akhir (TPA). Masalah22 Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 04/Tahun VIII/2010
INFOBARU 2yang lebih besar terletak di TPA sampahtersebut, karena sampai saat ini hampir 90%TPA di Indonesia masih dioperasikan secaraopen dumping, yaitu sampah yang datanghanya dibuang begitu saja ke lahan tanpaadanya pemadatan dan penutupan.Hal ini sangat membahayakan bagimas yarakat dan lingkungan yang berada disekitar lokasi, mulai dari bahaya longsor, bau,dan pencemaran. Salah satu pencemaranyang dihasilkan oleh TPA adalah pencemaranudara, karena 1 ton sampah equivalentdengan 0,6 ton emisi CO2eq (sumber:Nas kah Strategi MPB Untuk PengelolaanSampah di Indonesia, Bappenas), selain ituada ancaman pencemaran yang disebabkanoleh leachate, karena leachate “segar” yangkeluar dari lahan aktif dapat mengandungBOD sebesar 1000-10.000 ppm (sumber:literatur), hal tersebut merupakan gambaranumum betapa ber bahayanya TPA apabilaFoto Kiri : Kolam leachate TPA BangliFoto Kanan : TPA Bangli setelah dioperasikandioperasikan se cara open dumping. Contohpaling fatal dari pengoperasian open dumpingini ada lah longsornya TPA Leuwi Gajah yangmengakibatkan ratusan korban meninggaldunia.Teknologi pengelolaan sampah sebenarnyasudah sangat maju. Terdapat beberapatahapan teknologi pengelolaan sampah.Tek nologi TPA Generasi I adalah sistem opendumping yang sekedar menimbun sampahtanpa pengolahan, teknologi TPA generasiII adalah sanitary landfill sistem kering (drycell) yang biasa digunakan di negara-negarasubtropis seperti Eropa dan AS.Sedangkan generasi III adalah bioreactorlandfill wet cell, perkembangan dari generasiII sehingga sudah cocok untuk iklim basah,namun belum bisa digunakan secara terusmenerus(tidak sustainable), sehingga jikasudah penuh, diperlukan lokasi TPA yangbaru.Teknologi berikutnya TPA generasi IVyang dikembangkan Prof Hettiaratschi dariUniversitas Calgary Canada untuk kawasaniklim kering, kami lanjutkan dengan teknologigenerasi V yakni reusable sanitary landfillwet cell yang dikembangkan di BPPT untukkawasan tropis basah dan rencana diterapkandi lokasi Bojong Menteng Serang Timur danlokasi Data Makmur Blang Bintang NAD.Selanjutnya adalah teknologi TPA generasiVI di Bangklet Bangli ini yang sudahmemperhitungkan masalah sustainability denganproses Landfill-Mining atau menam bangsampah. Selanjutnya, terdapat teknologi TPAgenerasi VII atau RSL Tower, pilot plant rencananyaakan diterapkan juga di TPA Bangli,bekerja sama dengan Kementerian PU Dirjen<strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> sekitar tahun 2010 ini.Selain teknologi, Pemerintah Indonesiatelah menyiapkan kebijakan melalui beberapaperaturan yang telah menyinggungpengelolaan lingkungan secara umum, termasukdi dalamnya pengelolaan persampahan.UU No. 7/2004 tentang SumberDaya Air telah menyinggung mengenaikon servasi terhadap sumber air dimana didalamnya termasuk pengelolaan sampah.Dilanjutkan dengan PP No. 16/2005 tentangSistem Penyediaan Air Minum dimana di se -butkan bahwa untuk kota-kota besar danmetropolitan, sebaiknya menggunakan TPAdengan metode sanitary landfill. Pada PermenPU No. 21/PRT/M/2006 pada strategi no (6)disebutkan untuk meningkatkan pengelolaanTPA Regional. Akhirnya pada Tahun 2008dibentuklah Undang Undang No 18/2008tentang Pengelolaan Sampah, dimana di dalamUU tersebut dinyatakan bahwa pada tahun2013, seluruh TPA di seluruh kabupaten/kotaharus sudah dioperasikan secara sanitarylandfill. Pada TPA Sanitary Landfill sampahyang masuk ke TPA akan dipadatkan dahulusebelum ditutup dengan tanah penutupantara untuk meminimalisir dampak burukterhadap lingkungan.TPA BangliSejalan dengan hal-hal tersebut, makapemerintah menetapkan program nasionalberkaitan dengan TPA yaitu: 1) PenutupanTPA metode open dumping (revitalisasi) danmenggantinya dengan metode sanitaryland fill untuk kota-kota metro dan besarserta metode controlled landfill untuk kotakotasedang dan kecil, 2) Mengembangkanpembangunan TPA Regional.TPA Regional merupakan solusi yangBuletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 04/Tahun VIII/2010 23