12.07.2015 Views

Download - Kalyanamitra

Download - Kalyanamitra

Download - Kalyanamitra

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

FOKUS UTAMAmemiliki perspektif perempuan. Dianggap semua danapembangunan akan diakses setara dengan kemampuanlaki-laki memanfaatkannya, di tingkat lapangan. Justru,akses itu tidak ada di pihak perempuan. Di beberapadaerah, dengan kepentingan politik primordialismeagama, malah menciptakan peraturan daerah (perda) yangmelarang perempuan supaya tidak berbuat macam-macam.Undang-undang sumber daya alam, malah dibuat untukmengabadi kepada tuan kapitalis asing daripada memberitempat bagi kiprah perempuan miskin di dalamnya.Hilangnya generasi bangsa!Perempuan miskin akan berdampak luas dan dalambagi suatu bangsa. Mereka yang kelaparan sepanjang harisulit dibayangkan akan melahirkan generasi masa depandengan kualitas manusia yang kita harapkan. Ibu-ibu yangterkena gizi buruk tidak mungkin mampu membesarkananak-anak mereka secara wajar dan berkualitas. Untukd i r i n y a s e n d i r i m e r e k a t e r a s a s u l i t , a p a l a g i u n t u kmembesarkan anak-anaknya.Apa yang bisa k ita bayangk an, apabila ada 37,17juta perempuan miskin yang terdera gizi buruk, busunglapar, tidak sekolah? Secara sederhana dan garis lurusdapat kita simpulkan, maka akan ada 37,17 juta anakmiskin baru dilahirkan di Indonesia. Lingkaran setan iniakan terus berlanjut dan membelit, sehingga suatu saatkita akan melihat suatu kepunahan bangsa. Tidak akanterjadi regenerasi yang berkualitas, dengan kondisi yangdemikian. Angka tersebut bisa jadi lebih spektakular lagi,bila ternyata orang miskin di Indonesia mencapai 100juta lebih. Dapat ditarik kesimpulan sederhana, makaakan ada 100 juta anak-anak miskin, yang kelak berlanjutmewariskan kemiskinan mereka ke anak-cucunya.Oleh karena itu, peperangan melawan kemiskinanjangan hanya menjadi slogan-slogan politik kosongapalagi janji-janji menipu kaum politisi sebatas semasakampanye. Peperangan itu harus lebih dulu merombaktatanan kekuasaan yang selama ini direk ayasa untukm e m b u a t p e rempuan m e n j a d i m i s k i n . N e g a r a a t a upemerintah Indonesia harus diatur untuk kepentinganr a k y a t b a nyak a t a u m e m p e r j u a n g k a n k e p e n t i n g a nperempuan baik secara praktis maupun strategis. Secarapraktis, pemerintah mesti memenuhi hak-hak dasarperempuan (pangan, sandang, papan, pendidikan) sesuaikebutuhan yang wajar. Untuk ini, ukuran miskin kriteriaBank Dunia (1 dollar Amerik a per orang atau rumahtangga per hari) bukanlah ukuran yang wajar, karenatidak memperhitungkan konteks kemakmuran sumberdaya alam suatu negara. Untuk Indonesia, ukuran wajarpengeluaran sehari-hari mencapai 11 dollar Amerikaper hari per orang atau per rumah tangga (ini punmasih sangat minim). Secara strategis, pemerintah danmasyarakat bertanggung jawab mengubah tatanan yangtidak setara antara perempuan dan laki-laki di Indonesiahingga kini. Perubahan ini menuntut perombakan totalcara berpikir dan bertindak kita dalam memposisikanperempuan miskin. Oleh karena, mereka adalah korban,dan sebagian besar kita justru pelakunya.Dalam kaitan itu, keberanian pemerintah Indonesiauntuk melawan kebijak an global harus dibuktik an.Mampukah kita mengkritisi dan menolak kebijakanG - 8 y a n g m e n g a t u r d u n i a k e t i g a s e c a r a s e m e n a -mena? Mampukah kita menolak kebijakan WTO yangmemisk ink an k aum tani k ita (ar tinya memisk ink anperempuan tani)? Mampuk ah k ita menasionalisasikembali aset-aset negara yang sudah digadaikan rejimSoeharto? Mampukah kita membatasi ruang gerak modalatau investasi asing di Indonesia? Seharusnya, inilah yangmenjadi tugas negara mewujudkannya! Ini sesuai denganmandat yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945,yang mesti dilaksakan pemerintah atau negara secarakonsisten dan konsekuen.Tentu itikad baik pemerintah masih perlu dibuktikandalam melahirkan kebijakan dan praktik politik yangberpihak pada rakyat ( juga perempuan miskin). Dengankondisi yang ada saat ini, sulit bagi kita untuk percayaapakah sisa-sisa Orba yang berkuasa sekarang memilikiitikad baik itu? Dengan demikian, pengikisan rejim Orbayang masih bercokol dalam kesadaran, sistem ekonomipolitik, sosial, budaya, harus kita gencarkan supayaperempuan terbebas dari proses pemiskinan yang ada.Oleh karena, pemiskinan perempuan adalah pemiskinanbangsa! (HG)Bahan bacaan:1. Yayasan Jurnal Perempuan, Jurnal PerempuanNo.42, Jakarta, 2005.2. L i n u s S u r y a d i AG , Pe n g a k u a n Pa r i y e m , S i n a rHarapan, Jakarta, 1984.8Perempuan Bergerak | Edisi II|Mei - Agustus 2008

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!