12.07.2015 Views

ASASI Edisi Juli - Agustus Tahun 2008.pdf - Elsam

ASASI Edisi Juli - Agustus Tahun 2008.pdf - Elsam

ASASI Edisi Juli - Agustus Tahun 2008.pdf - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

ANALISIS DOKUMENTASI HAK <strong>ASASI</strong> MANUSIAlaporan utamaMelihat Peran Polridalam KasusUNAS dan MONASOleh Gufron Mabruri(Staf Peneliti di IMPARSIAL)e r j a l a n a n s a t udasawarsa reformasinampaknya belumcukup mendorongp e r u b a h a n d a n Pperbaikan kinerja Polri ke arahyang lebih baik. Prinsip-prinsipyang seharusnya dijadikans e b a g a i l a n d a s a n k e r j ak e p o l i s i a n , s e p e r t i a s a sprofesionalitas, HakAsasi Manusia (HAM),dan pendekatan kerjayang lebih humanis,dalam kenyataannyamasih terus diabaikanoleh aparatnya. Kondisiini tercerminkan darirealitas kinerja polisi saatini yang masih beradadalam derajat rendah danburuk. Selain itu, polisijuga masih menunjukkanbahwa mereka terusmewarisi watak polisi dimasa Orde Baru yangwatak represif-militeristik.L e b i h l a n j u t , a d a n y apemisahan Polri dari TNI yangdituangkan dalam TAP MPR No.VI <strong>Tahun</strong> 1999 dan TAP MPR No.VII <strong>Tahun</strong> 1999, yang padadasarnya merupakan titik awaldilakukannya reformasi kepolisiandalam upaya merubah watak Polridari “polisi yang militeristik”menjadi “polisi sipil,” belummenunjukkan hasil signifikan.Dengan masih menyimpan watakyang represif, polisi masih rentanuntuk melakukan kekerasan.Begitu juga dengan keluarnya UUNo. 2 <strong>Tahun</strong> 2002 tentang Polrisebagai bagian dari tahapanreformasi Polri, juga tidak sertam e r t a m e m p e r b a i k i d a nmendorong aparat polisi dapatbekerja dengan baik sesuai fungsidan tugas yang dinyatakan didalam UU tersebut.Salah satu aksi FPI dalam Kasus Monas dok: kiwaras.blogspot.comA l h a s i l , b u k a n n y apencapaian positif dan prestasibaik yang kini didapat, tetepi polisijustru mengulangi kesalahankesalahanserupa yang telahbanyak dilakukan sebelumnya.Dengan realitas seperti ini, tidakmengherankan jika kemudianterjadi kasus kekerasan dikampus Unas (UniversitasNasional) dan melakukanpembiaran atas kekerasan FPI diMonas (Monumen Nasional).Sebab, realitas kultur dan kinerjayang buruk sangat berkorelasidengan proses reformasi internalkepolisian yang tidak tuntas dantidak menyeluruh. Pola kerja yangmasih terus mengedepankancara-cara represif-militeristik danmengabaikan hak asasi manusiaselalu akan menghasilkank e k e r a s a n b a r u .Ketidakprofesionalanakan berakibat padaburuknya kinerja danperforma aparat.Polisi dalam KasusUnas dan MonasS e h a r u s n y a p o l i s ib e r p e g a n g p a d aketentuan hukum danprinsip-prinsip kerja yangmengaturnya. Namun,hal itu nampaknya tidakt e r j a d i d a l a mpenanganan kasus Unasdan Monas. Ada dua polapenanganan yang berbedaterhadap kedua kasus tersebut dimana kedua-duanya berakibatburuk. Dalam kasus Unas yangterjadi pada 24 Mei 2008, dapatd i l i h a t b a g a i m a n a p o l i s im e n g g u n a k a n p e n d e k a t a nrepresif dalam menghadapi danmenangani aksi demonstrasimahasiswa yang menolakkebijakan pemerintah yangm e n a i k a n h a r g a B B M .Penggunaan pola pendekatan iniEDISI JULI-AGUSTUS TAHUN 200805

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!