INFOBARU 3Info Baru 3Petugas SAI sedang menginput data DIPA ke dalam aplikasi SAKPA (Sistem Akuntasi Kuasa Pengguna Anggaran)Penerapan SAIDi <strong>Ditjen</strong> <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong>Anfarisal*)Direktorat Jenderal <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong>, KementerianPekerjaan Umum telah menjalankanSis tem Akuntansi Instansi (SAI) Undang-UndangNo. 17 tentang Keuangan Negara, PPNo. 24 Tahun 2005 tentang Standar AkuntansiPemerintah, dan Peraturan Men teriKeuangan No. 171/ PMK.06/2007 tentangsis tem akuntansi dan pelaporan ke uanganpemerintah pusat. SAI terdiri dari dua sub sistem,yaitu SAK (Sistem Akuntansi Keuangan)dan SIMAK-BMN (Sistem Informasi ManajemenAkuntansi Barang Milik Negara).<strong>Ditjen</strong> <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> telah melakukan konsolidasidata laporan keuangan dari seluruhSatuan Kerja (Satker) yang tersebar di seluruhIndonesia. Untuk tahun anggaran 2009 ruanglingkup Satker <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> sebagai berikut:tingkat pusat (15 Satker), tingkat provinsi(162 Satker), tingkat kabupaten (355 Satker),penerima dana stimulus (68 Satker), PenerimaDana Insentif/ BA 999 (27 Satker).Laporan keuangan dari seluruh Satkerter sebut telah dikonsolidasikan menjadi laporan keuangan Unit Akuntansi PembantuPengguna Anggaran Eselon I, dan telah dilakukanrekonsiliasi dengan Kementerian Keuanganc.q. <strong>Ditjen</strong> Perbendaharaan denganhasil tidak ada selisih realisasi belanja antara<strong>Ditjen</strong> <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> dengan Kementerian Keuangan.Hasil Audit BPKSampai dengan tahun anggaran 2008, menurutpemeriksaan oleh Tim BPK, laporanKementerian Pekerjaan umum mendapatpredikat “Disclaimer”. Hal tersebut dikarenakanantara lain data nilai aset Kementerian PekerjaanUmum belum menunjukkan nilai yangtepat. Untuk mendapatkan predikat WajarTanpa Pengecualian (WTP), Kementerian Pe -kerjaan Umum untuk tahun 2009 telah mengadakaninventarisasi ulang terhadap asetyang dimilikinya.Dari hasil pemeriksaan tim BPK untuktemuan laporan keuangan tahun anggaran2009 sebagian besar hanya mengacu kepadaSistem Pengendalian Intern, antara lain mengenaikelengkapan dokumen-dokumen aset/barangyang dibeli, dipinjamkan, maupunyang diserahterimakan kepada pemerintahdaerah, dan juga masih terdapat saldo direkening bendahara dan Badan KeswadayaanMasyarakat (BKM) per 31 desember untuk satuankerja yang menyalurkan dana bantuansosial di provinsi dan kabupaten.Selain itu, masih terjadi kesalahan dalampengklasifikasian belanja pada penganggaranbelanja <strong>Ditjen</strong> <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> antara belanjabarang (52) dengan belanja modal (53). Halini terkait dengan nilai aset yang dimilikioleh <strong>Ditjen</strong> <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong>. Karena kesalahanini, terjadi pembelian barang yang berasaldari belanja barang (52), namun barang yangdibeli tersebut ternyata memiliki kategorisebagai belanja modal (53). Sehingga yangseharusnya dicatat dalam laporan keuangansebagai aset, namun karena berasal darianggaran belanja barang (52), nilai barangtersebut tidak dicatat sebagai aset.Kedepannya, <strong>Ditjen</strong> <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> akanmem beritahukan kepada seluruh Satker agardalam perencanaan pengganggaran belanjaharap memperhatikan kategori barang yangakan dibeli agar diseuaikan dengan BaganAkun Standar (BAS), apakah itu termasukbelanja barang (52) atau termasuk belanjamodal (53). Bagi Satker penerima dana bantuansosial agar memperhatikan kesiapanBKM dalam hal menyalurkan dana kepadamasyarakat. Dengan langkah ini, pencatatannilai aset dan kas dalam laporan keuangandiharapkan dapat menunjukkan nilai asetyang sebenarnya.*) Staf Bagian Keuangan Setditjen <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong>20 Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 07/Tahun VIII/ Juli 2010
INOVASI 1Inovasi 1Dirjen <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong>, Budi Yuwono menyerahkan piagam penghargaan Satya Wacana kepada para pegawai Kementerian Pekerjaan UmumBudaya Kerja Insan <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong>:‘Lahir Dari Pemimpin BerbudayaUnggul’Hendropranoto Suselo*)Budaya kerja sebagai elemen kunci pengelolaansumber daya manusia menjaditema abadi di setiap instansi. Tulisan inimengenai ‘budaya kerja’ yang kita rasakandan alami sebagai salah seorang insan <strong>Cipta</strong><strong>Karya</strong>. Sikap-sikap berikut ini minimalharus dimiliki dan ditunjukkan dalam lingkungankerja. Pertama, berani terjun sejakmu da menghadapi tantangan apapun dansia papun. Kedua, mengembangkan kre a tivitasdalam berkarya dan menciptakan keunggulan.Membangun budaya mandiri yangbangga akan kemampuan dan jati diri nya.membangun budaya unggul meng hadapitantangan masa depan.Apa yang saya sampaikan dalam tulisanini sebagian mengambil dari uraian yang pernahsaya kemukakan pada acara Hari Bhak tiPU pada Desember 2007, sebagian dari sumbangpikir yang pernah saya berikan da lamrangka pemikiran tentang ‘budaya kerja’ dilingkungan Kementerian Pekerjaan Umum,dan berdasarkan apa yang saya alami danamati selama masih bekerja di lingkunganKementerian Pekerjaan Umum sekarang.Kementerian PU Tempat BelajarSatu hal yang saya rasakan selama bekerja diKementerian Pekerjaan Umum adalah tidakpernah berhenti belajar. Bekerja itu harusbelajar terus menerus, karena tidak semuahal dalam pekerjaan pernah kita pelajari disekolah. Bagaimana kita belajar, dari siapa,dan apa yang kita pelajari? Kita belajar melaluipekerjaan yang pernah kita laksanakan, melaluiatasan dan juga melalui staf yang membantukita, melalui interaksi dengan siapapun di dalam dan di luar pekerjaan kita.Secara khusus saya mau menggarisbawahibetapa pentingnya atasan kita dalam prosesbelajar terus menerus yang kita alami. Sa yasungguh berterima kasih dan merasa beruntungdalam mengabdi selama 35 tahundi Kementerian Pekerjaan Umum saya selalumendapatkan atasan yang tergolong hebat-Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 07/Tahun VIII/Juli 2010 21