13.07.2015 Views

Download - Ditjen Cipta Karya

Download - Ditjen Cipta Karya

Download - Ditjen Cipta Karya

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

INOVASI 1kemandiriannya untuk dapat melaksanakantugas-tugas yang strategis dan penting. Sayamenekankan perlunya kesempatan semacam ini karena saya melihat di banyakkesempatan, dalam pertemuan-pertemuandimana pejabat pimpinan dan yang lebih senior hadir, maka staf pendukungnya yangma sih muda seringkali hanya duduk di belakangdan tidak berani ikut berbicara dalampertemuan karena merasa tidak pantas m e-ngemuka dalam pertemuan yang dihadirioleh pimpinan dan seniornya.Meskipun berpendapat demikian, sayapun mengamati seringkali kepercayaan kepada staf yang masih muda pengalamandiberikan tanpa bimbingan yang memadaioleh pimpinan dan staf yang lebih senior.Misalnya akhir-akhir ini saya memperhatikanadanya pimpinan suatu instansi di KementerianPekerjaan Umum yang dalam rangkamelakukan kaderisasi berani memberikanke percayaan kepada stafnya yang masih sangatmuda pengalaman untuk berperan dalammelaksanakan tugas yang sangat st ra -tegis. Keberanian itu perlu dihargai, namunperlu disertai bimbingan dan kepada stafyang bersangkutan perlu diberikan akseslang sung kepada pimpinan untuk men dapatkankesempatan berdiskusi dan bimbingan yang diperlukan. Hal ini perlu untukmenjaga supaya instansi tersebut tetap dapatmelaksanakan tugasnya dengan membuatpilihan keputusan yang bermutu, denganproses staf yang lengkap dan memadai (completestaff work), serta tidak dimanfaatkan olehinstansi luar yang mau melakukan in tervensidan imposisi.Mengembangkan Kreatifitas dalam Berkaryadan Menciptakan KeunggulanSaya beruntung dalam masa berkarya diKementerian Pekerjaan Umum sempat ‘ikut’mengembangkan suatu gagasan asli Indonesiauntuk pembangunan perkotaan,yaitu gagasan yang dikenal dengannama P3KT (Program PembangunanPrasarana Kota Ter padu). Sengaja sayamengatakan ‘ikut’ me ngembangkankarena rasanya tidak be nar untukmengatakan bah wa gagasan P3 KTmerupakan ga gasan saya, mes kipunke mu dian saya se ring di a sosiasikansebagai pen cetus dan pengembanggaga s-an itu. Ga ga san itu berasal dariata san-atasan saya yang pada awalnyamenggagas melaksanakan pro yekproyek pembangunan perkotaan secaraterpadu. Memang saya terlibat sangatintensif dalam pengembangan gagasan itu,dan tanpa bermaksud menyombongkan diriharuslah diakui bahwa gagasan P3KT merupakansuatu gagasan yang besar. Melaluigagasan itu dilakukan pergeseran tata kelolaperencanaan dan penyusunan program secaranasional dari yang semula ‘terkotak-kotak’dan ‘terpusat’ menuju pada sistem yang ‘terpadu’dan ‘terdesentralisasi’ ke semua dae rah.Mekanisme demikian sangat cocok untukpembangunan prasarana perkotaan yangmemang hakekatnya merupakan tugas otonomipemerintah daerah.Segi lain dari gagasan itu adalah kenyataanbahwa dalam masa lebih dari 25 tahun telahdilaksanakan proyek-proyek pembangunanperkotaan melalui pendekatan paket-paketprasarana kota secara terpadu bagi hampirsemua daerah perkotaan di seluruh tanahair di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesidan Kawasan Indonesia Timur. Kegiatan tersebutmendapat dukungan pendanaan dariBank Dunia, Bank Pembangunan Asia,USAID, Pemerintah Jepang dan Belanda, danlembaga internasional pemberi pinjamanlainnya.Mungkin belum ada masa sebelumdan sesudah itu dimana instansi Pusatyang pa ling terkait seperti KementerianPekerjaan Umum, Kementerian Keuangan,Kementerian Dalam Negeri, Bappenas besertabanyak lem baga pemberi pinjamaninternasional be kerjasama dalam suatu kebersamaanun tuk melaksanakan programpembangunan prasarana perkotaan yangme liputi semua daerah di Indonesia. Begitubanyak perusahaan konsultan dalam danluar negeri, serta tenaga ahli perorangankonsultan, dan melalui pe latihan yang intensif,juga tenaga ahli dari hampir semuadaerah yang memahami dan bersama-sa materlibat dalam pengembangan proyek-proyekpembangunan perkotaan yang mengguna -kan pendekatan P3KT. Sa ya sun g guh bergembirajika hingaga hari ini banyak teman dipusat dan daerah per kotaan ma sih mengenaldan mengingatga gasan pem ba ngunan perkotaanmelalui pen de katan P3KT.Cerita saya tentang gagasan P3KT merupakanpenghargaan saya atas se mua atasanatasan saya yang sejak awal dan berturut-turutmenjadi penggagas dan pengembang, sertamemberikan dukungan dan kepercayaanse pe nuhnya saat mengembangkan proyekproyek pembangunan perkotaan yang dijiwaidan dilandasi pendekatan gagasan itu.Saya juga ingin menggambarkan kebebasandan dukungan serta lingkungan budayayang sangat kondusif yang saya rasakan diKementerian Pekerjaan Umum, yang mendorongdan menumbuhkan kreativitas dirisaya. Disinilah peran para pemimpin untukdapat menciptakan suatu lingkungan birokrasiyang dapat menyemaikan dan memberikankesempatan bagi berkembangnya potensikreativitas dan inovasi suatu lembaga pemerintah yang besar peranannya seperti KementerianPekerjaan Umum. Kementerianini dapat menjadi suatu ‘tamansari’ tempattumbuh suburnya bunga-bunga kreativitasdan gagasan yang memproduksi keharumanyang dapat dinikmati dalam rumah Ke menterianmaupun keseluruh taman yang luasbangsa dan negara Indonesia.Membangun Budaya Mandiri yang Banggaakan Kemampuan dan Jati DirinyaSatu hal yang sangat membanggakan bagisaya, atasan saya dahulu tidak pernah maudan selalu menolak untuk dikendalikan olehlembaga internasional seperti Bank Dunia,bank bank internasional dan lembaga bilaterallainnya. Dalam hal gagasan, bahkan dapatdikatakan bahwa lembaga internasional danbanyak negara lain belajar dari Indonesia.Negara kita pernah diberikan julukan olehsalah satu ‘guru’ di suatu badan internasionalsebagai ‘Mekkah’ bagi pemecahan persoalanpermukiman kumuh melalui program perbaikankampung yang kita laksanakan diIndonesia. Saya masih ingat bagaimana kitamenolak gagasan ‘rumah inti’ (hanya toilet)yang mau dipaksakan Bank Dunia kepadaIndonesia yang kita tolak dengan gagasantandingan yang waktu itu disebut ‘rumah intihuni’ (habitable core house).Dengan pembangkangan Indonesia terhadapBank Dunia, lembaga itu kemudianmemberikan penalti kepada Indonesia dengantidak mau membiayai lagi proyek proyekperumahan di Indonesia. Gagasan ‘per baikankampung’ (KIP), P3KT, air bersih IKK, konsepTribina dll, adalah contoh-contoh gagasanyang orisinil Indonesia. Pengalaman sayame ng embangkan proyek-proyek denganBa nk Dunia mengajarkan bahwa kalau kitamampu berargumentasi secara cerdas danlogis akhirnya lembaga itu akan mengikutipola pikir kita. Lembaga itu juga belajarbahwa gagasan yang kita kembangkan jugamenguntungkan dari sisi kepentinganbusiness bank untuk menjual uang. Contohadalah proyek Urban Sector Loan Bank DuniaBuletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 07/Tahun VIII/Juli 2010 23

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!